Mengelola Arus Pergerakan Liburan Nataru: Tantangan dan Solusi di Era Transportasi Terintegrasi

Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) merupakan periode dengan peningkatan pergerakan masyarakat yang signifikan di Indonesia. Berdasarkan survei Kementerian Perhubungan, pergerakan masyarakat selama libur Nataru dapat mencapai 110 juta orang pada tahun 2024, didorong oleh keinginan berlibur, mudik, dan aktivitas lainnya. Hal ini memunculkan tantangan dalam memastikan kelancaran transportasi nasional, terutama pada simpul-simpul transportasi utama. Manajemen arus pergerakan selama Nataru tidak hanya mencakup aspek kelancaran lalu lintas tetapi juga keselamatan, keamanan, dan kenyamanan masyarakat. Hambatan seperti kemacetan, ketidaksesuaian jadwal moda transportasi, dan tantangan logistik pada periode puncak menjadi isu utama yang harus diatasi.  

Era transportasi terintegrasi menuntut sinergi antar moda transportasi seperti darat, laut, dan udara. Pemanfaatan teknologi informasi serta peningkatan kolaborasi antar pemangku kepentingan, termasuk Kemenhub, operator dibidang transportasi, menjadi langkah penting untuk menghadirkan solusi yang inovatif. Pemerintah telah mempersiapkan infrastruktur dan layanan untuk mendukung kelancaran Nataru, termasuk pengaturan pelabuhan, bandara, terminal bus, dan stasiun kereta api. Namun, implementasi kebijakan membutuhkan koordinasi yang lebih erat untuk mengurangi kendala operasional dan memenuhi kebutuhan Masyarakat. 

Demikian disampaikan Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D. selaku Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada dalam pembukaan webinar yang diselenggarakan pada hari Kamis, 19 Desember 2024 pukul 09.00 – 11.30 WIB. Webinar menghadirkan Dr. Robby Kurniawan, S.STP.,M.Si., MMTr selaku Kepala Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan dan Arif Rusman Yulianto selaku Direktur Operasi PT Pelindo Multi Terminal. 

Robby menjelaskan langkah-langkah yang diambil oleh Kementerian Perhubungan untuk mengantisipasi lonjakan pergerakan selama liburan Nataru, seperti pengaturan jadwal transportasi dan pembenahan infrastruktur transportasi. Beliau menyoroti pentingnya sistem transportasi terintegrasi yang menghubungkan berbagai moda transportasi (darat, laut, udara) untuk menciptakan arus perjalanan yang lancar dan aman selama Nataru, serta meminimalkan kemacetan dan ketidaksesuaian jadwal. Kebijakan Sektor Perhubungan Darat yang diterapkan diantaranya adalah 1) Sistem tidal/contra flow, one-way, dan rekayasa lalin (situasional); 2) Pengaturan penyeberangan Pelabuhan Ketapang, Gilimanuk, Jangkar, Lembar, Merak, Bakauheni, Ciwandan, BBJ Bojonegara, BBJ Muara Pilu, dan Pelabuhan Wijaya Karya Beton Tbk; 3) Delaying system dan buffer zone menuju Pelabuhan Merak, Bakauheni, Ketapang dan Gilimanuk; 4) Mengalihkan sementara 49 Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) sebagai tempat istirahat; 5) Memfasilitasi mudik gratis untuk 3.500 penumpang, 60 unit sepeda motor untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas; 6) Memastikan pasokan BBM di jalur utama yang digunakan, serta 7) Pembatasan operasional angkutan barang.  

Sementara itu Kebijakan Sektor Perhubungan Udara adalah Penurunan harga tiket (disc. Fuel surcharge airlines, PJP2U InJourney, avtur Pertamina), Penambahan kapasitas dan optimalisasi slot time sesuai dengan demand, serta Inspeksi dan ramp check angkutan udara. Pada sektor Perhubungan Laut, kebijakan yang diambil adalah penyiapan kapal navigasi dan kapal patroli, re-route kapal penumpang PSO PT Pelni, pelaksanaan uji petik kelaiklautan kapal penumpang, serta tiket gratis Nataru 2024/2025 dengan kapasitas 29.972 penumpang untuk 100 ruas yang dilayani. Sementara itu, Kebijakan Sektor Perkeretaapaian yang diambil meliputi Ramp Check Standar Pelayanan Minimum (SPM), Penambahan perjalanan KA dan penambahan petugas, Angkutan motor gratis, Monitoring stasiun dan perlintasan sebidang dan antisipasi gangguan dengan Alat Material Untuk Siaga (AMUS), serta Pelaksanaan uji coba Direct Train rute Gambir – Semarang Tawang dan Gambir – Yogyakarta. 

Dalam sesi selanjutnya Arif Rusman menyoroti upaya reformasi dan digitalisasi pelabuhan, yang berperan penting dalam meningkatkan efisiensi pengelolaan arus mudik, serta memastikan kelancaran distribusi barang dan penumpang selama Nataru. Beliau menekankan pentingnya integrasi antara moda serta bagaimana PT Pelindo Multi Terminal berkolaborasi untuk memastikan alur pergerakan penumpang yang lancar dan aman. Untuk menjaga kenaikan arus penumpang dan barang, Pelindo melakukan beberapa persiapan menjelang Natal 2024 & Tahun Baru 2025, diantaranya adalah penyiapan fasilitas berupa tenda, kursi dan toilet portable selama masa Nataru, kemudian penambahan petugas operasional internal dan pengamanan dari TNI/Polri, juga peningkatan pemeriksaan barang bawaan penumpang, serta memfasilitasi operator untuk mempublikasikan tarif penumpang di terminal milik Pelindo.  

Webinar dihadiri oleh sekitar 300 peserta yang berasal dari berbagai instansi baik pusat maupun daerah. Seusai pemaparan dilanjutkan dengan diskusi yang dipandu oleh moderator Ir. Iwan Puja Riyadi, S.T., IPM selaku peneliti Pustral UGM. Kesimpulan webinar ini menekankan pentingnya perencanaan strategis dan kebijakan berbasis data dalam mengelola mobilitas masyarakat, terutama selama periode libur Nataru dan Idulfitri. Diperlukan langkah-langkah teknis dan operasional yang terkoordinasi untuk memastikan kelancaran transportasi, keamanan, serta kenyamanan pengguna di tengah tingginya volume pergerakan.  (DAK/SDD/HLT)

Leave A Comment

Your email address will not be published.

*