Arsip:

pustralnews

Biaya Logistik Nasional Masih Tinggi, Pemerintah Diminta Perbaiki Infrastruktur Pelabuhan dan Maksimalkan Muatan Kapal

Joewono Soemardjito, peneliti dari Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM, menyatakan bahwa tingginya biaya logistik di Indonesia merupakan konsekuensi dari kondisi geografis negara yang terdiri dari lebih dari 17.500 pulau, sehingga distribusi barang dan komoditas harus mengandalkan transportasi antarpulau. Untuk menekan biaya logistik dari aspek transportasi, beberapa langkah dapat dilakukan, seperti mengkonsolidasikan muatan di daerah produksi guna meningkatkan volume pengiriman sehingga tarif angkutan barang bisa ditekan. Selain itu, peningkatan infrastruktur pelabuhan dengan menambah fasilitas tertentu juga dapat mempercepat proses bongkar muat barang, baik dari maupun ke kapal.

Foto: pelindo.co.id

Berita selengkapnya: www.ugm.ac.id 

Pustral UGM Sambut Baik Diskon Tiket Pesawat dan Tarif Tol saat Mudik Lebaran

Lonjakan kenaikan arus mudik merupakan masalah yang tak bisa dihindari setiap memasuki musim libur panjang dan hari raya. Terlebih saat menjelang lebaran, kepadatan yang merayap di jalanan menjadi pemandangan yang lazim bagi para pemudik. Pemerintah kembali melanjutkan Paket Ekonomi Stimulus untuk Ramadhan-Lebaran 2025, yang sebelumnya sudah berjalan pada Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 lalu.

Dr. Ir. Dewanti, M.S. dari Pustral UGM mendukung kebijakan stimulus ekonomi pemerintah karena dapat meringankan beban masyarakat. Ia menilai kebijakan ini mampu meningkatkan mobilitas dengan membuat transportasi lebih terjangkau, yang berdampak positif pada ekonomi dan sektor terkait. Ia juga menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah, operator transportasi, dan masyarakat agar manfaatnya optimal.

Foto: ayosemarang.com

Berita selengkapnya: www.ugm.ac.id 

Seminar dan Bedah Buku “Membangun Pelabuhan untuk Menuju Indonesia Emas 2045”

Salah satu tema dan sasaran pembangunan wilayah dan sarana prasarana pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2024-2029 adalah penguatan sarana prasarana dan konektivitas antar wilayah. Transportasi laut dan pelabuhan memiliki peranan yang sangat krusial dalam perekonomian global dan nasional. Dengan lebih dari 80% perdagangan dunia dilakukan melalui jalur laut, sektor ini menjadi tulang punggung bagi banyak negara, terutama bagi negara maritim seperti Indonesia.

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki potensi untuk menjadi Poros Maritim Dunia. Hal ini menjadikan industri maritim sebagai backbone logistik domestik sehingga integrated connectivity ecosystem menjadi hal yang sangat penting baik dari sisi konektivitas laut, darat, maupun udara. Ekosistem maritim bukan hanya sekadar kumpulan perusahaan yang beroperasi di laut dan pelabuhan, tetapi juga merupakan jaringan yang dinamis dari berbagai pelaku usaha—mulai dari operator pelabuhan, perusahaan logistik, hingga industri perkapalan. Setiap elemen di dalam ekosistem ini saling terkait dan berperan penting dalam menciptakan sinergi yang mendorong pertumbuhan ekonomi maritim yang berkelanjutan.

Knowledge sharing menjadi salah satu key enabler penting dalam meningkatkan efisiensi, mendorong inovasi, serta kolaborasi lintas pelaku usaha. Melalui pertukaran pengalaman, inovasi teknologi, dan best practice, setiap pelaku usaha dapat meningkatkan daya saingnya, sekaligus memperkokoh fondasi ekosistem maritim secara keseluruhan. Penyusunan buku merupakan salah satu bentuk knowledge sharing untuk meningkatkan ekosistem kemaritiman. Dalam konteks tersebut, penyusunan Buku Seri Kapita Selekta Pengembangan Pelabuhan di Indonesia yag diinisasi PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo dengan Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM mencerminkan keseriusan BUMN untuk mengembangan sumber daya kepelabuhanan bukan hanya bagi pelaku, namun juga regulator, akademisi maupun masyarakat secara luas.

Untuk memperluas gaung knowledge sharing tersebut, Pelindo bekerjasama dengan Pustral UGM mengadakan seminar dengan tema besar “Membangun Pelabuhan Menuju Indonesia Emas 2045”. Topik seminar mencakup 3 aspek besar, sebagaimana isi dari buku seri Kapita Selekta Pengembangan Pelabuhan di Indonesia, yaitu Perspektif kebijakan pengembangan Pelabuhan di Indonesia (Indonesia port development policy perspectives), Pengelolaan pelabuhan berkelanjutan (Sustainable port management), dan Aspek teknis dalam pengembangan pelabuhan (Technical aspects of port development).

Seminar dilaksanakan Senin 24 Februari 2025 bertempat di Gedung Magister Manajemen (MM) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dibuka oleh Prof. Supriyadi, M.Sc., Ph.D., CMA., CA., Ak selaku Wakil Rektor UGM Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan. Seminar menghadirkan Bapak Arif Suhartono Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) sebagai keynote spaker dengan tema Transformasi Pelindo Pasca Penggabungan. Penggabungan 4 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Layanan Pelabuhan pada 1 Oktober 2021, menghasilkan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) sebagai satu-satunya BUMN di Indonesia untuk bisnis layanan pelabuhan. Wilayah layanan Pelindo mencakup seluruh negeri, dari wilayah timur hingga barat Indonesia.

“Pelabuhan memiliki peran kritikal dalam konektivitas maritim karena 90% nilai ekspor impor indonesia melalui transportasi laut. Terkait dengan upaya penurunan biaya logistik, penurunan port stay dapat memberikan kontribusi signifikan pada penurunan biaya logistik”, demikian disampaikan Arif. Agar dapat meningkatkan kualitas layanan hingga setara dengan standar global, Pelindo melakukan transformasi layanan guna mengurangi waktu port stay. Transformasi pelabuhan memberikan dampak yang signifikan bagi Pelindi sendiri berupa efisiensi biaya operasional, potensi penambahan trafik dan peningkatan kompetensi & knowledge. Bagi pelanggan, manfaat yang diperoleh adalah pengurangan port stay & cargo stay, optimalisasi berthing window dan penghematan ship rental cost. Secara luas bagi ekosistem maritim, akan dapat dicapai manfaat berupa kontribusi pada penurunan biaya logistik dan mendukung konektivitas maritim.

Pelindo juga terus melakukan upaya digitalisasi dan standarisasi sistem layanan operasional dalam rangka mendukung Program Ekosistem Logistik Nasional. Pelindo berperan aktif dalam ekosistem logistik nasional dengan memfasilitasi platform terminal operator yang mengkonsolidasikan sistem dan transaksi terminal di bawah koordinasi Pelindo untuk dapat berkolaborasi secara aktif dengan entitas NLE lainnya baik dari sektor Pemerintah maupun swasta.

Transformasi pada berbagai aspek menghasilkan value creation pasca-merger diantaranya dalam aspek Standarisasi Layanan Operasional, Digitalisasi Layanan Kepelabuhanan, Integrasi Layanan Pelindo Group, Transformasi Model Bisnis, Transformasi Komersial, dan Transformasi Keuangan. “Total realisasi value creation pasca-merger sebesar Rp 5,44 Triliun dari total target Rp 6,08 Triliun atau tercapai 90%,” demikian disampaikan oleh Arif.

Selanjutnya disampaikan pemaparan oleh Prof. Dr. Techn. Ir. Danang Parikesit, M.Sc., IPU., APEC.Eng. dari Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada dan Prof. Sari Wahyuni, SIP., M.Sc., Ph.D. dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Indonesia dengan tema Kebijakan dan Implementasi Pembiayaan Pelabuhan dan Lesson Learnt Pelabuhan Terbaik Dunia.

Danang menyampaikan berbagai tema penting dalam buku yang memiliki keterkaitan dengan isu-isu dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2025 – 2029 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2025 – 2045. Beberapa tema tersebut adalah Masa Depan Kepelabuhanan di Indonesia, Rantai Pasok Global dan Kebutuhan Pengembangan Pelabuhan, Peran Pelabuhan dalam Sistem Logistik Nasional, Indeks Pengukuran Kinerja Pelabuhan dan Logistik Maritim, Digitalisasi dan Smart Port, Tata Kelola dan Regulasi Kepelabuhanan, Pengembangan Pelabuhan Berkelanjutan, serta Skema Pembiayaan Infrastruktur Pelabuhan.

Danang juga menyampaikan beberapa kebijakan pelabuhan di Indonesia dan global policy trend perlu menjadi perhatian. Digitalisasi dan smart logistics mengintegrasikan pelabuhan dalam jaringan global serta pelabuhan global menerapkan KPI berbasis big data dan AI untuk memantau kinerja operasional. Tren global menunjukkan peningkatan skema KPBU (Public-Private Partnership) termasuk melalui Green Financing, dan penerapan green carbon credit. Isu lain adalah regulasi pelabuhan hijau (Green Port Regulations) semakin diperketat di Eropa dan Amerika Utara dan pelabuhan maju mengadopsi renewable energy seperti tenaga surya dan angin, cold ironing dan elektrifikasi terminal menjadi standar global. Perlu juga diperhatikan bahwa smart port global memanfaatkan blockchain untuk transparansi rantai pasok dan keamanan siber menjadi isu utama bagi pelabuhan digital. Pelabuhan dengan supply chain visibility platforms dan autonomous trucking mulai diuji coba di beberapa pelabuhan maju, serta digital twin merupakan praktik yang mulai digunakan secara luas.

Sementara Sari menyampaikan beberapa strategi pelabuhan yang berkelanjutan, yang mencakup aspek ekonomi, aspek sosial, aspek lingkungan, aspek partnership (kemitraan), aspek peace (perdamaian). Aspek ekonomi berupa peningkatan daya saing dan profitabilitas pelabuhan secara berkelanjutan tanpa menguras sumber daya alam. Aspek sosial berkaitan dengan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat sekitar pelabuhan, hubungan yang harmonis dan saling bersinergi dengan pemangku kepentingan,  keselamatan dan keamanan pekerja dan masyarakat. Aspek lingkungan, dengan strategi reduksi sampah dan limbah, pelestarian ekosistem dan keanekaragaman hayati, praktik ramah lingkungan dalam operasional pelabuhan, seperti penggunaan energi terbarukan dan pengurangan emisi gas rumah kaca. Selain itu, aspek  partnership (kemitraan), dengan mempertimbangkan pemangku kepentingan (pemerintah, operator pelabuhan, pelayaran, dan komunitas local misalkan untuk mengurangi dampak lingkungan. Terakhir aspek peace (perdamaian), stabilitas politik di Indonesia sangat penting untuk memastikan kelancaran operasi pelabuhan dan kelancaran rantai pasokan.

Hadir sebagai penanggap adalah Ihsanuddin Usman (Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum PT Pelabuhan Indonesia), Dr Gugus Wijonarko, MM. (Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi dan Manajemen Kepelabuhan Barunawati /Stiamak) dan Harry Sutanto, Wakil Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Bidang Maritim dan Pelabuhan. Diskusi dipandu oleh moderator, Prof. Raja Oloan Saut Gurning, S.T., M.Sc., Ph.D.CmarTech dari Fakultas Teknologi Perkapalan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Dalam rangkaian acara juga dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding antara PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dengan Universitas Gadjah Mada mengenai kerjasama penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat; Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka; pemagangan; dan bidang lain yang disepakati. Termasuk juga disepakati bahwa royalty buku nantinya disampaikan ke UGM untuk penelitian bidang kepelabuhanan.

Seminar dihadiri oleh sekitar 393 peserta yang hadir secara offline dan 1124 peserta yang hadir secara online melalui zoom dan YouTube. Acara dimeriahkan dengan tari Bara Mustaka dan game Kahoot dengan hadiah berupa gadget. (DAK/SDD/HLT)

Pelatihan Spatial & Network Analysis: Tingkatkan Keahlian GIS dan Analisis Spasial

Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM menyelenggarakan pelatihan Spatial dan Network Analysis Angkatan ke-7 pada 11–13 Februari 2025 di Ruang Pelatihan Pustral UGM. Peserta pelatihan berjumlah tujuh orang, seluruhnya berasal dari PT Prima Layanan Nasional Enjiniring.

Pelatihan dibuka oleh Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D., selaku Kepala Pustral UGM, dengan pengajar Dr. Eng. Ir. Purnama Budi Santosa, S.T., M.App.Sc., IPM., dari Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik UGM; Dr. Taufik Hery Purwanto, S.Si., M.Si.; dan Dr. Barandi Sapta Widartono, S.Si., M.Si., M.Sc., dari Departemen Sains Informasi Geografis, Fakultas Geografi UGM. Selain itu, turut mengajar Alfiatun Nur Khasanah, S.Si., M.Sc., dan Rendy Putra Maretika, S.Si., M.Sc., dari Departemen Teknologi Kebumian, Fakultas Vokasi UGM; serta Sa’duddin, S.Si., M.B.A., M.Sc., dari Pustral UGM.

Pelatihan mencakup 28 Jam Pelajaran (JP) dengan materi Konsep Dasar GIS, Analisis Spasial dengan Data Vektor, Analisis Spasial dengan Data Raster, Analisis Jaringan (Network Analysis), serta Visualisasi Data Spasial. Pelatihan dilakukan secara kombinasi antara teori dan praktik dengan perbandingan 8 JP teori dan 20 JP praktik. Dalam pelatihan ini, peserta dilatih dalam penentuan lokasi gardu induk menggunakan data vektor maupun raster berdasarkan area layanannya, serta penentuan lokasi yang optimal untuk pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).

Pelatihan Spatial dan Network Analysis Angkatan ketujuh ditutup oleh Dr. Ir. Dewanti, M.S., selaku Sekretaris Pustral UGM, dengan harapan hasil pelatihan dapat meningkatkan kompetensi para peserta dalam bidang tugasnya masing-masing. (SDD)

Pustral UGM Menyelenggarakan Webinar: Perkerasan Jalan Ramah Lingkungan dan Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim

Perubahan iklim adalah tantangan global yang dampaknya semakin nyata dirasakan, termasuk pada infrastruktur transportasi. Fenomena seperti kenaikan suhu udara dan curah hujan yang tidak menentu telah membuat konstruksi jalan menjadi lebih rentan terhadap kerusakan. Webinar ini menjadi sangat relevan karena membahas solusi inovatif untuk meningkatkan daya tahan jalan melalui penggunaan material ramah lingkungan seperti nanokomposit, teknologi Warm Mix Asphalt (WMA), serta metode desain berbasis data iklim. Dengan pendekatan ini, kita tidak hanya memperkuat ketahanan infrastruktur tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan.

Demikian disampaikan Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D selaku Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada pada pembukaan webinar “Perkerasan Jalan Ramah Lingkungan dan Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim” Kamis, 23 Januari 2024, pukul 09.00 – 11.00 WIB.

“Kami berkomitmen untuk memberikan kontribusi nyata dalam menjawab tantangan ini melalui kolaborasi lintas disiplin. Webinar ini dirancang untuk menjadi platform diskusi yang mempertemukan akademisi, praktisi, dan pembuat kebijakan guna berbagi pengetahuan tentang praktik terbaik dari berbagai negara seperti Slovakia yang telah berhasil mengimplementasikan teknologi inovatif seperti High Modulus Asphalt Concrete (HMAC) dan Porous Asphalt. Kami berharap diskusi hari ini dapat menginspirasi penerapan teknologi serupa di Indonesia,” demikian disampaikan Ikaputra.

Webinar menghadirkan pembicara Ir. Latif Budi Suparma, M.Sc., Ph.D., Tim Ahli Pustral UGM sekaligus Ketua Program Studi Magister Sistem dan Teknik Transportasi, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik UGM. Dalam paparannya, Latif menyampaikan bahwa infrastruktur ramah lingkungan didesain dan  dibangun dengan prinsip meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, misalnya sumber daya  alam, polusi (udara, air, tanah, dsb), juga dampak sosial terhadap masyarakat. Infrastruktur ramah lingkungan juga bertujuan untuk meningkatkan umur pemakaian infrastruktur dan mengurangi kebutuhan perawatan.

“Beberapa bentuk perkerasan jalan yang ramah lingkungan diantaranya adalah penggunaan recycled materials untuk meminimalkan bahan terbuang, Permeable Pavement untuk mengurangi limpasan dan meningkatkan kualitas air, Biogenic Asphalt Technology yang mengurangi emisi karbon dioksida selama produksi, serta Warm Mix Asphalt yang memerlukan energi yang suhu yang lebih rendah selama pemrosesan,” demikian disampaikan Latif.

Di sisi lain, Latif juga mengingatkan dampak perubahan iklim terhadap perkerasan, baik yang berupa dampak langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, perubahan iklim akan meningkatkan suhu yang dapat mengurangi kualitas perkerasan jalan. Selain itu, perubahan curah hujan juga akan mempengaruhi kualitas permukaan dan stabilitas jalan khususnya pada tanah lempung atau air tanah tinggi yang meningkatkan risiko banjir. Secara tidak langsung, perubahan iklim yang menurunkan kualitas permukaan dapat berpengaruh pada pengurangan keselamatan, peningkatan penggunaan kendaraan, namun mengurangi kecepatan. Hal ini dapat berpengaruh pula pada peningkatan kebisingan lalulintas.

Beberapa strategi adaptasi terhadap perubahan iklim dapat dilakukan misalnya dengan pengembangan bahan dan konstruksi yang mendukung daya tahan perkerasan. Beberapa tindakan dapat dilakukan misalnya dalam bentuk penggunaan material yang tahan terhadap perubahan iklim, pemberian air untuk pendingin pada saat udara panas, mengurangi periode penggantian jalan, manajemen lalulintas terutama pengaturan kendaraan berat, dan pengaturan mengenai standar desain perkerasan dan kendaraan.

Memang disadari bahwa beberapa strategi tersebut memunculkan berbagai tantangan dan hambatan, diantaranya kebutuhan pendanaan yang lebih tinggi, kebutuhan riset dan pengembangan yang memerlukan waktu dan biaya, serta hambatan politis dan institusional karena adanya konflik kepentingan dan keterbatasan institusi untuk menerapkan teknologi baru.

Seusai pemaparan dilakukan diskusi yang dipandu oleh moderator Hafid Lastito, S.E., MPA selaku Peneliti Pustral UGM. Webinar dihadiri oleh sekitar 603 peserta dari berbagai kalangan baik pemerintah, swasta, BUMN dari pusat dan daerah. (SDD/DAK/HLT)

Persepsi Publik Terhadap Penyelenggaraan Transportasi pada Masa Libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025

Hajatan Nasional Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru 2024/2025) baru saja berakhir. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan dan instansi terkait, diperkirakan terdapat lebih kurang 110 juta penduduk melakukan perjalanan libur Nataru 2024/2025 yang terjadi para rentang tanggal 18 Desember 2024 hingga 8 Januari 2025. Guna memberikan pelayanan terbaik dalam sektor transportasi, berbagai program pemerintah pada sektor transportasi dirancang dan diiimplementasikan berkerjasama dengan berbagai sektor demi terciptanya keamanan, kenyamanan, dan keselamatan perjalanan pada libur Nataru 2024/2025. Program tersebut diantaranya program mudik gratis untuk moda angkutan laut, penurunan harga tiket pesawat domestik sebesar 10%, angkutan motor gratis dengan berbagai lokasi asal dan tujuan, pemberlakuan manajemen lalu lintas pada jalan tol dan non tol berupa one way, contra flow, manajemen rest area, pembatasan operasional angkutan barang, pembatasan u-turn, optimalisasi gerbang tol, dan berbagai program lainnya.

Berhasilkah kebijakan transportasi pemerintah pada Nataru 2024/2025  memberikan pelayanan angkutan penumpang ?

Guna menjawab pertanyaan tersebut, Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada melaksanakan survei wawancara guna mengukur persepsi masyarakat pelaku perjalanan terhadap berbagai kebijakan transportasi pada Nataru 2024/2025. Survei wawancara ini mengambil sampel responden sebesar 5.804 dengan margin of error 1,35%. Survei dilakukan di 7 provinsi yang diproyeksikan mewakili kurang lebih 62% tujuan pelaku perjalanan yang terjadi pada momen Nataru 2024/2025 pada lebih kurang 37 simpul transportasi dan titik ruas jalan yang berada di masing-masing provinsi pada tanggal 29 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025 yang diprediksi menjadi puncak pergerakan (mobilisasi) masyarakat.

Seluruh indikator penilaian dinyatakan valid dan reliabel berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas. Mengutip hasil survei, secara umum jumlah responden yang menjawab PUAS dan SANGAT PUAS mencapai 86%, sementara yang menjawab TIDAK PUAS sebesar 1,6% dan sebanyak 11,3% menjawab NETRAL. Adapun Indeks Kepuasan Pengguna Transportasi mencapai nilai 4.39 (88,28% dari skor maksimum)  atau berada di kategori SANGAT PUAS. Indeks tertinggi dicapai pada aspek Keamanan di sarana angkutan umum dengan nilai 4,6 (92,31% dari skor maksimum), sedangkan indeks terendah pada aspek Sosialisasi Keselamatan dengan nilai 4,2 (83,56% dari skor maksimum). Mengutip pada hasil survei, Kepuasan Pengguna Transportasi berdasarkan moda memperlihatkan indeks kepuasan tertinggi dicapai moda kereta api dengan nilai 4,6 (92,59% dari skor maksimum), khususnya dalam hal inovasi jenis layanan, ketepatan waktu dan kemudahan informasi sementara terendah pada moda bus dengan nilai 4,2 (83,98% dari skor maksimum) khususnya dalam hal layanan petugas, sosialisasi keselamatan dan kemudahan informasi.

Di luar tingkat kepuasan masyarakat yang cukup tinggi tersebut, terdapat beberapa isu yang perlu mendapat perhatian. Beberapa isu tersebut adalah kemudahan memperoleh tiket (kereta api, ASDP), ketepatan waktu dan keterjangkauan tarif (angkutan udara), kualitas jalan dan pengaturan lalulintas (angkutan jalan/kendaraan pribadi), adanya perantara (ASDP), serta kebersihan dan kenyamanan ruang tunggu dan sarana (angkutan laut). Selain pertanyaan mengenai kualitas layanan, dalam survei ini juga ditanyakan sikap/pandangan pengguna layanan transportasi terhadap beberapa kebijakan pemerintah terkait kebijakan dan program pada periode Nataru 2024/2025 seperti penyelenggaraan mudik gratis hingga kebijakan penurunan tiket pesawat, dimana hasil survei memperlihatkan sebanyak 89,7% responden mendukung kebijakan tersebut.

Hasil survei disampaikan oleh Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D selaku Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM dalam acara “Rilis Survei Nasional Persepsi Publik Terhadap Penyelenggaraan Transportasi Pada Masa Libur Natal 2024 & Tahun Baru 2025”. Acara diselenggarakan secara hybrid pada Jumat, 10 Januari 2025 pukul 13.00 WIB s/d selesai dibuka oleh Rektor UGM Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG (K)., Ph.D. yang memberikan sambutan secara taping.  Hadir sebagai penanggap adalah Ahmad Yani A.T.D., MT (Plt. Dirjen Perhubungan Darat), Prof. Dr. Techn. Ir. Danang Parikesit, M.Sc., IPU., APEC.Eng (Guru Besar pada Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik UGM), Agus Pambagio (Pengamat Kebijakan Publik), Tulus Abadi (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia/YLKI) dan Danang Giri Sadewa selaku influencer Pengguna Transportasi. Acara dihadiri oleh stakeholders pusat dan daerah yang mengikuti dengan antusias diskusi yang dipandu oleh Yuli Isnadi, SIP, MPA, Ph.D selaku salah satu tenaga ahli kajian sekaligus Dosen Fisipol UGM.

Ahmad Yani menyatakan cukup berbangga dengan hasil survei yang menyatakan kebijakan pemerintah mendapatkan respon kepuasan yang cukup tinggi. Beliau menyatakan bahwa pada momen Nataru kenaikan yang terjadi hanya 30-40% dari kondisi normal, sementara pada lebaran kenaikan dapat mencapai 300% dari kondisi normal. Hasil ini dapat menjadi penyiapan Kemenhub untuk menghadapi masa lebaran, sebagaimana juga diamini oleh beberapa penanggap lain. Agus Pambagio mengharapkan hasil survei dapat dianalisis lebih lanjut untuk memberikan rekomendasi bagi pemegang kebijakan. Sementara Tulus Abadi menyampaikan perlunya memperhatikan Standar Pelayanan Minimum (SPM) khususnya pada pengoperasian jalan tol dalam manajemen lalulintas pada momen khusus seperti Nataru dan Lebaran. Danang Parikesit menyampaikan fenomena menarik bahwa kinerja prasarana yang dikelola oleh BUMN yang monopolistik cenderung lebih puas dibanding pada sarana yang dikelola oleh swasta yang memiliki alternatif operator. Terakhir, Danang Sadewa menyampaikan kekuatan media sosial yang  dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap layanan publik.

Mencermati persepsi masyarakat yang tertuang pada hasil survei tersebut, maka seyogyanya Pemerintah dan seluruh penyelenggara layanan transportasi tidak terlena terhadap persepsi positif masyarakat mengenai kualitas layanan dan penyelenggaraan Nataru 2024/2025 namun tetap harus mawas diri dan melakukan improvement terhadap aspek-aspek layanan yang masih perlu dioptimalkan. Pustral UGM berharap hasil survei  ini menjadi masukan kepada Pemerintah dalam penyelenggaraan angkutan Nataru maupun angkutan Lebaran berikutnya dimana pada momen tersebut terjadi pergerakan atau mobilisasi masyarakat yang signifikan dan memerlukan atensi khusus dari seluruh pemangku kepentingan sehingga program-program yang bermanfaat dapat ditingkatkan dan dilanjutkan. Perhatian perlu dilakukan pada layanan yang mendapatkan tingkat kepuasan rendah untuk dapat dilakukan perbaikan secara signifikan. (Red)

Mengelola Arus Pergerakan Liburan Nataru: Tantangan dan Solusi di Era Transportasi Terintegrasi

Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) merupakan periode dengan peningkatan pergerakan masyarakat yang signifikan di Indonesia. Berdasarkan survei Kementerian Perhubungan, pergerakan masyarakat selama libur Nataru dapat mencapai 110 juta orang pada tahun 2024, didorong oleh keinginan berlibur, mudik, dan aktivitas lainnya. Hal ini memunculkan tantangan dalam memastikan kelancaran transportasi nasional, terutama pada simpul-simpul transportasi utama. Manajemen arus pergerakan selama Nataru tidak hanya mencakup aspek kelancaran lalu lintas tetapi juga keselamatan, keamanan, dan kenyamanan masyarakat. Hambatan seperti kemacetan, ketidaksesuaian jadwal moda transportasi, dan tantangan logistik pada periode puncak menjadi isu utama yang harus diatasi.  

Era transportasi terintegrasi menuntut sinergi antar moda transportasi seperti darat, laut, dan udara. Pemanfaatan teknologi informasi serta peningkatan kolaborasi antar pemangku kepentingan, termasuk Kemenhub, operator dibidang transportasi, menjadi langkah penting untuk menghadirkan solusi yang inovatif. Pemerintah telah mempersiapkan infrastruktur dan layanan untuk mendukung kelancaran Nataru, termasuk pengaturan pelabuhan, bandara, terminal bus, dan stasiun kereta api. Namun, implementasi kebijakan membutuhkan koordinasi yang lebih erat untuk mengurangi kendala operasional dan memenuhi kebutuhan Masyarakat. 

Demikian disampaikan Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D. selaku Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada dalam pembukaan webinar yang diselenggarakan pada hari Kamis, 19 Desember 2024 pukul 09.00 – 11.30 WIB. Webinar menghadirkan Dr. Robby Kurniawan, S.STP.,M.Si., MMTr selaku Kepala Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan dan Arif Rusman Yulianto selaku Direktur Operasi PT Pelindo Multi Terminal. 

Robby menjelaskan langkah-langkah yang diambil oleh Kementerian Perhubungan untuk mengantisipasi lonjakan pergerakan selama liburan Nataru, seperti pengaturan jadwal transportasi dan pembenahan infrastruktur transportasi. Beliau menyoroti pentingnya sistem transportasi terintegrasi yang menghubungkan berbagai moda transportasi (darat, laut, udara) untuk menciptakan arus perjalanan yang lancar dan aman selama Nataru, serta meminimalkan kemacetan dan ketidaksesuaian jadwal. Kebijakan Sektor Perhubungan Darat yang diterapkan diantaranya adalah 1) Sistem tidal/contra flow, one-way, dan rekayasa lalin (situasional); 2) Pengaturan penyeberangan Pelabuhan Ketapang, Gilimanuk, Jangkar, Lembar, Merak, Bakauheni, Ciwandan, BBJ Bojonegara, BBJ Muara Pilu, dan Pelabuhan Wijaya Karya Beton Tbk; 3) Delaying system dan buffer zone menuju Pelabuhan Merak, Bakauheni, Ketapang dan Gilimanuk; 4) Mengalihkan sementara 49 Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) sebagai tempat istirahat; 5) Memfasilitasi mudik gratis untuk 3.500 penumpang, 60 unit sepeda motor untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas; 6) Memastikan pasokan BBM di jalur utama yang digunakan, serta 7) Pembatasan operasional angkutan barang.  

Sementara itu Kebijakan Sektor Perhubungan Udara adalah Penurunan harga tiket (disc. Fuel surcharge airlines, PJP2U InJourney, avtur Pertamina), Penambahan kapasitas dan optimalisasi slot time sesuai dengan demand, serta Inspeksi dan ramp check angkutan udara. Pada sektor Perhubungan Laut, kebijakan yang diambil adalah penyiapan kapal navigasi dan kapal patroli, re-route kapal penumpang PSO PT Pelni, pelaksanaan uji petik kelaiklautan kapal penumpang, serta tiket gratis Nataru 2024/2025 dengan kapasitas 29.972 penumpang untuk 100 ruas yang dilayani. Sementara itu, Kebijakan Sektor Perkeretaapaian yang diambil meliputi Ramp Check Standar Pelayanan Minimum (SPM), Penambahan perjalanan KA dan penambahan petugas, Angkutan motor gratis, Monitoring stasiun dan perlintasan sebidang dan antisipasi gangguan dengan Alat Material Untuk Siaga (AMUS), serta Pelaksanaan uji coba Direct Train rute Gambir – Semarang Tawang dan Gambir – Yogyakarta. 

Dalam sesi selanjutnya Arif Rusman menyoroti upaya reformasi dan digitalisasi pelabuhan, yang berperan penting dalam meningkatkan efisiensi pengelolaan arus mudik, serta memastikan kelancaran distribusi barang dan penumpang selama Nataru. Beliau menekankan pentingnya integrasi antara moda serta bagaimana PT Pelindo Multi Terminal berkolaborasi untuk memastikan alur pergerakan penumpang yang lancar dan aman. Untuk menjaga kenaikan arus penumpang dan barang, Pelindo melakukan beberapa persiapan menjelang Natal 2024 & Tahun Baru 2025, diantaranya adalah penyiapan fasilitas berupa tenda, kursi dan toilet portable selama masa Nataru, kemudian penambahan petugas operasional internal dan pengamanan dari TNI/Polri, juga peningkatan pemeriksaan barang bawaan penumpang, serta memfasilitasi operator untuk mempublikasikan tarif penumpang di terminal milik Pelindo.  

Webinar dihadiri oleh sekitar 300 peserta yang berasal dari berbagai instansi baik pusat maupun daerah. Seusai pemaparan dilanjutkan dengan diskusi yang dipandu oleh moderator Ir. Iwan Puja Riyadi, S.T., IPM selaku peneliti Pustral UGM. Kesimpulan webinar ini menekankan pentingnya perencanaan strategis dan kebijakan berbasis data dalam mengelola mobilitas masyarakat, terutama selama periode libur Nataru dan Idulfitri. Diperlukan langkah-langkah teknis dan operasional yang terkoordinasi untuk memastikan kelancaran transportasi, keamanan, serta kenyamanan pengguna di tengah tingginya volume pergerakan. 

(DAK/SDD/HLT)

Meningkatkan Kapasitas Regulator Melalui Studi Kelayakan Proyek Infrastruktur Angkatan 5

Beriringan dengan pelatihan yang telah dilaksanakan sebelumnya, pada tanggal 10 – 13 Desember 2024 diselenggarakan pelatihan Studi Kelayakan Proyek Infrastruktur angkatan ke 5. Peserta pelatihan sebanyak 15 orang yang berasal dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.  

Pelatihan dibuka oleh Ir. Ikaputra, M.Eng., P.hD selaku Kepala Pustral UGM dengan pengajar meliputi Doddy Aditya Iskandar, S.T., M.CP., Ph.D dan Ir. Djoko Murwono, M.Sc dari Fakultas Teknik UGM; Eddy Junarsin., Ph. D., CFP dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM; Dr. Murti Lestari, M.Si dari Fakultas Ekonomi UKDW; Mohamad Rachmadian Narotama, S.T., M.Sc., Ph.D dari Fakultas Ilmu Budaya UGM; Bapak Hermawan dari PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII); Danes Quirira Octavio, S.E., M.Sc dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro; dan Ir. Dwi Ardianta Kurniawan, S.T., M.Sc., IPM dari Pustral UGM.  

Materi yang disampaikan dalam pelatihan mencakup 30 Jam Pelajaran (JP) yang terdiri atas 17 teori dan 13 praktik. Materi yang disampaikan meliputi Ruang   Lingkup Analisis Kelayakan & Evaluasi Proyek (AKEP), Aspek Kelayakan Teknis (Topografi, Geometri, Tata Guna Lahan), Time Value of Money, Methods for Environmental Valuation, Methods for Financial and Economic Valuation, Demand Forecast and Pricing, Pengantar  Skema KPBU dalam Penyediaan Infrastruktur, Perhitungan Penilaian Investasi (NPV, IRR, PP, PI, B/C Ratio), Studi Kasus: Bedah Dokumen Kelayakan, serta Interpretasi dan Penyusunan Rekomendasi. Beberapa materi dalam pelatihan mengalami penyesuaian disesuaikan dengan kebutuhan dari peserta pelatihan. Pelatihan ditutup oleh Dr. Ir. Dewanti, M.S selaku Sekretaris Pustral UGM.  (SDD/Tim Diklat)

Direktorat Jenderal Perkeretaapian Mengikuti Pelatihan Studi Kelayakan Proyek Infrastruktur Angkatan 4

Penyediaan infrastruktur karena sifatnya yang memberikan layanan dasar kepada masyarakat, seringkali mengabaikan aspek kelayakan, terutama kelayakan finansial dan ekonomi. Dengan adanya berbagai skema pembiayaan baru, terutama dalam bentuk Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), maka kelayakan ekonomi pembangunan infrastruktur menjadi penting untuk dilakukan. Hal ini karena skema KPBU menyaratkan adanya tingkat kelayakan ekonomi yang dapat dicapai.  

Untuk itu, adanya pemahaman mengenai metode dan langkah-langkah analisis kelayakan pembangunan infrastruktur sangat diperlukan. Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada sebagai salah satu lembaga penelitian di bawah UGM memiliki misi memberikan pelatihan-pelatihan dalam bidang transportasi dan logistik, termasuk kelayakan infrastruktur sebagai salah satu upaya meningkatkan kapasitas para pihak yang terkait.  

Terkait hal tersebut, pada tanggal 3 – 6 Desember 2024 diselenggarakan pelatihan Studi Kelayakan Proyek Infrastruktur angkatan ke 4. Peserta pelatihan sebanyak 15 orang yang berasal dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. Pelatihan dibuka oleh Ir. Ikaputra, M.Eng., P.hD selaku Kepala Pustral UGM dengan harapan peserta memperoleh insight positif yang bermanfaat dalam tugas yang dijalankan.  

Pengajar pada pelatihan ini meliputi Prof. Wakhid Slamet Ciptono, M.B.A., M.P.M, Ph.D, Eddy Junarsin., Ph. D., CFP, dan Hengki Purwoto, S,E., M.A dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM; Prof. Dr.rer.nat. Djati Mardiatno, M.Si. dari Fakultas Geografi UGM; Mohamad Rachmadian Narotama, S.T., M.Sc., Ph.D. dari Fakultas Ilmu Budaya UGM; Bapak Hermawan dari PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero); serta Ir. Dwi Ardianta  Kurniawan, S.T., M.Sc., IPM dari Pustral UGM.  

Pelatihan dilaksanakan selama 4 hari yang mencakup 30 Jam Praktik (JP) yang terdiri atas 18 JP teori dan 12 JP praktik. Dalam rangkaian praktik dilakukan kunjungan ke Stasiun Yogyakarta, ditemui oleh Kepala Stasiun serta beberapa pejabat dari Daop VI Yogyakarta. Pelatihan ditutup oleh Dr. Ir. Dewanti, M.S selaku Sekretaris Pustral UGM.  (SDD/Tim Diklat)

Meningkatkan Kompetensi Melalui Pelatihan Perencanaan dan Pemodelan Transportasi Angkatan 3

Perencanaan transportasi merupakan sebuah tahap yang sangat penting unutk mengatasi permasalahan transportasi baik saat ini maupun kemungkinan yang akan terjadi di masa mendatang. Permasalahan di masa mendatang disebabkan oleh dinamika mobilitas yang semakin beragam karena bertambah kompleknya interaksi yang timbul pada berbagai faktor yang terkait, seperti bertambahnya penduduk, jumlah kendaraan, pola penggunaan lahan dan pola penyediaan sarana transportasi.   

Pendekatan yang dilakukan dalam perencanaan transportasi berbasis sistem dengan mengintegrasikan beragam pola interaksi yang terjadi sehingga dapat meminimalisir kemungkinan permasalahan yang akan muncul. Perencanaan transportasi yang tepat dan sesuai tentu saja membutuhkan waktu, sumber daya, dan usaha yang besar untuk menghasilkan perencanaan sarana dan prasarana yang baik. Harapannya sarana dan prasarana tersebut dapat mendukung sistem transportasi yang aman, lancar, efisien, dan selamat.  

Mengingat pentingnya hal tersebut, Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM menginisiasi pelatihan perencanaan dan permodelan transportasi yang periode ini merupakan angkatan pertama ketiga. Metode pelaksanaan pelatihan dilakukan secara tatap muka pada tanggal 11 – 14 November 2024 di Ruang Training Pustral UGM dengan peserta sebanyak 13 peserta yang terdiri berbagai instansi : PT Bintaro Serpong Damai, PT Makassar Airport Network, Institut Teknologi Sumatera, Universitas Sulawesi Barat, Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Nganjuk, Dinas Perhubungan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, CV Senjaya. 

Pelatihan dibuka oleh Dr. Ir. Dewanti, M.S. selaku Sekretaris Pustral UGM. Pengajar pada diklat ini yaitu M. Rizka Fahmi Amrozi, S.T., M.Sc., Ph.D dan Gusti Muhammad Bintang dari Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik UGM; Dr. Nursyamsu Hidayat, ST., M.T, dari Departemen Teknik Sipil, Sekolah Vokasi UGM; Ir. Danny Setiawan, S.T., M.Sc., dari Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Teknologi Yogyakarta, serta Novia Suryadwanti, S.T., M.Sc.Eng, dari Departemen Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Pelatihan mencakup 34 Jam Pelajaran (JP) yang terdiri 22 JP teori dan 12 JP praktik.  

Pelatihan Perencanaan dan Pemodelan Transportasi Angkatan ke-3 ditutup oleh Ir. Juhri Iwan Agriawan, S.T., M.Sc. selaku Koordinator Unit Penelitian dan Pengembangan Pustral UGM. Beliau menyampaikan terima kasih atas kepercayaan seluruh peserta untuk mengikuti pelatihan di Pustral UGM. Harapannya setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat mengembangkannya kembali di lingkungannya. (SDD/Tim Diklat)