Webinar: Peran Distribusi Logistik Pangan Terhadap Ketahanan Pangan Berkelanjutan di Indonesia

Sistem ketahanan pangan berkelanjutan tidak hanya mencakup kecukupan pasokan pangan namun juga menyangkut aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Distribusi logistik pangan memegang peranan yang sangat penting dalam mencapai ketahanan pangan berkelanjutan di Indonesia.

Terkait aspek penawaran, tantangan ketahanan pangan meliputi persaingan dalam penggunaan sumber daya alam, dampak perubahan iklim global, dan dominasi usaha tani skala kecil, sedangkan dari sisi permintaan, tantangan melibatkan pertumbuhan populasi yang tinggi, perubahan selera konsumen, dan persaingan permintaan komoditas pangan untuk konsumsi manusia, pakan, dan bahan baku energi.

Permasalahan terkait distribusi logisik dan ketahanan pangan, melibatkan faktor ekonomi, sosial, lingkungan, dan kebijakan. Di bawah ini adalah beberapa permasalahan utama yang perlu diatasi yaitu efisiensi distribusi, aksesibilitas dan ketersediaan pangan; diversifikasi dan desentralisasi; manajemen stok dan cadangan; pengembangan infrastruktur; penggunaan teknologi; pemberdayaan petani dan pelaku usaha kecil; serta keamanan pangan.

Memperhatikan pentingnya isu-isu tersebut, Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM menginisiasi webinar dengan judul “Peran Distribusi Logistik Pangan Terhadap Ketahanan Pangan Berkelanjutan di Indonesia”. Webinar dibuka oleh Kepala Pustral UGM Ir. Ikaputra, M.Eng., P.hD yang berharap bahwa webinar dapat menjadi media diskusi para stakeholders mengenai bagaimana mengatasi permasalahan tersebut.  Penting untuk dicatat bahwa semua elemen ini saling terkait dan perlu dikelola secara holistik untuk mencapai ketahanan pangan berkelanjutan di Indonesia. Peningkatan kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil dapat memperkuat sistem distribusi logistik pangan demi mencapai tujuan tersebut.

Narasumber webinar kali ini adalah Ir. Pujo Saroyo, M.Eng.Sc, selaku Tim Ahli Pustral UGM dan Dosen Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian UGM  dan Joko Prasetyo Afrizal, S.E., selaku Manager Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Kanwil Yogyakarta. Pujo Saroyo, pada sesi pertama menyampaikan materi dengan tema peran distribusi logistik pangan terhadap ketahanan pangan berkelanjutan di Indonesia. Pada awal paparan, Pujo menyampaikan berbagai permasalahan pangan di Indonesia yang terkait dengan ketidakseimbangan antara Demand dan Supply. Produksi/pengadan pangan nasional dipengaruhi oleh banyak hal, yang pertama adalah terkait lahan produksi. Data dari BPS tahun 2019 menyebutkan bahwa luas lahan baku sawah nasional yang semula sebesar 8,07 juta ha pada 2009, menyusut menjadi sebesar 7,46 juta ha pada 2019 atau berkurang 7,6% dalam 10 tahun. Faktor kedua terkait dengan musim tanam dan sarana irigasi. Data dari Kementerian Pertanian menyebutkan bahwa 100.000 ha sawah mengalami kekeringan dan 10% diantaranya mengalami gagal panen. Hal ini menunjukkan bahwa musim tanam dan sarana irigasi merupakan aspek yang penting untuk produksi pangan.

Selanjutnya yang ketiga, produksi dipengaruhi oleh sumber daya seperti pupuk, peralatan produksi, serta sumber daya manusia. Terkait sumber daya menusia, data BPS menyebutkan bahwa 38,7 juta penduduk yang bekerja di sektor pertanian, namun di sisi lain saat ini Bidang pertanian tak lagi menarik minat anak muda, hanya 6 dari 100 generasi Z berusia 15-26 tahun yang ingin bekerja di bidang pertanian. Yang keempat produksi pangan juga dipengaruhi oleh kompetisi dengan produksi kebutuhan non-pangan. Sebagai contoh, Pujo Saroyo menyebutkan bahwa singkong sebagai bahan baku untuk produksi biokerosin dan bioethanol, bahan baku kertas, tepung pati, dan sebagainya. Sehingga singkong bisa saja akan meningkat produksinya dikarenakan diversifikasi kemanfaatanya tidak hanya untuk pangan saja, begitu juga bisa jadi untuk komoditi pangan lainnya.

Untuk mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan di Indonesia, distribusi logistik pangan dari sentra produksi dan antar lokasi penyimpanan/cadangan pangan ke konsumen harus dikoordinasikan dengan baik melalui sistem informasi yang terpadu di skala nasional dan daerah.

Joko pada sesi berikutnya menyampaikan bahwa sebanyak 26,16 juta jiwa atau 9,54% populasi Indonesia berada di bawah garis kemiskinan (BPS, 2022) yang memerlukan harga pangan yang terjangkau. Untuk itu, peranan Bulog salah satunya adalah untuk ikut serta mengurangi angka kemiskinan diantaranya terkait pangan. Peran ini dilakukan melalui pendekatan 3 pilar yaitu availability, accessibility, dan stability. Availability terkait dengan pangan cukup dan tersedia di manapun dan kapanpun serta memberi semangat produsen untuk tetap berproduksi. Accesbility menyangkut penyediaan pangan yang terjangkau secara fisik maupun ekonomi (harga), dan stability adalah bagaimana memberi rasa yakin pada masyarakat akan pasokan dan harga pangan yang terjangkau di masa mendatang.

Di akhir paparan, Joko menyampaikan bahwa Bulog bersama pemerintah menjalankan berbagai strategi dalam menjaga ketahanan pangan nasional dengan berdasar pada prinsip-prisip dalam ketiga pilar yaitu ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilisasi. Strategi yang telah dijalankan oleh Pemerintah dan Bulog pada level hulu adalah melakukan kegiatan on farm, pendampingan petani, pengadaan dalam negeri, impor pangan, kerjasama dengan mitra pengadaan. Pada level middle strategi yang dijalankan seperti optimalisasi infrastruktur pengolahan dan gudang. Melakukan kegiatan pergudangan, pengolahan pangan, produk pangan turunan, kontrol kualitas, distribusi makanan, dan kerjasama logistik. Sedangkan di level hilir seperti melakukan distribusi ke wilayah secara proporsional. Selain itu Bulog juga menjual sembako bersubsidi dan menjual sembako secara komersial ke jaringan ritel, pasar umum, dan ecommerce.

Webinar ini diikuti dengan antusias oleh peserta yang berasal dari pemerintah pusat dan daerah, BUMN, praktisi, akademisi, dan masyarakat umum. Para peserta terlibat aktif dalam diskusi yang dipandu moderator Ir. Joewono Soemardjito, S.T., M.Si dari Pustral UGM. Acara diselenggarakan secara daring melalui aplikasi zoom dan kanal Youtube streaming Pustral UGM pada hari Rabu, 21 Februari 2024 pukul 13.30 – 16.00 WIB diikuti oleh sekitar 523 peserta melalui Zoom dan sekitar 1000 orang melalui pada kanal Youtube. (HLT/DAK)

Leave A Comment

Your email address will not be published.

*