Supply chain atau rantai pasok merupakan jaringan antara perusahaan dan pemasoknya yang berhubungan kegiatan produksi, shipping, dan mendistribusikan produk tersebut kepada pelanggannya atau pembeli akhir. Kegiatan supply chain perlu dijalankan secara efektif dan efisien, khususnya bagi perusahaan manufaktur. Terdapat tiga hal yang harus dikelola dalam supply chain, yaitu aliran barang, uang, dan informasi.
Demi menunjang kelancaran operasional bisnis, manajemen rantai pasok sangat perlu diperhatikan karena menyangkut penanganan seluruh aliran produk baik barang atau juga jasa, mulai dari komponen mentah sampai pengiriman produk akhir kepada pelanggan. Proses supply chain management yang baik akan membantu bisnis untuk memangkas biaya operasional dan menghemat dana usaha serta mempercepat proses pengiriman barang kepada pelanggan.
Dalam perkembangannya, supply chain management mulai berevolusi, dari segmentasi kegiatan fragmentation, consolidation, integration, value creation, networked, sampai ke smartification dalam hal ini digital supply network (R. Ballou, 2006). Beberapa faktor yang mempengaruhi evolusi adalah: perusahaan fokus pada pengurangan biaya, meningkatnya persaingan global, perusahaan fokus pada efisiensi peningkatan dan kinerja (Porter dan Masters, 1994); konsolidasi kebijakan liberalisasi perdagangan dan gerakan globalisasi, meningkatnya konsentrasi ritel – sentralisasi dan kekuasaan, dan perusahaan meningkat fokus pada kepuasan pelanggan (Rida, dkk., 2019).
Evolusi supply chain management saat ini (tahun 2020-an) sudah masuk ke segmen smartification dalam hal ini digital supply network. Dalam posisi tersebut diperlukan kebutuhan baik dari internal maupun eksternal organisasi, akan terjadi kelancaran operasional bisnis.
Isu-isu penting tersebut mendorong Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM menyelenggarakan webinar dengan tema Digital Supply Network di Indonesia: Bagaimana Peran Para Stakeholders? Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D. selaku Kepala Pustral dalam pembukaan berharap bahwa webinar dapat dijadikan wahana untuk mendiskusikan mengenai bagaimana peran para stakeholders dalam memenuhi kebutuhan dalam penerapan digital supply network di Indonesia.
Prof. Dr. Kuncoro Harto Widodo, S.TP, M. Eng yang merupakan Tim Ahli Pustral UGM dan Guru Besar Logistik dan Supply Chain Fakultas Teknologi Pertanian UGM sebagai narasumber pertama menyampaikan perkembangan terkini dari supply chain logistics managements, konsep digitalisasi di negara-negara lain serta beberapa bagian dari buku Logistik Indonesia: Teori, Kebijakan, dan Praktik yang turut dilaunching pada webinar kali ini. Evolusi logistik mengalami perubahan yang dinamis sampai dengan saat ini. Sejak tahun 1960-an sudah berkembang pemikiran yang saat ini diimplementasikan namun masih dilakukan secara fragmented atau sendiri-sendiri. Tahun 1980-an sudah terdapat upaya melakukan upaya untuk dapat bekerja bersama-sama antar stakeholder walaupun belum sepenuhnya terintegrasi. Tahun 1990-an sudah terdapat upaya integrasi dilanjutkan di tahun 2000-an berkembang lagi tidak hanya integrasi secara fisik namun juga secara sistem dan peningkatan value dengan penggunaan teknologi informasi. Kemudian tahun 2010-an berkembang lagi proses jejaring dalam mendukung fleksibilitas kinerja logistik yang berkembang hingga saat ini melalui digitalisasi dan teknologi berbasis smart dalam mendukung kinerja logistik.
Narasumber kedua yaitu Dr. Atong Soekirman, S.E., M.M selaku Asisten Deputi Pengembangan Logistik Nasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyampaikan kebutuhan penerapan digital supply network di Indonesia. Beliau menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi akan mempengaruhi sektor transportasi logistik. Tantangan sektor transportasi dan logistik adalah bahwa Indonesia mengalami defisit $6,29 juta pada tahun 2021 yang akan menggerus neraca pembayaran nasional. Biaya logistik saat ini berkisar 24-25% dari PDB, namun saat ini sedang dihitung ulang dengan berbagai pertimbangan yang relevan dengan dinamika yang terjadi di lapangan. Tantangan konektivitas antar wilayah barat dan timur juga menjadi hal yang perlu dipikirkan bersama terutama terkait dengan infrastruktur dan sebagainya. Pada akhir sesi, beliau menyampaikan capaian dalam implementasi rencana aksi National Logistic Ecosystem (NLE) yang telah dilakukan pemerintah yang secara keseluruhan mencapai 90,5%.
Sebagai narasumber ketiga adalah Budi Santosa., ST., MT., CLIP., CISCP selaku Advisor for President Director for Business Solution Expert in Supplychain & Logistics, PT Krakatau Bandar Samudera. Selain itu, beliau juga Anggota Dewan Penelitian & Pengembangan DPP Asosiasi Logistik & Forwarder Indonesia, Kepala Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Cabang Bandung, serta Dosen Senior Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Industri Telkom University. Dalam pemaparannya beliau menyampaikan bahwa terdapat beberapa isu dalam pelaksanaan supply chain yaitu material scarcity atau kelangkaan material, peningkatan biaya kirim, demand forecasting, kemacetan di pelabuhan, perubahan perilaku konsumen, inflasi serta transformasi digital. Beberapa yang sudah dilakukan antara lain adalah menjaga likuiditas bisnis, diversifikasi sourcing dalam strategi rantai pasokan, mengenali alternatif pengiriman pelabuhan, dan memperbaiki demand forecasting. Pada akhir pemaparan beliau menyampaikan manfaat apa saja yang dapat diperoleh dalam pemanfaatan digital supply chain misalnya penurunan waktu dan biaya.
Narasumber yang keempat adalah Ir. Berny Achmad Subki, S.T., Dipl. Oce yang saat ini menjabat sebagai Direktur Logistik, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Beliau menyampaikan paparan terkait Tantangan Digitalisasi Supply Chain di Sektor Kelautan dan Perikanan. Kondisi saat ini memperlihatkan ekosistem yang terdegradasi, krisis iklim yang semakin intensif, keanekaragaman hayati yang terancam, persaingan ekonomi yang semakin ketat, serta penerapan standar mutu yang ketat. Digitalisasi dalam sistem rantai pasok diharapkan dapat menjadi solusi dalam mengatasi berbagai tantangan sektor perikanan di atas. Namun terdapat tantangan dalam pengembangan logistik berbasis digital di bidang perikanan seperti ikan merupakah perishable product atau perlu penangan khusus, kemudian keterbatasan fasilitas logistic, integrasi fisik dan online, ketersedian dan keterhubungan informasi, koordinasi antar stakeholders dan juga bagaimana peran pemerintah dalam menyiapkan sosialisasi dalam implementasi kebijakan ini.
Webinar ini disambut dengan antusias oleh peserta yang meliputi pemerintah pusat dan daerah, kepolisian, akademisi, mahasiswa, dan masyarakat umum. Para peserta terlibat aktif dalam diskusi yang dipandu moderator Andyka Kusuma, S.T., M.Sc., Ph.D selaku Ketua Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi/FSTPT dan juga Dosen Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Acara diselenggarakan secara daring melalui aplikasi zoom dan kanal Youtube streaming Pustral UGM pada hari Selasa, 21 Maret 2023 pukul 09.00 – 11.15 WIB diikuti oleh sekitar 180 peserta. (HLT/SDD/DAK).