Pustral UGM Menyelenggarakan Webinar: Perkerasan Jalan Ramah Lingkungan dan Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim

Perubahan iklim adalah tantangan global yang dampaknya semakin nyata dirasakan, termasuk pada infrastruktur transportasi. Fenomena seperti kenaikan suhu udara dan curah hujan yang tidak menentu telah membuat konstruksi jalan menjadi lebih rentan terhadap kerusakan. Webinar ini menjadi sangat relevan karena membahas solusi inovatif untuk meningkatkan daya tahan jalan melalui penggunaan material ramah lingkungan seperti nanokomposit, teknologi Warm Mix Asphalt (WMA), serta metode desain berbasis data iklim. Dengan pendekatan ini, kita tidak hanya memperkuat ketahanan infrastruktur tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan.

Demikian disampaikan Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D selaku Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada pada pembukaan webinar “Perkerasan Jalan Ramah Lingkungan dan Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim” Kamis, 23 Januari 2024, pukul 09.00 – 11.00 WIB.

“Kami berkomitmen untuk memberikan kontribusi nyata dalam menjawab tantangan ini melalui kolaborasi lintas disiplin. Webinar ini dirancang untuk menjadi platform diskusi yang mempertemukan akademisi, praktisi, dan pembuat kebijakan guna berbagi pengetahuan tentang praktik terbaik dari berbagai negara seperti Slovakia yang telah berhasil mengimplementasikan teknologi inovatif seperti High Modulus Asphalt Concrete (HMAC) dan Porous Asphalt. Kami berharap diskusi hari ini dapat menginspirasi penerapan teknologi serupa di Indonesia,” demikian disampaikan Ikaputra.

Webinar menghadirkan pembicara Ir. Latif Budi Suparma, M.Sc., Ph.D., Tim Ahli Pustral UGM sekaligus Ketua Program Studi Magister Sistem dan Teknik Transportasi, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik UGM. Dalam paparannya, Latif menyampaikan bahwa infrastruktur ramah lingkungan didesain dan  dibangun dengan prinsip meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, misalnya sumber daya  alam, polusi (udara, air, tanah, dsb), juga dampak sosial terhadap masyarakat. Infrastruktur ramah lingkungan juga bertujuan untuk meningkatkan umur pemakaian infrastruktur dan mengurangi kebutuhan perawatan.

“Beberapa bentuk perkerasan jalan yang ramah lingkungan diantaranya adalah penggunaan recycled materials untuk meminimalkan bahan terbuang, Permeable Pavement untuk mengurangi limpasan dan meningkatkan kualitas air, Biogenic Asphalt Technology yang mengurangi emisi karbon dioksida selama produksi, serta Warm Mix Asphalt yang memerlukan energi yang suhu yang lebih rendah selama pemrosesan,” demikian disampaikan Latif.

Di sisi lain, Latif juga mengingatkan dampak perubahan iklim terhadap perkerasan, baik yang berupa dampak langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, perubahan iklim akan meningkatkan suhu yang dapat mengurangi kualitas perkerasan jalan. Selain itu, perubahan curah hujan juga akan mempengaruhi kualitas permukaan dan stabilitas jalan khususnya pada tanah lempung atau air tanah tinggi yang meningkatkan risiko banjir. Secara tidak langsung, perubahan iklim yang menurunkan kualitas permukaan dapat berpengaruh pada pengurangan keselamatan, peningkatan penggunaan kendaraan, namun mengurangi kecepatan. Hal ini dapat berpengaruh pula pada peningkatan kebisingan lalulintas.

Beberapa strategi adaptasi terhadap perubahan iklim dapat dilakukan misalnya dengan pengembangan bahan dan konstruksi yang mendukung daya tahan perkerasan. Beberapa tindakan dapat dilakukan misalnya dalam bentuk penggunaan material yang tahan terhadap perubahan iklim, pemberian air untuk pendingin pada saat udara panas, mengurangi periode penggantian jalan, manajemen lalulintas terutama pengaturan kendaraan berat, dan pengaturan mengenai standar desain perkerasan dan kendaraan.

Memang disadari bahwa beberapa strategi tersebut memunculkan berbagai tantangan dan hambatan, diantaranya kebutuhan pendanaan yang lebih tinggi, kebutuhan riset dan pengembangan yang memerlukan waktu dan biaya, serta hambatan politis dan institusional karena adanya konflik kepentingan dan keterbatasan institusi untuk menerapkan teknologi baru.

Seusai pemaparan dilakukan diskusi yang dipandu oleh moderator Hafid Lastito, S.E., MPA selaku Peneliti Pustral UGM. Webinar dihadiri oleh sekitar 603 peserta dari berbagai kalangan baik pemerintah, swasta, BUMN dari pusat dan daerah. (SDD/DAK/HLT)

Leave A Comment

Your email address will not be published.

*