Pos oleh :

Admin

Langit Jadi Jalan Raya Baru: Masa Depan Taksi Terbang Di Indonesia

Taksi terbang merupakan inovasi dalam bidang transportasi udara yang mulai menarik perhatian global, termasuk di Indonesia. Salah satu proyek besar yang akan membawa teknologi ini adalah rencana pengoperasian taksi terbang di Ibu Kota Nusantara (IKN). Teknologi ini menawarkan solusi untuk mengatasi kemacetan lalu lintas, terutama di kota-kota besar. Dengan menggunakan sistem multicopter, taksi terbang yang ramah lingkungan ini diharapkan dapat menjadi alternatif transportasi yang efisien dan berkelanjutan.

Di Indonesia, pengembangan taksi terbang tidak hanya berfokus pada aspek teknologi, tetapi juga pada persiapan regulasi dan infrastruktur yang mendukung. Kolaborasi dengan perusahaan luar negeri, seperti Volocopter, menjadi langkah penting dalam memastikan implementasi teknologi ini sesuai dengan standar internasional. Selain itu, pemerintah juga harus memastikan bahwa pengoperasian taksi terbang ini dapat diakses secara inklusif oleh masyarakat luas, bukan hanya oleh kalangan tertentu.

Namun, pengembangan ini menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah penyediaan landasan vertikal (vertiport) di kawasan urban yang padat. Selain itu, tingkat penerimaan masyarakat terhadap teknologi baru ini juga memerlukan sosialisasi yang masif. Regulasi terkait keamanan penerbangan dan integrasi dengan sistem transportasi yang sudah ada juga menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

Dengan berbagai potensi dan tantangan yang ada, taksi terbang diyakini mampu merevolusi sistem transportasi di Indonesia. Teknologi ini tidak hanya akan mengurangi kemacetan, tetapi juga membuka akses ke daerah-daerah yang sebelumnya sulit dijangkau. Keberhasilannya akan sangat bergantung pada kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam mendukung pengembangannya.

Untuk mengkaji lebih lanjut mengenai taksi terbang dan pengembangannya di Indonesia, Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada mengadakan webinar bertajuk Langit Sebagai Jalan Raya Baru: Taksi Terbang dan Pengembangannya di Indonesia. Webinar ini dilaksanakan pada hari Rabu, 4 Desember 2024, pukul 08.45 – 11.30 WIB. Acara dibuka oleh Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D., selaku Kepala Pustral UGM. Beliau menyampaikan bahwa tema ini sangat relevan dengan tantangan dalam transformasi transportasi modern. Taksi terbang tidak hanya menawarkan solusi kemacetan di kota-kota besar, tetapi juga membuka peluang besar untuk transportasi yang efisien, ramah lingkungan, dan mendukung pengembangan wilayah terpencil, termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN).

Pembicara pada webinar ini adalah Prof. Dr. Ir. Gesang Nugroho, S.T., M.T., IPM, Dosen Departemen Teknik Mesin dan Teknik Industri, Fakultas Teknik UGM, yang dilanjutkan oleh pembicara kedua, M. Rizal Lubis, selaku Inspektur Navigasi Penerbangan, Direktorat Navigasi Penerbangan, Kementerian Perhubungan.

Prof. Gesang dalam paparannya menyampaikan bahwa keberadaan passenger drone sebagai taksi terbang diperlukan karena beberapa alasan, antara lain tingginya kepadatan jalan akibat tingginya kepemilikan kendaraan bermotor, banyaknya wilayah terpencil yang sulit diakses oleh alat transportasi eksisting, dan kebutuhan untuk penanganan darurat seperti ambulans yang sering terjebak kemacetan. Drone Penumpang adalah kendaraan terbang otonom yang dirancang untuk mengangkut penumpang, sementara AAV (Autonomous Aerial Vehicle) merujuk pada kendaraan udara yang sepenuhnya otonom, tidak memerlukan pengemudi, dan dapat digunakan untuk berbagai aplikasi, termasuk mengangkut penumpang, pengiriman barang, serta pemantauan udara.

Dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya kemacetan di kota-kota besar, drone penumpang atau AAV dapat menjadi solusi transportasi masa depan yang efisien dan ramah lingkungan. Tantangan untuk AAV di Indonesia adalah bahwa pengoperasian AAV untuk pengangkutan penumpang belum diatur secara khusus. Regulasi terkait penerbangan otonom dan pengaturan ruang udara perkotaan perlu dikembangkan agar AAV dapat beroperasi secara aman di Indonesia. Selain itu, perhatian juga perlu diberikan pada potensi ancaman terhadap sistem kontrol drone dan peretasan sistem otonom. Infrastruktur untuk tempat pendaratan AAV di kota besar masih sangat terbatas, dan biaya pengembangannya juga masih cukup tinggi.

Namun demikian, potensi pengembangan taksi udara cukup menjanjikan di masa mendatang. Dari sisi transportasi, taksi udara dapat berperan dalam pengurangan kemacetan, transportasi ramah lingkungan, khususnya yang berbasis listrik, serta penyediaan transportasi cepat dan nyaman. Selain itu, terdapat potensi ekonomi, antara lain pengembangan industri baru dalam teknologi, infrastruktur udara, serta pekerjaan terkait, seperti teknisi drone, pengembang perangkat lunak, dan lainnya. Taksi udara juga dapat berperan dalam peningkatan pariwisata serta menjadi sarana transportasi untuk daerah terpencil.

Rizal Lubis, selaku pembicara berikutnya, menyampaikan bahwa perkembangan Advanced Air Mobility (AAM) dan Urban Air Mobility (UAM) di Indonesia semakin penting seiring dengan meningkatnya penggunaan kendaraan udara tanpa awak (UAV) di lingkungan perkotaan. AAM merujuk pada penggunaan UAV untuk berbagai aplikasi, sedangkan UAM khusus untuk operasional di area perkotaan. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (DJPU) sedang menyusun regulasi yang sesuai dengan kemajuan teknologi ini, termasuk pedoman operasional dan standar keselamatan untuk memastikan integrasi UAV dalam sistem penerbangan nasional.

Untuk mendukung pengembangan AAM, DJPU fokus pada beberapa aspek kunci, seperti kerangka regulasi, manajemen keselamatan, dan pengembangan infrastruktur. Salah satu inisiatif yang diusulkan adalah pembentukan lingkungan uji coba (sandbox) untuk proyek percontohan yang dapat menguji teknologi baru. Selain itu, DJPU juga berupaya menjalin kerja sama dengan kelompok kerja internasional untuk menyelaraskan standar dan praktik dalam pengoperasian UAV, sehingga Indonesia dapat memanfaatkan potensi AAM secara efektif sambil menjaga keselamatan dan integritas operasional di ruang udara.

Sejak Agustus 2024, telah dilakukan berbagai kegiatan untuk pengembangan taksi terbang, di antaranya identifikasi dan seleksi lokasi pilot project (26 Agustus 2024), focus group discussion dengan stakeholder (30 Agustus 2024), survei lokasi pilot project oleh tim (7 September 2024), penyusunan peraturan untuk pembentukan sandbox (26 September 2024), public hearing & kunjungan proyek percontohan (25 Oktober 2024), serta kegiatan lain yang masih akan terus dikembangkan di masa mendatang.

Webinar ini dihadiri oleh sekitar 300 peserta, yang terlibat aktif dalam diskusi yang dimoderatori oleh Ir. Hendra Edi Gunawan, S.T., M.Sc., IPM, Peneliti Pustral UGM. Hasil dari webinar ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam bahwa passenger drone memiliki potensi besar sebagai solusi transportasi masa depan yang efisien, aman, dan ramah lingkungan. Teknologi ini menawarkan jawaban atas tantangan urbanisasi dan kebutuhan mobilitas yang semakin kompleks, terutama di wilayah perkotaan yang padat. Namun, untuk mewujudkan visi ini, diperlukan pengembangan regulasi yang mendukung, peningkatan infrastruktur, dan penyempurnaan teknologi. (Tim Diklat dan Seminar/SDD)

Meningkatkan Kompetensi SDM dalam Pengelolaan Data Spasial untuk Mendukung Pembangunan Berbasis Teknologi”

Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada (Pustral UGM) telah menyelenggarakan Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG) Dasar Batch #24 pada 18–23 November 2024 di ruang Grafika, lantai 2 Gadjah Mada University Club Hotel (UC Hotel UGM). Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta dalam memahami konsep dasar GIS serta menguasai teknik-teknik praktis pengolahan data spasial. Pelatihan ini diikuti oleh 16 peserta dari Bappeda Kutai Timur, Kalimantan Timur. Acara ini dibuka oleh Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D selaku Kepala Pustral UGM,  yang dalam sambutannya menekankan pentingnya penguasaan teknologi GIS untuk mendukung perencanaan pembangunan yang berbasis data. Beliau juga menyoroti bahwa penggunaan teknologi spasial, seperti GIS dan drone, merupakan solusi strategis untuk menghadapi tantangan modern di berbagai sektor, termasuk tata ruang dan pembangunan wilayah.  

Pelatihan ini melibatkan infrastruktur dari Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik UGM, Departemen Sains Informasi Geografis Fakultas Geografi UGM, Pustral UGM, Departemen Teknologi Kebumian Sekolah Vokasi UGM, dan Pusat Kedokteran Tropis UGM. Selama enam hari, peserta mengikuti dari berbagai sesi pelatihan intensif yang mencakup teori dan praktik. Pelatihan ini peserta mempelajari Konsep Dasar GIS yang disampaikan oleh Dr. Eng. Ir. Purnama Budi Santosa, S.T., M.App.Sc., IPM, serta pengenalan perangkat lunak ArcGIS oleh Alfiatun Nur Khasanah, S.Si., M.Sc. 

Hari berikutnya, peserta mendalami materi struktur data, tabular data, dan query dasar, baik secara teori maupun praktik, dipandu oleh Sa’duddin, S.Si., M.B.A., M.Sc. dan tim. Dalam pelatihan ini peserta di hari ke-3 dan ke-4 difokuskan pada spatial referencing, data entry dan editing, serta spatial query. Peserta mempelajari teknik mengatur koordinat spasial, mengedit data, dan melakukan analisis query spasial. Totok Wahyu Wibowo, S.Si., M.Sc., serta Agus Kuntarto, S.Si., memandu sesi teori dan praktik untuk memastikan peserta memahami dan mampu menerapkan teknik-teknik tersebut. Saat memasuki topik lanjutan seperti spatial analysis menggunakan data vektor dan pengolahan data menggunakan GNSS. Materi ini disampaikan oleh Dr. Like Indrawati, S.Si., M.Sc., Rendy Putra Maretika, S.Si., M.Sc., dan Totok Wahyu Wibowo, S.Si., M.Sc., yang memberikan pengalaman praktis kepada peserta dalam analisis data spasial.  

Pelatihan ini tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga memberikan perhatian besar pada aspek praktikal. Para peserta diberi kesempatan langsung untuk mengoperasikan drone melalui simulasi dan latihan terbang di lapangan. Dalam pelatihan ini, Agus Kuntarto, S.Si., memaparkan cara penggunaan drone untuk keperluan pemetaan. Praktik pemetaan dilakukan di Sumberarum Setran, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, di mana peserta mempelajari pengoperasian drone manual serta teknik pemetaan berbasis drone. Selain itu, peserta juga dilatih untuk mengolah data hasil pemetaan dan menyajikan visualisasi data tersebut. Setelah semua rangkaian kegiatan selesai, sesi post-test diadakan untuk mengevaluasi pemahaman peserta. Pelatihan secara resmi ditutup pada Sabtu, 23 November 2024, oleh Sa’duddin, S.Si., M.B.A., M.Sc., yang menjabat sebagai Kepala Divisi Pelatihan dan Seminar Pustral UGM. 

Setelah mengikuti seluruh rangkaian pelatihan, peserta menerima sertifikat yang diserahkan oleh Ibu Kasiri, staf divisi bidang pelatihan dan seminar. Sertifikat ini diharapkan mampu meningkatkan profesionalisme dan kompetensi peserta dalam bidang pemetaan menggunakan SIG, baik untuk kepentingan riset, akademik, maupun sektor industri. Pelatihan ini dirancang untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia (SDM) dalam bidang pemetaan dan pengelolaan data spasial. Selain memberikan pemahaman teoritis, pelatihan ini juga membekali peserta dengan keterampilan praktis yang relevan dengan kebutuhan saat ini, khususnya dalam mendukung perencanaan pembangunan berbasis data yang akurat dan efisien. 

Pustral UGM berharap para peserta, terutama dari Bappeda Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur, dapat mengaplikasikan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menganalisis data spasial, merencanakan tata ruang wilayah, dan memonitor perkembangan pembangunan dengan lebih efektif. Pemahaman teknologi GIS juga diharapkan menjadi solusi inovatif dalam pengambilan keputusan strategis yang berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat. Di sisi lain, pelatihan ini merupakan bagian dari komitmen Pustral UGM untuk terus mendorong inovasi teknologi di sektor transportasi dan logistik, termasuk pemanfaatan perangkat modern seperti GIS. Melalui program ini, Pustral UGM berupaya aktif dalam membangun ekosistem pengelolaan data spasial secara profesional, baik di tingkat regional maupun nasional. (Tim Diklat/SDD)

Pelatihan Spatial and Network Analysis: Meningkatkan Kemampuan GIS untuk Pekerjaan dan Penelitian

Sleman, 18-20 November 2024 – Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada (Pustral UGM) sukses menggelar Pelatihan Spatial and Network Analysis (SNA) Angkatan ke-6 di ruang ruang Humaniora Gadjah Mada University Club (UC) Hotel UGM, yang diikuti oleh peserta dari berbagai instansi dan institusi pendidikan. Pelatihan berlangsung selama tiga hari dengan total 28 Jam Pelajaran (JP), mencakup teori dan praktik analisis spasial dan jaringan. 

Acara dimulai dengan pembukaan oleh Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D., selaku Kepala Pustral UGM, dilanjutkan dengan sesi pre-test untuk mengukur pemahaman awal peserta. Hari pertama difokuskan pada Konsep Dasar GIS dan Analisis Spasial dengan Data Vektor, yang disampaikan oleh Dr. Taufik Hery Purwanto, S.Si., M.Si., dari Departemen Sains Informasi Geografis Fakultas Geografi UGM dan Sa’duddin, S.Si., M.B.A., M.Sc, dari Pustral UGM Pada hari kedua, peserta mendalami Analisis Spasial dengan Data Raster bersama Rendy Putra Maretika, S.Si., M.Sc., dari Departemen Teknologi Kebumian Sekolah Vokasi UGM melalui teori dan praktik intensif. Materi diakhiri pada hari ketiga dengan Analisis Jaringan dan Lay Out Peta, yang dibimbing oleh Karen Slamet Hardjo, S.Si., M.Sc., dari Departemen Teknologi Kebumian Sekolah Vokasi UGM dan Khuzna Mediati, S.Si. praktisi di bidang geospasial. 

Pelatihan diikuti oleh 6 peserta, termasuk perwakilan dari Dinas Tata Ruang Kota Bekasi, Fakultas Teknik Universitas Jember, dan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. Pelatihan ditutup pada Rabu, 20 November 2024, dengan post-test untuk mengevaluasi peningkatan pemahaman peserta. Penyerahan sertifikat dilakukan oleh Sa’duddin, S.Si., M.B.A., M.Sc, Kepala Divisi Pelatihan dan Seminar Pustral UGM.  

Pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan kompetensi peserta dalam penguasaan GIS serta analisis spasial dan jaringan, baik untuk kebutuhan pekerjaan maupun penelitian. Dengan pemahaman mendalam terhadap konsep dasar GIS, analisis data vektor, raster, dan jaringan, peserta diharapkan dapat menghasilkan solusi inovatif berbasis data untuk mendukung tata ruang, perencanaan wilayah, serta pengelolaan sumber daya.Melalui praktik langsung, peserta tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam situasi nyata, meningkatkan efisiensi kerja dan pengambilan keputusan. Selain itu, Pustral UGM berharap peserta dapat menjadi agen perubahan dengan berbagi ilmu di lingkungan kerja masing-masing, memperluas dampak pelatihan ini dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Kegiatan ini sejalan dengan visi Pustral UGM untuk membangun kapasitas sumber daya manusia yang unggul dan siap menghadapi tantangan di berbagai sektor. (Tim Diklat/SDD)

Menjadi Remote Pilot: Pelatihan Pengoperasian Drone/UAS untuk Pemetaan Akurat dan Efisien

Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada (Pustral UGM) menggelar Pelatihan Remote Pilot dan Pengoperasian Unmanned Aircraft System (UAS)/Drone untuk Pemetaan Batch #16 pada 11-16 November 2024 di ruang training Pustral UGM, Yogyakarta. Acara ini dibuka oleh Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D., selaku Kepala Pustral UGM menegaskan pentingnya teknologi drone sebagai solusi inovatif untuk mendukung pemetaan modern. Peltihan ini diharapkan dapat membantu peserta dalam mengembangkan keterampilan teknis serta memahami regulasi pengoperasian Unmanned Aircraft Systems (UAS) yang semakin dibutuhkan dalam bidang pemetaan. Pelatihan ini dihadiri oleh 9 peserta dari berbagai latar belakang instansi dan universitas di seluruh Indonesia. Selama enam hari, peserta mendapatkan kombinasi materi teori dan praktik yang komprehensif.  

Pelatihan ini melibatkan sejumlah instruktur berpengalaman dari Direktorat Navigasi Penerbangan Kementerian Perhubungan Kementerian Perhubungan, Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau Air Nav Indonesia, Akademi Angkatan Udara Yogyakarta, Pustral UGM, dan beberapa Fakultas di UGM. Selanjutnya pengenalan pelatihan dipaparkan oleh Dr. Taufik Hery Purwanto, M.Si. Materi yang mengenai Peraturan yang berlaku terkait dengan hak, batasan, dan pengoperasian penerbangan dari sistem pesawat udara kecil tanpa awak disampaikan oleh Fajar Adikusuma dari DKKPU Kementerian Perhubungan,  

Peserta pelatihan juga mempelajari Klasifikasi ruang udara dan persyaratan pengoperasian, kawasan keselamatan operasi penerbangan (KKOP), dan pembatasan penerbangan yang mempengaruhi pengoperasian pesawat udara kecil tanpa awak yang disampaikan oleh M. Riza Semaryan Lubis dari DNP Kemenhub. Mayor Sus Hosen Akademi Angkatan Udara Yogyakarta menyampaikan materi Informasi resmi cuaca dan efek cuaca pada performa pesawat udara kecil tanpa awak, materi crew resource management dipaparkan Dr. Iswari Nur Hidayati, S.Si., M.Sc. Dr. Taufik Hery Purwanto, M.Si., dan Totok Wahyu Wibowo, S.Si., M.Sc., dari Departemen Sains Informasi Geografis, menyampaikan materi mengenai prosedur inspeksi permulaan terbang dan perawatan pesawat udara kecil tanpa awak, penentuan performa pesawat udara kecil tanpa awak, serta beban dan performa pesawat udara kecil tanpa awak. Bapak Bakhtiar Alldino Ardi Sumbodo, S.Si., M.Cs dari Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika Fakultas MIPA UGM menyampaikan sebuah materi prosedur komunikasi radio.  

  

Selain itu pengajar dari Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, dr. Yudha Nurhantari, Sp.FM., Ph.D., memaparkan materi pengaruh fisiologis narkoba dan alkohol. Materi Pengambilan keputusan tentang aeronautikaPengambilan keputusan tentang aeronautika dismapiakan oleh Karen Slamet Hardjo, S.Si., M.Sc., dari Departemen Teknologi Kebumian. Moeji Soebagyo, S.ST dari AirNav Indonesia/Perum LPPNPI menyampaikan materi tentang pengoperasian bandar udara. Sa’duddin, S.Si., M.B.A., M.Sc., dari Pustral UGM menyampaikan materi Prosedur inspeksi permulaan terbang dan perawatan pesawat udara kecil tanpa awak. 

Materi pengantar Aerial Survey, pemetaan, sistem koordinat, serta GNSS untuk pengukuran jaring kontrol pemetaan disampaikan oleh Dr. Iswari Nur Hidayati, S.Si., M.Sc., dari Departemen Sains dan Informasi Geografis, Fakultas Geografi UGM. Selain itu, materi juga disampaikan oleh Ruli Andaru, S.T., M.Eng., Ph.D., dan Dr. Bilal Ma`ruf, S.T., M.T., dari Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik UGM. Pelatihan ini tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga memberikan perhatian khusus pada praktik langsung. Peserta mendapatkan kesempatan untuk mengoperasikan drone melalui simulasi dan pelatihan penerbangan di lapangan. 

Pada hari kelima, peserta melakukan praktik pemetaan dengan drone di Sumberarum Setran, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, bersama sejumlah instruktur seperti Iqbal Hanun Azizi, S.T., dan Sa’duddin, S.Si., M.B.A., M.Sc. Dalam sesi ini, peserta mempraktikkan pengumpulan data pemetaan serta penggunaan GNSS untuk pengukuran jaring kontrol. Aktivitas praktik ini dirancang agar peserta mendapatkan pengalaman langsung dan wawasan yang lebih mendalam terkait pemanfaatan drone dalam pemetaan. 

Pelatihan ditutup dengan ujian praktik penerbangan yang dinilai oleh Sa’duddin, S.Si., M.B.A., M.Sc. dan Iqbal Hanun Azizi, S.T. Setelah menyelesaikan pelatihan, peserta menerima sertifikat yang telah diverifikasi oleh Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU), Kementerian Perhubungan, dengan nomor registrasi UASTC-009, untuk mendaftar sertifikat remote pilot (Remote Pilot Certificate) melalui portal SIDOPI-GO. 

Setelah seluruh rangkaian kegiatan pelatihan selesai, sertifikat diberikan secara simbolis oleh Sa’duddin, S.Si., M.B.A., selaku Kepala Divisi Pelatihan dan Seminar Pustral UGM. Sertifikat ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dan kredibilitas peserta dalam bidang pemetaan menggunakan drone, baik untuk penelitian, akademik, maupun kebutuhan industri. Dengan adanya pelatihan ini, Pustral UGM berharap dapat berkontribusi dalam pengembangan keahlian dan pengetahuan profesional di bidang pengoperasian drone untuk pemetaan. Mengingat pentingnya teknologi drone dalam sektor pemetaan dan survei, pelatihan ini dirancang untuk membekali peserta dengan keterampilan praktis yang relevan untuk kebutuhan di lapangan. (Tim Diklat/SDD)

Pustral UGM Menyelenggarakan Pelatihan Studi Kelayakan Proyek Infrastruktur Angkatan Ketiga

Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM menyelenggarakan pelatihan Studi Kelayakan Proyek Infrastruktur sebagai salah satu upaya meningkatkan kapasitas parapihak yang terkait. Pelatihan diselenggarakan pada 19-22 November 2024 di Ruang Wanagama, Lt. 1 di Gadjah Mada University Club Hotel (UC Hotel UGM)  secara daring  dan luring. Peserta pelatihan sebanyak 5 orang dari Unit KPBU PT Hutama Karya.

Pelatihan dibuka oleh Dr. Ir. Dewanti, MS selaku Sekretaris Kepala Pustral UGM dengan pengajar Prof. Wakhid Slamet Ciptono, M.B.A, M.P.M., Ph.D dan Eddy Junarsin., Ph. D., CFP, dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Mohamad Rachmadian Narotama, S.T., M.Sc., Ph.D. dari Fakultas Ilmu Budaya UGM, serta Ir. Dwi Ardianta Kurniawan, S.T., M.Sc., IPM dari Pustral UGM dan Danes Quirira Octavio, S.E., M.Sc. dari Universitas Diponegoro. Selain menyimak penyampaian materi di kelas, peserta juga mengunjungi Pelabuhan Tanjung Adikarto di Kulonprogo dan melakukan wawancara dengan perwakilan dari Dinas Kelautan dan Perikanan DIY untuk mendapatkan informasi mengenai faktor-faktor penyebab pelabuhan belum beroperasi. Materi dari lapangan selanjutnya didiskusikan di ruang kelas untuk mendapatkan solusi yang mungkin dapat diambil.

Pelatihan Studi Kelayakan Proyek Infrastruktur Angkatan ketiga ditutup oleh Ir. Joewono Soemardjito, M.Si selaku Kepala Divisi Administrasi dan Keuangan Pustral UGM. Beliau menyampaikan terima kasih atas kepercayaan seluruh peserta untuk mengikuti pelatihan di Pustral UGM. Harapannya setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat menerapkan dalam tugas di instansinya. (DAK/HLT)

Pustral UGM Menerima Kunjungan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan dalam Rangka Rencana Kolaborasi Penelitian

Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM menerima kunjungan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbangda) Provinsi Kalimantan Tengah pada hari Selasa, 19 November 2024 di Kantor Pustral UGM, Jl. Kemuning M-3, Sekip, Sleman. Kunjungan dilakukan dalam rangka rencana kolaborasi penelitian dengan tema keberlangsungan ekologis dalam pengembangan infrastuktur transportasi khususnya mengenai pengembangan koridor ekologis di Provinsi Kalimantan Tengah.

Dalam kesempatan ini hadir Sekretaris Pustral, Dr. Ir. Dewanti, MS, didampingi peneliti Pustral UGM, serta beberapa perwakilan dari Bappedalitbangda Provinsi Kalimantan Tengah (HLT/ DAK).

Pengarusutamaan Solusi Berbasis Alam (Nature Base Solution – NBS)

Kebutuhan akan infrastruktur, khususnya infrastruktur linier seperti jalan raya, semakin meningkat secara masif untuk membangun konektivitas antar wilayah. Hal ini diharapkan dapat mempercepat peningkatan kualitas pelayanan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Secara global, pembangunan infrastruktur, khususnya jalan raya, akan terus menjadi perhatian utama karena perannya yang vital dalam mendukung pembangunan daerah (Dulac, 2013).

Namun potensi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pembangunan infrastruktur linier perlu diantisipasi. Beberapa dampak tersebut antara lain hilangnya keanekaragaman hayati, fragmentasi habitat, dan peningkatan risiko kepunahan spesies (FIDIC et al., 2023). Di Indonesia, kebutuhan akan konektivitas jalan raya masih sangat besar, terutama di wilayah timur Indonesia yang infrastrukturnya masih terbatas.  Namun, konsep pembangunan infrastruktur berkelanjutan bukannya tanpa tantangan.  Beberapa kendala yang dihadapi antara lain rendahnya tingkat pemahaman dan kesadaran masyarakat, strategi implementasi yang kurang optimal, dan kurangnya pengakuan dari pemberi dana. Selain itu, terbatasnya penelitian mengenai dampak lingkungan dari infrastruktur linier juga memperlambat penerapannya.

World Wildlife Fund (WWF) sebagai bagian dari konsorsium dengan Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) telah terlibat dalam perencanaan pembangunan infrastruktur dalam kerangka Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2045 melalui kerjasama di bidang Program Infrastruktur Berkelanjutan di Asia (SIPA) dengan Bappenas. Kolaborasi ini bertujuan untuk memastikan perencanaan pembangunan khususnya sektor infrastruktur di Indonesia dapat dilaksanakan secara berkelanjutan, mengintegrasikan solusi berbasis alam yang mendukung ketahanan iklim.

RPJPN 2025-2045 sendiri telah disahkan melalui UU No. 59 Tahun 2024 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2025 – 2045, dimana istilah Solusi Berbasis Alam telah digunakan untuk pengendalian bencana dan infrastruktur khususnya terkait dengan sumber daya air. Dengan diakuinya solusi berbasis alam sebagai salah satu solusi sebagai alat untuk mengatasi dampak pembangunan, maka pengarusutamaan konsep ini perlu diperkuat kepada pemangku kepentingan khususnya kalangan akademisi dengan mendorong berbagai penelitian terkait NbS mulai dari konsep, perencanaan, hingga implementasinya.

Sebagai bagian dari rangkaian program Sustainable Infrastructure Programme in Asia (SIPA) yang diinisiasi oleh Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Proyek Infrastruktur Prioritas Nasional Kementerian PPN/Bappenas bersama OECD dan WWF dalam upaya mengarusutamakan pembangunan infrastruktur berkelanjutan yang berketahanan iklim di tingkat nasional pada perencanaan pembangunan jangka panjang dan jangka menengah, mengadakan Seminar “Tren Studi Infrastruktur Solusi Berbasis Alam di Indonesia” yang diselenggarakan pada Selasa, 12 November 2024 di Jakarta.

Tujuan dari kegiatan adalah mendapatkan informasi terkini mengenai penelitian-penelitian terkait implementasi Nature-based Solution (NbS) khususnya yang berkaitan langsung dengan pembangunan infrastruktur jalan; dan mengarusutamakan konsep NbS ke lingkungan universitas untuk meningkatkan jumlah penelitian dan implementasinya.

Keluaran dari kegiatan ini adalah mencapai pemahaman bersama tentang bagaimana tren penelitian dan implementasi NbS, khususnya yang terkait langsung dengan pembangunan infrastruktur jalan di Indonesia; dan ide strategis untuk mengintegrasikan konsep NbS ke dalam kurikulum universitas dan agenda penelitian dengan mengembangkan modul mata kuliah atau penelitian bersama.

Seminar dibuka oleh Sumedi Andono Mulyo selaku Direktur Perencanaan dan Pengembangan Proyek Infrastruktur Prioritas Nasional, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Sesi paparan dibuka oleh Ryan Bartlett, Shail Joshi dari WWF US yang menyampaikan materi Nature-based Solutions for Climate-Resilient Infrastructure Planning in Indonesia: Modelling Results and Recommendations. Selanjutnya paparan Analisis Dampak Jalan Terhadap Jasa Ekosistem, Temuan Perubahan Tutupan Lahan dan Rekomendasi Pengelolaan di Riau, Sumatera Barat, dan Jambi oleh Prof Projo Danoedoro dari Fakultas Geografi UGM.

Pusar Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada pada kesempatan ini menyampaikan materi Aspek Lingkungan yang Berkontribusi dalam Mengatasi Permasalahan Pembangunan Infrastruktur Jalan yang disampaikan oleh Dwi Ardianta Kurniawan, ST, M.Sc selaku peneliti. Materi yang disampaikan menjawab bagaimana aspek lingkungan seperti perlintasan satwa, jasa lingkungan dan solusi berbasis alam dapat berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan terkait pembangunan infrastruktur khususnya infrastruktur jalan.

Sesi terakhir adalah Tren Penelitian dan Kajian Terkait Solusi Berbasis Alam (NbS) dari Universitas Diponegoro dan  Pengenalan Isu NbS di Lingkungan Akademisi yang dilanjutkan dengan Respon dan Diskusi Terpandu  yang menghadirkan Prof. Dr. Muhammad Baiquni., MA dari Majelis Guru Besar Indonesia, perwakilan Direktorat Lingkungan Hidup, Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Pekerjaan Umum.

Seminar dihadiri oleh sekitar 50 peserta yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, instansi pemerintah, asosiasi, Lembaga Swadaya Masyarakat serta lembaga donor. (DAK/HLT)

Kesempatan Emas untuk Mengasah Keterampilan Data Spasial: Pustral UGM Selenggarakan Diklat GIS Dasar Batch #23

Diklat Sistem Informasi Geografis (SIG) Dasar Angkatan 23 yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada (Pustral UGM) pada 14-19 Oktober 2024 di University Club (UC) Hotel UGM, merupakan sebuah kesempatan emas bagi peserta untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan dalam bidang SIG. Diklat dihadiri oleh 22 peserta yang berasal dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara. 

Acara dibuka oleh Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D., selaku Kepala Pustral UGM, yang menekankan pentingnya penerapan teknologi GIS dalam berbagai bidang. Beliau juga menggarisbawahi bahwa peserta diharapkan dapat memanfaatkan pelatihan ini untuk meningkatkan kompetensi dalam pengelolaan data spasial, yang kini semakin relevan di berbagai sektor. 

Peserta akan dibekali dengan pemahaman mendalam mengenai konsep-konsep dasar Sistem Informasi Geografis (SIG), pengenalan perangkat lunak ArcGIS, serta teknik pengolahan dan analisis data spasial. Dalam pelatihan ini, para instruktur yang berpengalaman siap membimbing peserta. Salah satunya adalah Sa’duddin, S.Si., M.B.A., M.Sc., dari Pustral UGM, yang akan membawakan materi tentang Konsep Dasar GIS, pengenalan ArcCatalog dan ArcMap, serta teori dan praktik terkait spatial query 

Selain itu, Karen Slamet Raharjo, S.Si., M.Sc. dari Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi UGM, menjelaskan teori struktur data serta data tabular dan query dasar. Dr. Eng. Purnama B. Santosa, ST., M.App.Sc.IPM dari Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik UGM juga mengajarkan teori mengenai data entry dan editing. Tak kalah penting, Dr. Ir. Bilal Ma’ruf., S.T., M.T dari departemen yang sama akan memperkenalkan peserta pada GNSS (Global Navigation Satellite System). Peserta juga akan mendapatkan wawasan tentang spatial analysis dengan data vektor dari Dr. Like Indrawati, S.Si., M.Sc., serta teori dan praktik terkait visualisasi data spasial, pengenalan GNSS, dan spatial referencing yang dibawakan oleh Alfiatun Nur Khasanah, S.Si., M.Sc. 

Praktik langsung menjadi bagian tak terpisahkan dalam pelatihan ini. Dhoni Wicaksono, S.Si., M.Sc. memandu peserta dalam praktik pengenalan ArcCatalog dan ArcMap serta spatial analysis dengan data vektor. Rendy Putra Maretika, S.Si., M.Sc. juga mengajarkan praktik struktur data serta data tabular dan query dasar. Untuk praktik data entry dan editing, Agus Kuntarto, S.Si. dari Pusat Kedokteran Tropis FK-KMK UGM siap memberikan bimbingan bagi para peserta. 

Yang lebih menarik lagi, pelatihan ini mencakup sesi lapangan di Taman Nasional Gunung Merapi. Di sini, peserta akan melakukan pengambilan data menggunakan aplikasi geotagging Avenza dengan pendampingan dari Agus Kuntarto dan Sa’duddin. Hasil observasi lapangan ini kemudian diolah dan divisualisasikan menggunakan aplikasi GIS sehingga dapat memberikan pengalaman langsung kepada peserta tentang proses mulai dari pengumpulan data hingga visualisasi hasil pemetaan.  

Dengan kombinasi materi teori yang komprehensif dan praktik langsung yang aplikatif, peserta diharapkan dapat memahami secara utuh bagaimana SIG dapat diterapkan dalam berbagai konteks nyata. Pelatihan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis peserta, tetapi juga membuka peluang untuk berkolaborasi dengan para ahli di bidangnya. 

Untuk mengukur pemahaman peserta, pelatihan ini juga dilengkapi dengan pre-test dan post-test, serta memberikan kesempatan bagi peserta untuk mengembangkan keterampilan mereka melalui berbagai latihan dan praktik langsung di bawah bimbingan para ahli. Setelah mengikuti seluruh rangkaian kegiatan, peserta yang berhasil menyelesaikan pelatihan akan mendapatkan sertifikat dari Pustral UGM, sebagai bukti kompetensi mereka dalam SIG. Penutupan diklat dilakukan dengan penyerahan sertifikat oleh Kepala Pustral UGM, Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D. 

Melalui Pelatihan GIS Dasar ini, para peserta dapat menerapkan keterampilan yang diperoleh untuk mendukung pengelolaan data lingkungan secara lebih efektif dan efisien. Dengan pemahaman yang mendalam mengenai pemetaan spasial, analisis data, dan penggunaan teknologi GIS, para peserta diharapkan mampu mengidentifikasi dan memecahkan masalah lingkungan, seperti pemantauan sumber daya alam, pengelolaan lahan, serta konservasi keanekaragaman hayati. 

Selain itu, kami berharap pelatihan ini akan membekali peserta dengan kemampuan untuk merancang strategi pengelolaan lingkungan berbasis data spasial yang lebih akurat, sehingga mampu membantu pengambilan keputusan yang tepat dalam rangka perlindungan dan pelestarian lingkungan. Keterampilan yang dikembangkan dalam pelatihan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pembangunan yang berkelanjutan serta pengelolaan sumber daya alam di berbagai sektor, baik di pemerintahan maupun swasta. (Udin)

Pustral UGM Bekerjasama dengan Pelindo Meluncurkan Buku Kapita Selekta Pengembangan Pelabuhan di Indonesia

Angkutan laut merupakan moda transportasi yang terus berkembang di Indonesia. Meskipun angkutan darat masih menjadi moda yang dominan, namun angkutan laut mengalami perkembangan yang menggembirakan dari tahun ke tahun. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa pada lima pelabuhan utama di Indonesia, yaitu Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Balikpapan, dan Makassar, telah diangkut sebanyak 86,8 juta ton barang pada tahun 2023. Besaran tersebut meningkat dibandingkan tahun 2017 sebesar 72,4 juta ton barang atau tumbuh rerata 3% per tahun.

Pentingnya peran angkutan laut tersebut tentu memerlukan dukungan prasarana dan sarana yang memadai. Pelabuhan merupakan salah satu titik simpul utama dalam rantai logistik di Indonesia dikarenakan perannya di dalam membangun interkoneksi antar wilayah. Secara nasional, pelabuhan menghubungkan berbagai pulau dan wilayah di Indonesia untuk mendukung pemerataan ekonomi melalui perdagangan dan distribusi logistik. Secara global, pelabuhan di Indonesia berpotensi menjadi hub atau penghubung ke banyak negara seperti di Timur Tengah, Eropa, dan Cina. Potensi ini perlu dioptimalkan agar Indonesia, sebagai poros maritim dunia, dapat bersaing dengan negara-negara maju di sektor kepelabuhanan.

Berbagai strategi perlu dilakukan agar kinerja pelabuhan dapat meningkat, salah satunya berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan pengetahuan mengenai kepelabuhanan. Salah satu sumber penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah melalui buku dan referensi yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi di Indonesia. Terbitnya buku-buku mengenai kepelabuhanan merupakan langkah kongkrit untuk mendukung strategi tersebut. Untuk itu, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau dikenal dengan Pelindo, bersama dengan Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada menginisasi penerbitan buku seri Kapita Selekta Pengembangan Pelabuhan di Indonesia.

Buku ini terdiri dari tiga volume yaitu Buku 1: Perspektif Kebijakan Pengembangan Pelabuhan di Indonesia (Indonesia Port Development Policy Perspectives), Buku 2: Pengelolaan Pelabuhan Berkelanjutan (Sustainable Port Management), dan Buku 3: Aspek Teknis dalam Pengembangan Pelabuhan (Technical Aspects of Port Development). Secara total, buku ini terdiri dari 25 chapter yang melibatkan 58 penulis yang berasal dari 23 institusi perguruan tinggi dalam dan luar negeri, lembaga pemerintah, swasta dan BUMN. Buku ini sudah melalui proses review yang dilakukan secara  akuntabel melalui peer-review oleh reviewer akademisi terkemuka, praktisi dan regulator serta para reviewer dari Pelindo yang sangat memahami seluk beluk mengenai penyelenggaraan pelabuhan. Keseluruhan proses dijalani selama sekitar enam bulan melalui tiga kali workshop dengan melibatkan para penulis, editor dan reviewer, serta proses konsinyeering untuk finalisasi editorial.

Dalam rangkaian ulang tahun yang ke-3, Pelindo mengadakan soft launching buku dalam tajuk “Pelindo Stakeholders Gathering, Golf Tournament & Book Launching”. Acara diadakan di Royale Jakarta Golf Club, pada Sabtu 12 Oktober 2024 pukul 12.30 – selesai. Prosesi launching dilakukan oleh jajaran Direksi dan Komisaris Pelindo dan Tim Editor yaitu Prof. Dr. Techn. Ir. Danang Parikesit, M.Sc., IPU., APEC.Eng., selaku Peneliti Senior Pustral UGM dan Pengajar pada Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik UGM. Turut mendampingi pula para editor yaitu Prof. Raja Oloan Saut Gurning, S.T., M.Sc., Ph.D. CmarTech dari Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), serta Prof. Sari Wahyuni, S.I.P., M.Sc., Ph.D, dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI). (DAK)

Pustral UGM berpartisipasi dalam 70 Years of Indonesia – Austria Partnership

Wina adalah kota layak huni di dunia pada tahun 2024, rekor yang dipegang kota ini sejak tahun 2018. Jakarta adalah ibu kota Indonesia, beserta aglomerasi perkotaannya adalah rumah berpenduduk lebih dari 30 juta jiwa, menjadikannya salah satu megapolitan dunia. Pembangunan ibu kota baru Indonesia Nusantara merupakan langkah signifikan menuju kehidupan perkotaan yang berkelanjutan di Indonesia. Dengan memprioritaskan mobilitas perkotaan yang berkelanjutan, kota ini bertujuan untuk mengurangi jejak karbonnya, meningkatkan kualitas udara, dan meningkatkan kualitas hidup penduduknya secara keseluruhan. Seiring kemajuan Nusantara dari konsep hingga implementasi, Nusantara diharapkan berfungsi sebagai laboratorium hidup untuk solusi perkotaan yang inovatif dan cetak biru untuk kota-kota masa depan di seluruh dunia.

Dari kisah ketiga kota tersebut, terlepas dari tantangan yang harus dihadapi setiap kota, masing-masing kota memiliki niat dan kebijakan yang kuat untuk keberlanjutan, termasuk mobilitas berkelanjutan. Menciptakan mobilitas yang mulus dan berkelanjutan telah diupayakan oleh Wina dan Jakarta dengan berbagai hasil. Ibu kota baru Indonesia sekarang mencari contoh, pelajaran, teknologi dan pengetahuan tentang kota hutan lestari yang harus dikembangkan dan dipelihara. Untuk itu, dalam rangkaian 70 Years of Indonesia – Austria Partnership, diselenggarakan diskusi panel yang berfungsi sebagai sesi berbagi dan belajar, baik dari akademisi maupun praktisi akan meningkatkan pengetahuan, kapasitas, dan kemitraan untuk lebih mengejar praktik transportasi perkotaan yang berkelanjutan.

Diskusi diselenggarakan di Vienna, Austria 3-4 Oktober 2024 mengambil tema Sustainable Urban Mobility: From concept, governance to implementation. Acara dibuka oleh Bapak Damos D Agusman, Duta Besar Republik Indonesia untuk Austria, Slovenia dan Organisasasi Internasional di Vienna, serta Prof. Dr. A Min Tjoa, Chairman of the Austrian National Competence Center for Security Research, Vienna  University of Technology. Sesi 1 diskusi panel mengambil tema Revisiting Sustainable Urban Mobility: a New Approach yang menghadirkan 1) Prof. Hermann Knoflacher, Professor of the Institute of Transportation, Research Center of Transport Planning and Traffic Engineering, Vienna University of Technology, 2) Prof. Guenter Emberger, Head of Researcher Unit, Vienna University of Technology, 3) Prof. Danang Parikesit, Professor of Engineering Economics and Transport Policy dan Peneliti Senior Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral), Universitas Gadjah Mada, serta 4) Prof. Yusak O. Susilo, BMK Endowed Professorship in Digitalisation and Automation in Transport and Mobility System, The Institute for Transport Studies, BOKU University. Moderator dalam diskusi adalah Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D., Kepala Pustral UGM.

Sesi ini akan menyoroti pentingnya membangun konsep dan kerangka teoritis yang baik untuk mempromosikan mobilitas perkotaan yang berkelanjutan. Para panelis menguraikan situasi mobilitas saat ini di Wina, Jakarta dan kota-kota global lainnya, dan menekankan tantangan keberlanjutan bagi kota-kota tersebut. Beberapa isu diskusi mencakup bagaimana mendefinisikan keberlanjutan dalam hal transportasi dan mobilitas dan metrik umum untuk menunjukkan keberlanjutan dalam hal pergerakan barang dan jasa. Selain itu dibahas pula utama yang dihadapi oleh kota-kota global dalam mempromosikan mobilitas berkelanjutan, serta bagaimana belajar dari kesalahan masa lalu kita, dan bagaimana membangun pengetahuan yang lebih baik dalam keberlanjutan. Selain itu juga dibahas bagaimana teknologi dapat membantu dalam mencapai target keberlanjutan yang ditetapkan oleh komunitas global sambil memenuhi kebutuhan mobilitas lokal.

Isu selanjutnya adalah peran akademisi dalam mengadvokasi mobilitas berkelanjutan, pandangan tentang pendapat bahwa akademisi sering menempatkan diri jauh dari masalah aktual dan terkini, dan tidak cukup melibatkan diri untuk menemukan solusi langsung dan pragmatis untuk mobilitas perkotaan. Isu terakhir adalah bagaimana mendorong pemerintah dan swasta untuk meningkatkan kapasitas mereka untuk mengelola pergerakan barang dan jasa di daerah perkotaan, serta apa yang diperlukan agar mereka berbuat lebih baik dalam upaya untuk meningkatkan mobilitas di kota. (DAK)