Webinar Market Outlook dan Persepsi Risiko Usaha Jasa Konstruksi 2026

 

“Tahun 2026 adalah tahun yang memiliki permintaan pasar konstruksi non-APBN yang besar, namun dengan risiko usaha yang tinggi dan penuh tantangan untuk melakukan transformasi dan migrasi kompetensi segera, sehingga mampu mempertahankan keberlanjutan usaha (Danang Parikesit, 2025)”

 

 

“Konstruksi memiliki peran strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Tenaga ahli konstruksi di Indonesia sejumlah 9 juta orang, sehingga sektor konstruksi cukup besar memberikan multiplier effect terhadap perekonomian. Selain itu, peralatan dan teknologi juga berkembang cepat yang harus diikuti oleh kesiapan SDM. Transparansi penyediaan jasa konstruksi juga diterapkan melalui e-catalog yang sudah dominan dijalankan,” demikian disampaikan oleh Bapak Boby Ali Azhari, S.T., M.Sc. selaku Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum sebagai keynote speaker pada Webinar “Market Outlook dan Persepsi Risiko Usaha Jasa Konstruksi 2026”, Kamis, 4 September 2025, pukul 10.00 – 12.00 WIB.

Lebih jauh, Boby menyampaikan bahwa arah pembangunan konstruksi tahun 2026 berbeda dibandingkan tahun sebelumnya yang terfokus pada IKN dan jalan tol. Tahun mendatang fokus pembangunan dilakukan pada swasembada pangan dan sekolah rakyat. Peran jasa konstruksi dipercaya tetap memegang peranan kunci dalam pembangunan ekonomi nasional. Meskipun pembangunan jalan tol berkurang, namun konstruksi berperan penting dalam mendukung hilirisasi. Kapasitas pengembangan SDM konstruksi juga merupakan isu penting yang tetap diperhatikan.

Webinar terselenggara atas kerjasama Laboratorium Manajemen Proyek Konstruksi Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik UGM (DTSL FT UGM) dengan Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM. Acara ini juga didukung oleh Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, GAPENSI, Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI), serta Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO). Ir. Ikaputra, Ph.D selaku Kepala Pustral menyampaikan bahwa kolaborasi ini sangat strategis mengingat keterkaitan erat antara sistem transportasi dan logistik dengan industri jasa konstruksi, di mana kedua sektor ini saling mendukung dalam pembangunan infrastruktur nasional yang berkelanjutan.

Webinar menghadirkan Prof. Dr. Techn. Ir. Danang Parikesit, M.Sc., IPU., APEC.Eng., QRGP. selaku Kepala Laboratorium Manajemen Proyek Konstruksi DTSL FT UGM yang telah melakukan penelitian komprehensif bertema “Outlook dan Persepsi Risiko Usaha Jasa Konstruksi Indonesia 2026”. Hadir pula membuka webinar Prof. Dr. Ir. Teuku Faisal Fathani, Ph.D., IPU. selaku Ketua DTSL FT UGM, serta pembahas Ibu Airyn Saputri Harahap, S.T., M.Sc. selaku Direktur Usaha dan Kelembagaan Jasa Konstruksi, Dirjen Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum, dan Bapak Ir. Taufik Wijoyono, M.Sc. selaku Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK).

Danang Parikesit menyampaikan bahwa ekonomi global stagnan/melambat pada tingkat ±2,9% akibat geopolitik, perlambatan ekonomi Cina, dan suku bunga tinggi. Nilai pasar konstruksi global diperkirakan mencapai USD 14–15 triliun pada 2026, didominasi sektor residensial. Sektor infrastruktur tetap tinggi, didorong agenda transisi energi & perubahan iklim. Sementara itu, ekonomi Indonesia tetap tumbuh stabil (5,4%) didukung daya beli, inflasi terjaga, dan sinergi kebijakan. Fokus belanja negara diarahkan pada efisiensi dan kesinambungan pembangunan.

Fokus kebijakan fiskal tahun 2026 adalah menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan fiskal dengan belanja yang produktif. Pertumbuhan sektor jasa konstruksi diperkirakan 4,5–6%. Dengan kondisi ini, dan melihat hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan konstruksi, dapat disimpulkan bahwa sektor jasa konstruksi sangat rentan. Apabila sektor ini tumbuh 6% atau diatas pertumbuhan ekonomi nasional, maka akan terjadi akselerasi pembangunan di tahun-tahun selanjutnya.

Pasar konstruksi tahun 2026 akan didominasi oleh proyek PSN non-APBN sebesar Rp698,64T atau 82% dari seluruh pasar konstruksi Indonesia. Hanya 18% pasar konstruksi Indonesia berasal dari APBN yang terdiri dari APBN (9 K/L) sebesar Rp156,34T. Proyek swasta yang cukup besar adalah proyek 1 juta rumah di tahun 2026 senilai Rp240T.

Danang selanjutnya menyampaikan hasil survei terhadap 8 Perusahaan konstruksi  besar, 21 Perusahaan konstruksi menengah dan kecil, serta 69 Konsultan menunjukkan bahwa bisnis tahun 2026 kondisinya tidak menentu bahkan memiliki risiko yang meningkat. Lebih jauh, hasil survei juga menunjukkan bahwa kemampuan pengelolaan risiko bagi usaha jasa konstruksi Indonesia masih perlu ditingkatkan. Usaha jasa konstruksi kecil dan menengah akan sulit bertahan dalam kondisi ketidakpastian usaha dan kompetensi teknologi dan SDM yang terbatas. Menurutnya, tingginya risiko ini dirasakan oleh mayoritas pelaku usaha, di mana 87,50% perusahaan besar dan 47,62% perusahaan menengah-kecil memprediksi risiko tersebut akan meningkat. “Kondisi ini menjadi tantangan serius, terutama bagi usaha kecil dan menengah yang 71,43% di antaranya hanya menangani kurang dari lima proyek  skala kecil per tahun,” tambahnya

Masih perlu ada dukungan pemerintah cq. Ditjen Bina Konstruksi dan LPJK dalam meningkatkan keberlanjutan usaha. Perhatian lebih perlu diberikan bagi usaha jasa konstruksi kelas menengah dan kecil. Bagi usaha jasa konstruksi, tahun 2026 adalah tahun yang memiliki permintaan pasar konstruksi non-APBN yang besar, namun dengan risiko usaha yang tinggi dan penuh tantangan untuk melakukan transformasi kompetensi segera, sehingga mampu mempertahankan keberlanjutan usaha. Pemerintah perlu membantu UKM jasa Konstruksi untuk melakukan tranformasi maupun migrasi dari proyek-proyek APBN/APBD ke proyek-proyek swasta maupun KPBU melalui skema insentif maupun pelatihan kompetensi usaha dan teknis. Pengelolaan risiko gagal bayar kontraktor ke sub-kontraktor juga perlu didukung pemerintah khususnya Kementerian Keuangan dan kemenrerian teknis terkait melalui penjaminan risiko.

Webinar ini dihadiri oleh 900 peserta melalui Zoom dan YouTube. Dengan antusias, para peserta menyampaikan pertanyaan yang dipandu oleh moderator, Tantri Nastiti Handayani, S.T., M.Eng., Ph.D., dosen Laboratorium Manajemen Proyek Konstruksi DTSL FT UGM. Acara juga disemarakkan dengan kuis yang memberikan hadiah kepada lima orang pemenang. (SDD/DAK/HLT)

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*