Hajatan Nasional Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru 2024/2025) baru saja berakhir. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan dan instansi terkait, diperkirakan terdapat lebih kurang 110 juta penduduk melakukan perjalanan libur Nataru 2024/2025 yang terjadi para rentang tanggal 18 Desember 2024 hingga 8 Januari 2025. Guna memberikan pelayanan terbaik dalam sektor transportasi, berbagai program pemerintah pada sektor transportasi dirancang dan diiimplementasikan berkerjasama dengan berbagai sektor demi terciptanya keamanan, kenyamanan, dan keselamatan perjalanan pada libur Nataru 2024/2025. Program tersebut diantaranya program mudik gratis untuk moda angkutan laut, penurunan harga tiket pesawat domestik sebesar 10%, angkutan motor gratis dengan berbagai lokasi asal dan tujuan, pemberlakuan manajemen lalu lintas pada jalan tol dan non tol berupa one way, contra flow, manajemen rest area, pembatasan operasional angkutan barang, pembatasan u-turn, optimalisasi gerbang tol, dan berbagai program lainnya.
Berhasilkah kebijakan transportasi pemerintah pada Nataru 2024/2025 memberikan pelayanan angkutan penumpang ?
Guna menjawab pertanyaan tersebut, Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada melaksanakan survei wawancara guna mengukur persepsi masyarakat pelaku perjalanan terhadap berbagai kebijakan transportasi pada Nataru 2024/2025. Survei wawancara ini mengambil sampel responden sebesar 5.804 dengan margin of error 1,35%. Survei dilakukan di 7 provinsi yang diproyeksikan mewakili kurang lebih 62% tujuan pelaku perjalanan yang terjadi pada momen Nataru 2024/2025 pada lebih kurang 37 simpul transportasi dan titik ruas jalan yang berada di masing-masing provinsi pada tanggal 29 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025 yang diprediksi menjadi puncak pergerakan (mobilisasi) masyarakat.
Seluruh indikator penilaian dinyatakan valid dan reliabel berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas. Mengutip hasil survei, secara umum jumlah responden yang menjawab PUAS dan SANGAT PUAS mencapai 86%, sementara yang menjawab TIDAK PUAS sebesar 1,6% dan sebanyak 11,3% menjawab NETRAL. Adapun Indeks Kepuasan Pengguna Transportasi mencapai nilai 4.39 (88,28% dari skor maksimum) atau berada di kategori SANGAT PUAS. Indeks tertinggi dicapai pada aspek Keamanan di sarana angkutan umum dengan nilai 4,6 (92,31% dari skor maksimum), sedangkan indeks terendah pada aspek Sosialisasi Keselamatan dengan nilai 4,2 (83,56% dari skor maksimum). Mengutip pada hasil survei, Kepuasan Pengguna Transportasi berdasarkan moda memperlihatkan indeks kepuasan tertinggi dicapai moda kereta api dengan nilai 4,6 (92,59% dari skor maksimum), khususnya dalam hal inovasi jenis layanan, ketepatan waktu dan kemudahan informasi sementara terendah pada moda bus dengan nilai 4,2 (83,98% dari skor maksimum) khususnya dalam hal layanan petugas, sosialisasi keselamatan dan kemudahan informasi.
Di luar tingkat kepuasan masyarakat yang cukup tinggi tersebut, terdapat beberapa isu yang perlu mendapat perhatian. Beberapa isu tersebut adalah kemudahan memperoleh tiket (kereta api, ASDP), ketepatan waktu dan keterjangkauan tarif (angkutan udara), kualitas jalan dan pengaturan lalulintas (angkutan jalan/kendaraan pribadi), adanya perantara (ASDP), serta kebersihan dan kenyamanan ruang tunggu dan sarana (angkutan laut). Selain pertanyaan mengenai kualitas layanan, dalam survei ini juga ditanyakan sikap/pandangan pengguna layanan transportasi terhadap beberapa kebijakan pemerintah terkait kebijakan dan program pada periode Nataru 2024/2025 seperti penyelenggaraan mudik gratis hingga kebijakan penurunan tiket pesawat, dimana hasil survei memperlihatkan sebanyak 89,7% responden mendukung kebijakan tersebut.
Hasil survei disampaikan oleh Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D selaku Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM dalam acara “Rilis Survei Nasional Persepsi Publik Terhadap Penyelenggaraan Transportasi Pada Masa Libur Natal 2024 & Tahun Baru 2025”. Acara diselenggarakan secara hybrid pada Jumat, 10 Januari 2025 pukul 13.00 WIB s/d selesai dibuka oleh Rektor UGM Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG (K)., Ph.D. yang memberikan sambutan secara taping. Hadir sebagai penanggap adalah Ahmad Yani A.T.D., MT (Plt. Dirjen Perhubungan Darat), Prof. Dr. Techn. Ir. Danang Parikesit, M.Sc., IPU., APEC.Eng (Guru Besar pada Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik UGM), Agus Pambagio (Pengamat Kebijakan Publik), Tulus Abadi (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia/YLKI) dan Danang Giri Sadewa selaku influencer Pengguna Transportasi. Acara dihadiri oleh stakeholders pusat dan daerah yang mengikuti dengan antusias diskusi yang dipandu oleh Yuli Isnadi, SIP, MPA, Ph.D selaku salah satu tenaga ahli kajian sekaligus Dosen Fisipol UGM.
Ahmad Yani menyatakan cukup berbangga dengan hasil survei yang menyatakan kebijakan pemerintah mendapatkan respon kepuasan yang cukup tinggi. Beliau menyatakan bahwa pada momen Nataru kenaikan yang terjadi hanya 30-40% dari kondisi normal, sementara pada lebaran kenaikan dapat mencapai 300% dari kondisi normal. Hasil ini dapat menjadi penyiapan Kemenhub untuk menghadapi masa lebaran, sebagaimana juga diamini oleh beberapa penanggap lain. Agus Pambagio mengharapkan hasil survei dapat dianalisis lebih lanjut untuk memberikan rekomendasi bagi pemegang kebijakan. Sementara Tulus Abadi menyampaikan perlunya memperhatikan Standar Pelayanan Minimum (SPM) khususnya pada pengoperasian jalan tol dalam manajemen lalulintas pada momen khusus seperti Nataru dan Lebaran. Danang Parikesit menyampaikan fenomena menarik bahwa kinerja prasarana yang dikelola oleh BUMN yang monopolistik cenderung lebih puas dibanding pada sarana yang dikelola oleh swasta yang memiliki alternatif operator. Terakhir, Danang Sadewa menyampaikan kekuatan media sosial yang dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap layanan publik.
Mencermati persepsi masyarakat yang tertuang pada hasil survei tersebut, maka seyogyanya Pemerintah dan seluruh penyelenggara layanan transportasi tidak terlena terhadap persepsi positif masyarakat mengenai kualitas layanan dan penyelenggaraan Nataru 2024/2025 namun tetap harus mawas diri dan melakukan improvement terhadap aspek-aspek layanan yang masih perlu dioptimalkan. Pustral UGM berharap hasil survei ini menjadi masukan kepada Pemerintah dalam penyelenggaraan angkutan Nataru maupun angkutan Lebaran berikutnya dimana pada momen tersebut terjadi pergerakan atau mobilisasi masyarakat yang signifikan dan memerlukan atensi khusus dari seluruh pemangku kepentingan sehingga program-program yang bermanfaat dapat ditingkatkan dan dilanjutkan. Perhatian perlu dilakukan pada layanan yang mendapatkan tingkat kepuasan rendah untuk dapat dilakukan perbaikan secara signifikan. (Red)