Perubahan penggunaan lahan umumnya mempengaruhi integritas suatu ekosistem di suatu wilayah. Dalam pembangunan infrastruktur khususnya jalan tol, akan secara langsung mengkonversi penggunaan lahan eksisting, misalnya persawahan, permukiman, hutan akan berubah menjadi lahan terbangun jalan tol. Efek dari perubahan ini bisa sangat parah jika konversi penggunanaan lahan tersebut mengganggu habitat penting seperti tanaman dan hewan utama yang ada di wilayah tersebut (Islam, dkk., 2018). Hilangnya dan kerusakan habitat merupakan ancaman utama bagi spesies satwa liar, dan terkait erat dengan adanya perluasan atau pembangunan jalan (Torres, A., dkk., 2016)
Dalam pembangunan infrastruktur khususnya jalan tol, pemerintah hanya fokus lingkungan abiotik dan sosial, tetapi kurang peka terhadap lingkungan biotik khusunya satwa. Namun, efek skala besar dari pembangunan infrastruktur tersebut pada umumnya masih diabaikan. Untuk itu, Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM bekerjasama dengan HK ExperTalk menginisiasi webinar nasional dengan topik “Pembangunan Infrastruktur vs Konservasi Satwa Liar di Indonesia: Menggapai Keseimbangan”. Webinar ini diharapkan menjadi media diskusi para stakeholder mengenai bagaimana kebijakan dalam pembangunan infrastrukur selalu berimbang dalam konservasi satwa liar yang ada di Indonesia.
Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D. selaku Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM dalam pembukaan menyampaikan harapannya agar webinar ini dapat menjadi media diskusi berbagai stakeholder untuk menghasilkan masukan terkait bagaimana pembangunan infrastruktur tetap terlaksana tanpa harus menganggu ekosistem terutama satwa liar yang sudah ada sebelumnya.
Drh. Indra Exploitasia Semiawan, M.Si dari Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) sebagai narasumber pertama menyampaikan bahwa unutk menuju keseimbangan antara infrastruktur dan keanaekaragaman hayati diperlukan beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: perlu ada keseimbangan ekonomi dan ekologi; memahami perilaku satwa liar merupakan pendekatan yang perlu dilakukan sebelum melakukan pembangunan infrastruktur, demi keselamatan kedua belah pihak; dan perlu dibangun mindset untuk hidup berdampingan dengan satwa liar karena kita hidup berdampingan. Diakhir paparan beliau menyampaikan bahwa pembangunan jalan/ lintasan yang ramah lingkungan (ecopassage) merupakan implementasi konsep green infrastructure sebagai pengejawantahan dalam mewujudkan tujuan CBD 2050: “Living in Harmony with Nature”.
Narasumber kedua, Ni Putu Oki Wirastuti dari PT Hutama Karya (Persero) menyampaikan topik Tantangan dan Inovasi dalam Membangun Infrastruktur Jalan Tol. Disampaikan bahwa PT Hutama Karya (Persero) secara berkelanjutan akan menerapkan rencana pelestarian satwa di sepanjang Jalan Tol Trans Sumatera untuk mendukung konsep Jalan Tol Hijau. Selanjutnya Genman Suhefti Hasibuan., S. Hut., M.M dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau sebagai narasumber ketiga menyampaikan tema terkait dengan adaptasi pembangunan jalan tol pada habitat gajah di Provinsi Riau. Dalam paparannya beliau memberikan contoh langsung bagaimana pembelajaran dari penetapan terowongan gajah pada Jalan Tol Dumai-Pekanbaru di kantong gajah Balai Raja.
Sebagai narasumber keempat, Dr. rer. Silv. Muhammad Ali Imron., S. Hut., M. Sc selaku Tim Ahli Pustral UGM memberikan pemaparan terkait dengan bagaimana respon satwa liar terhadap pembangunan infrastruktur jalan. Menurutnya, jalan memberikan resiko dampak bagi kelestarian satwa liar melalui pengaruhnya terhadap vegetasi, lingkungan dan satwa liar secara langsung.Di sisi yang lain pembangunan infrastruktur jalan memiliki peran penting bagi pembangunan di Indonesia,sehingga perlu dilakukan upaya mitigasi pada setiap tahap pembangunan dan pemeliharaan jalan. Mitigasi dilakukan tidak generic namun sangat tergantung pada karakter satwa liar dan perilakunya.
Webinar ini disambut dengan antusias oleh peserta yang meliputi pemerintah pusat dan daerah, BUMN, praktisi, akademisi, dan masyarakat umum. Para peserta terlibat aktif dalam diskusi yang dipandu moderator Sa’duddin, S.Si., M.B.A, M.Sc.dari Pustral UGM. Acara diselenggarakan secara daring melalui aplikasi zoom dan kanal Youtube streaming Pustral UGM pada hari Kamis, 27 Juli 2023 pukul 09.00 – 12.00 WIB diikuti oleh sekitar 1797 peserta. (HLT/SDD/DAK)