Akses masyarakat terhadap transportasi publik yang terbatas masih menjadi tantangan utama di dalam mendorong bergesernya perilaku masyarakat di dalam menggunakan transportasi publik. Di sisi lain, upaya untuk menghadirkan solusi dalam menghadirkan budaya penggunaan transportasi publik sangatlah mahal dan membutuhkan waktu yang lama untuk pelaksanaannya. GoTransit sebagai bentuk inovasi dan kerjasama antar-perusahaan yang membantu pengelola transportasi publik untuk menjangkau lebih banyak (grow). Masyarakat pengguna kendaraan pribadi untuk beralih menggunakan transportasi publik tanpa menghabiskan investasi yang begitu besar.
Ir. Ikaputra, M. Eng.,Ph. D selaku Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM dalam sambutannya mengatakan bahwa Gotransit Mobility Talk menjadi serangkaian talkshow yang dapat direplikasi dengan panelis terkenal dari sektor swasta, publik, dan akademik untuk membahas integrasi transportasi umum. pertama akan terfokus pada cara-cara untuk meningkatkan jumlah penumpang angkutan umum, dengan penelitian dampak GoTransit dan GoInstant oleh Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM (Pustral UGM) sebagai pembuka diskusi.
Catherine Sutjahjo selaku GoTo ODS President menyampaikan bahwa awal mula lahirnya Go Transit berdasarkan data yang menunjukan bahwa 1 dari 4 trip Go Ride itu menuju atau dari simpul transportasi seperti terminal, stasiun dan lainya. Yang menarik juga, terdapat 11 stasiun di Jakarta yang menjadi simpul transportasi yang menjadi tujuan utama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumen menggunakan layanan Go Jek itu pada first mile maupun last mile. Selanjutnya Catherine mengajak para pengelola simpul untuk mewujudkan integrasi antara public dan private menjadi layanan yang terintegrasi.
Selanjutnya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam sambutanya menyampaikan bahwa saat ini dibutuhkan ide-ide baru dan juga kreativitas para insan-insan transportasi baik itu terkait dnegan penumpang maupun barang. Dalam 2 tahun terakhir menurut data BPS terjadi kenaikan 11,9% dan 7,2% peningkatan jumlah mobil penumpang dan sepeda motor. Selain itu juga disinggung bagaimana rendahnya minat masyarakat untuk menggunakan transportasi publik. Modal share angkutan umum di beberapa kota besar di Indonesia saat ini kurang dari 20% sangat berbeda dengan modal share di beberapa Kota besar di negara lain seperti Kuala Lumpur 20-50%, dan Singapura, Hongkong, dan Tokyo mencapai lebih dari 50%. Menteri Perhubungan menyambut positif apa yang dikembangkan Go To dalam rangka mewujudkan integrasi antarmoda namun perlu juga didukung dengan system pembayaran yang terpadu juga. Selain itu, upaya pemerintah dalam mewujudkan fasilitas transportasi yang ramah lingkungan diharapkan dapat didukung oleh Go To. Kolaborasi antar stakeholders seperti saat ini diperlukan unutk memberikan manfaat bagi masyarakat terutama pada sektor transportasi.
Pada di sesi berikutnya adalah Panel discussion yang dimoderatori oleh Ketua Forum Transportasi Antar Perguruan Tinggi (FSTPT) Andyka Kusuma, S.T., M.Sc., Ph.D dengan beberapa narasumber, yaitu Irjen Pol. Drs. Hendro Sugiatno, M.M, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan: Dukungan Integrasi Transportasi Umum; Gonggomtua E. Sitanggang, Direktur ITDP Indonesia; Dr. Ir. Dewanti, M.S, Sekretaris Pustral UGM; dan Gede Manggala, selaku Head of Regions and External Affairs Gojek
Gotransit Mobility Talk Vol. 1 ini disambut dengan antusias oleh peserta yang meliputi pemerintah pusat dan daerah, akademisi, dan juga masyarakat umum. Acara diselenggarakan secara hybrid di Ruang Mataram, Gedung Karya Lt.1 Kementerian Perhubungan RI, Jakarta Pusat dan melalui aplikasi zoom pada hari Jumat, 8 September 2022 pukul 13.00 – 17.00 WIB. Bagi yang belum sempat untuk mengikuti acara ini dapat kembali menyimak melalui kanal Youtube Pustral UGM. (HLT/SDD/DAK)