Pos oleh :

Admin

PUSTRAL UGM Menyelenggarakan: Seminar Nasional Strategi Green Financing Sektor Transportasi untuk Daya Saing Perkeretaapian Berkeadilan

Perkeretaapian merupakan backbone transportasi dan logistik, untuk itu Pemerintah berkomitmen untuk menjaga peran penting tersebut, meskipun dalam kondisi fiskal terbatas sehingga inovasi pembiayaan. Demikian disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada Seminar Seminar Strategi Green Financing Sektor Transportasi untuk Daya Saing Perkeretaapian Berkeadilan di Jakarta, Rabu 20 September 2023. “Skema pembiayaan green financing cukup menjanjikan, namun penerapannya di Indonesia harus terukur agar memenuhi kriteria yang ada. Tema besar green dan keadilan secara simultan menimbulkan biaya tinggi secara ultimate yang harapannya membawa manfaat yang juga ultimate,” demikian ditambahkan oleh Pak BKS, panggilan akrab Menteri Perhubungan. Manfaat tersebut termasuk juga dampak pada produktifitas dan lapangan pekerjaan yang lebih luas dan berkeadilan antar generasi yang harapannya akan menapakkan peradaban baru.

Sebelumnya dalam sesi sambutan, Ikaputra, Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM selaku penyelenggara seminar menyampaikan bahwa kereta api memiliki kapasitas angkut yang besar, konsumsi bahan bakar yang paling sedikit serta emisi karbon yang terendah. Mengutip kajian dari Asian Development Bank (ADB), kereta api perkotaan mampu mengangkut 100 ribu orang per jam, jauh dibandingkan moda transportasi lainnya. “KA juga mengkonsumsi bahan bakar terendah, yaitu 0,002 liter per km/orang, jauh lebih kecil dibandingkan sepeda motor sebesar 0,04 liter per km/orang. Sumbangan emisi yang dihasilkan juga lebih rendah, yaitu hanya 1% dibandingkan total emisi, jauh di bawah moda transportasi darat lainnya yang mendominasi dengan porsi sebesar 89%. Hal ini menunjukkan bahwa KA merupakan moda transportasi yang bersifat ramah lingkungan dan berkelanjutan,” demikian disampaikan Ikaputra.

Seminar juga menghadirkan beberapa narasumber lain, yaitu Ir. Mohamad Risal Wasal, ATD., MM., IPM (Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan), Dr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc (Tim Ahli Pustral UGM), Bapak Sahli (Executive Vice President of New Business and Strategic Project PT KAI, mewakili Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero)), Bapak Rustam Effendi (Analis Kebijakan Ahli Madya pada Pusat Kebijakan Pendapatan Negara (PKPN), Badan Kebijakan Fiskal (BKF), mewakili Kepala BKF, Kementerian Keuangan).

Sesi 2 menampilkan beberapa pembicara yaitu Ervan Maksum, ST, M.Sc (Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/Bappenas), Bapak Hermanto Dwiatmoko (Ketua Umum Masyarakat Perkeretaapian (MASKA) Indonesia), Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.D (Guru Besar Departemen Ilmu Ekonomi FEB UGM, dan Staf Khusus untuk Urusan Ekonomi dan Investasi Transportasi kepada Menteri Perhubungan Republik Indonesia), serta Prof. Dr. Ir. Sutanto Soehodho, M.Eng (Guru Besar Departemen Teknik Sipil Universitas Indonesia). Sementara sesi 3 menampilkan pembicara Bapak Heri Siswanto (Direktur Operasi PT KAI Logistik Mewakili Direktur Utama PT KAI Logistik), Bapak Ari Narsa (Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Selatan), Mr. Anderson Goh (Vice President Port Plus Business Division PSA Southeast Asia), serta Bapak Harry Sutanto (Wakil Ketua Umum DPP ALFI). Sesi diskusi dipandu oleh Prof Agus Taufik Mulyono, Guru Besar Teknik Sipil UGM.

Seminar menghasilkan beberapa kesimpulan penting yaitu untuk menarik investasi pada sektor perkeretaapian, terdapat angka angka penting keputusan investasi baik dari sisi finansial maupun kepentingan ekonomi. Untuk meningkatkan daya tarik investasi upaya kenaikan pendapatan dari tarif serta penurunan Biaya Operasi (BIOP) tidak mudah dilakukan, karena, jika dibandingkan angkutan darat sebagai pesaing, perkeretaapin memiliki beban beban yang lebih banyak, berupa pemeliharaan infrastruktur, tarif penggunaan (Track Access Charge – TAC), BBM, sampai beban pajak.

Sementara di sisi lain, KA adalah kontributor terbesar untuk transportasi hijau yang dapat menekan emisi karbon sampai 84% dibanding moda lain. Melihat pentingnya pengendalian emisi yang saat ini menjadi gerakan global, dan kesesuaian moda KA dengan agenda global, maka paradigma keputusan investasi harus bergeser dari sebelumnya mengutamakan aspek finansial, ekonomi baru aspek lingkungan, dalam paragdigma baru pengutamaan green diikuti dengan dampak sosial, baru kemudian kelayakan ekonomi dan finansial.

Dengan kepentingan yang lebih besar manfaatnya untuk lingkungan dan masyarakat, maka peran sumber daya publik yang dikendalikan oleh pemerintah. Pemerintah tentu berpihak pada green infrastruktur, namun saat kondisi fiskal terbatas, green financing menjadi salah satu peluang pendanaan. Meski demikian skema green financing/green bond yang ada sering membatasi negara berkembang untuk mengambil manfaat karena besarnya biaya transaksi dibandingkan carbon offet valuationnya.

Di Indonesia terdapat Sukuk Hijau sebagai salah satu skema pembiayaan, yang apabila dikembangkan lebih jauh bisa menjadi jawaban untuk modernisasi dan membuat sektor perkeretaapian menjadi ladang investasi menarik di Indonesia. Gerakan green ini tidak hanya membutuhkan perubahan paradigma dan mindset, tapi juga mensyaratkan kekuatan teknokratik, agar tidak hanya sebagai “greenwashing”, atau hanya claim atau sekedar simbol gerakan hijau yang tidak disertai tindakan dan target terukur.

Seminar diselenggarakan secara hybrid di Hotel Borobudur Jakarta, dihadiri oleh sekitar 150 orang secara offline dan 600 orang secara online. (DAK/HLT).

Pustral UGM Berpartisipasi dalam DIALOG KHUSUS DPRD DIY: Memperbaiki Sistem Transportasi Publik Perkotaan di DIY

Sebagai kota besar, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tentu saja akan banyak menarik minat masyarakat dari luar untuk datang. Banyak aspek yang menjadi daya tarilk bagi Yogyakarta untuk dikunjungi selain dari sektor pariwisata, bekerja, dan pendidikan yang tentu saja akan berdampak pada kepadatan lalu lintas di DIY. Angkutan umum sebagai salah satu bagian sistem transportasi massal sangat penting untuk mendukung pergerakan manusia dan barang di DIY. Namun faktanya, keberadaan angkutan umum saat ini dirasakan belum cukup efektif bagi masyarakat untuk berpindah dari kendaraan pribadi berganti moda angkutan umum, yang dapat dilihat dengan padatnya lalu lintas di jalan-jalan di Yogyakarta apalagi pada waktu peak hours pagi dan sore hari. Kendaraan pribadi, terutama sepeda motor, masih mendominasi pergerakan warga dari pinggiran kota ke pusat kota.

Menanggapi hal tersebut, DPRD Provinsi DIY bersama dengan AdiTV menyelenggarakan Dialog Khusus dengan tema Memperbaiki Sistem Transportasi Publik Perkotaan di DIY. Pustral UGM hadir sebagai narasumber dengan melalui salah satu penelitinya yaitu Ir. Deni Prasetio Nugroho, S.T., M.T. Deni, menyampaikan bahwa permasalahan transportasi saat ini terutama berada pada  first mile atau perjalanan dari rumah ke halte dan last mile atau halte ke tujuan akhir. “Perlu suatu integrasi yang menggabungkan moda lanjutan tersebut sehingga orang akan mau beralih menggunakan kendaraan public,” tuturnya. Menurut Deni, integrasi moda menjadi salah satu kunci keberhasilan transportasi public di DIY. Kita dahulu pernah punya best practice di area Bandara Adisutjipto yang terintegrasi dengan Kereta Api Prameks (komuter), Bus Pemadu Moda, Damri, taksi, paratransit, ride hailing, dan kendaraan sewa yang terakomodasi dalam 1 kawasan sehingga banyak pilihan moda yang akan digunakan sebagai moda lanjutan. “Model seperti ini yang perlu kita rencanakan ke depan misalnya di Stasiun Yogyakarta sehingga kawasan ini bisa menjadi tarikan baru lagi karena lahan cukup luas dan bisa mengurangi kepadatan yang terjadi di simpul tersebut,” tambahnya. .

Dalam kesempatan ini hadir juga sebagai narasumber Gimmy Rusdin Sinaga, S.E., selaku Ketua Komisi C DPRD DIY dan Sumariyoto, S.E., M.Si. selaku Plh. Kepala Dinas Perhubungan DIY. Kegiatan Dialog Khusus DPRD DIY ditayangkan secara langsung di ADI TV pada 08 September 2023 bertempat di studio ADI TV Jl. Raya Tajem Km 3, Wedomartani, Ngemplak, Sleman. (DAK, HLT, DPN).

Pustral UGM Mendukung Penyusunan Buku Putih Proyek Strategis Nasional (PSN)

Proyek Strategis Nasional (PSN) adalah proyek yang dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau badan usaha yang memiliki sifat strategis untuk peningkatan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah. Dalam implementasinya, Pemerintah telah menetapkan proyek-proyek yang masuk kategori proyek strategis nasional, yang tujuannya untuk memenuhi kebutuhan dasar dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka pelaksanaan proyek strategis, diperlukan upaya percepatan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Terkait hal ini Presiden Joko Widodo pada tanggal 8 Januari 2016 telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.

Pemerintah telah menugaskan KPPIP atau Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas untuk melakukan pemantauan kemajuan PSN dan melakukan evaluasi atas usulan proyek dan perubahan daftar proyek pada program PSN. Daftar PSN pertama kali ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 yang kemudian mengalami perubahan sebanyak 3 kali sesuai Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017, Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018, dan Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020. Pada perubahan keempat daftar PSN tersebut, terdapat penambahan proyek dan perubahan ruang lingkup program PSN tanpa adanya proyek yang dikeluarkan.

Selama rentang waktu 8 tahun, telah banyak capaian program yang telah diraih meskipun belum semua target dapat dicapai. Untuk mendokumentasikan berbagai capaian, masalah dan isu-isu yang terkait dengan PSN, Kementerian Perekonomian melalui KPPIP berinisiasi untuk menyusun Buku Transformasi Infrastruktur Menuju Indonesia Emas 2045: Refleksi Pelaksanaan Sewindu Proyek Strategis Nasional (PSN). Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM berkontribusi dalam penulisan buku tersebut, terkait dengan tema transportasi dan logistik. Penyusunan juga melibatkan institusi lain, yaitu Ikatan Alumni Universitas Padjajaran (IKA Unpad), IIGF Institute serta Tony Blair Institute for Global Change selalui knowledge partner. Buku tersebut disampaikan kepada Presiden Joko Widodo dalam puncak Infrastructure Forum and Edutainment Expo pada 13 September 2023 di Jakarta. Acara juga dihadiri oleh Menko Perekonomian serta menteri-menteri terkait lainnya. Dalam rangkaian acara tersebut dilakukan bedah buku yang dilaksanakan pada hari Kamis, 14 September 2023.

Dr. Dewanti, MS selaku Sekretaris Pustral UGM mewakili penulis menyampaikan bahwa transportasi memiliki peran membuka keterisolasian suatu wilayah dan menciptakan konektivitas antarwilayah. Transportasi juga menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi wilayah dan faktor penggerak terwujudnya tata niaga perdagangan dan industri yang efisien. Meskipun begitu, terdapat berbagai tantangan dalam implementasi pembangunan infrastruktur transportasi. “Pada jalan tol, infrastruktur yang terbangun belum mampu secara serta-merta memacu roda ekonomi wilayah di sekitarnya. Fasilitas transportasi pelabuhan yang bernilai ekonomi tinggi juga belum diimbangi pengembangan wilayah hinterland-nya,” demikian disampaikan oleh Dewanti. “Terdapat keterbatasan SDM yang berkompeten dengan standar global untuk mendukung pengoperasian infrastruktur terbangun di daerah khususnya pada pengembangan bandara. Penyediaan sarana transportasi massal kereta api juga dirasakan belum cukup menarik sebagai backbone mobilitas penumpang dan barang. Selain itu, secara umum keragaman karakteristik geografi dan spasial yang membutuhkan penanganan spesifik,” tambahnya.

Bedah buku juga menghadirkan Irawati Hermawan dari Ketua Ikatan Alumni UNPAD dan Yuki M. A. Wardhana selaku Peneliti Senior IIGF Institute mewakili para penulis, serta Suroto, Asisten Deputi Percepatan dan Pemanfaatan Pembangunan, Kemenko Perekonomian selaku moderator. (DAK)

Pustral UGM Menyelenggarakan Gotransit Mobility Talk Volume 1: Public-Private Partnership Melalui Gotransit untuk Mendukung Transportasi Umum

Akses masyarakat terhadap transportasi publik yang terbatas masih menjadi tantangan utama di dalam mendorong bergesernya perilaku masyarakat di dalam menggunakan transportasi publik. Di sisi lain, upaya untuk menghadirkan solusi dalam menghadirkan budaya penggunaan transportasi publik sangatlah mahal dan membutuhkan waktu yang lama untuk pelaksanaannya. GoTransit sebagai bentuk inovasi dan kerjasama antar-perusahaan yang membantu pengelola transportasi publik untuk menjangkau lebih banyak (grow). Masyarakat pengguna kendaraan pribadi untuk beralih menggunakan transportasi publik tanpa menghabiskan investasi yang begitu besar.

Ir. Ikaputra, M. Eng.,Ph. D selaku Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM dalam sambutannya mengatakan bahwa Gotransit Mobility Talk menjadi serangkaian talkshow yang dapat direplikasi dengan panelis terkenal dari sektor swasta, publik, dan akademik untuk membahas integrasi transportasi umum. pertama akan terfokus pada cara-cara untuk meningkatkan jumlah penumpang angkutan umum, dengan penelitian dampak GoTransit dan GoInstant oleh Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM (Pustral UGM) sebagai pembuka diskusi.

Catherine Sutjahjo selaku GoTo ODS President menyampaikan bahwa awal mula lahirnya Go Transit berdasarkan data yang menunjukan bahwa 1 dari 4 trip Go Ride itu menuju atau dari simpul transportasi seperti terminal, stasiun dan lainya. Yang menarik juga, terdapat 11 stasiun di Jakarta yang menjadi simpul transportasi yang menjadi tujuan utama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumen menggunakan layanan Go Jek itu pada first mile maupun last mile. Selanjutnya Catherine mengajak para pengelola simpul untuk mewujudkan integrasi antara public dan private menjadi layanan yang terintegrasi.

Selanjutnya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam sambutanya menyampaikan bahwa saat ini dibutuhkan ide-ide baru dan juga kreativitas para insan-insan transportasi baik itu terkait dnegan penumpang maupun barang. Dalam 2 tahun terakhir menurut data BPS terjadi kenaikan 11,9% dan 7,2% peningkatan jumlah mobil penumpang dan sepeda motor. Selain itu juga disinggung bagaimana rendahnya minat masyarakat untuk menggunakan transportasi publik. Modal share angkutan umum di beberapa kota besar di Indonesia saat ini kurang dari 20% sangat berbeda dengan modal share di beberapa Kota besar di negara lain seperti Kuala Lumpur 20-50%, dan Singapura, Hongkong, dan Tokyo mencapai lebih dari 50%. Menteri Perhubungan menyambut positif apa yang dikembangkan Go To dalam rangka mewujudkan integrasi antarmoda namun perlu juga didukung dengan system pembayaran yang terpadu juga. Selain itu, upaya pemerintah dalam mewujudkan fasilitas transportasi yang ramah lingkungan diharapkan dapat didukung oleh Go To. Kolaborasi antar stakeholders seperti saat ini diperlukan unutk memberikan manfaat bagi masyarakat terutama pada sektor transportasi.

Pada di sesi berikutnya adalah Panel discussion yang dimoderatori oleh Ketua Forum Transportasi Antar Perguruan Tinggi (FSTPT) Andyka Kusuma, S.T., M.Sc., Ph.D dengan beberapa narasumber, yaitu Irjen Pol. Drs. Hendro Sugiatno, M.M, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan: Dukungan Integrasi Transportasi Umum; Gonggomtua E. Sitanggang, Direktur ITDP Indonesia; Dr. Ir. Dewanti, M.S, Sekretaris Pustral UGM; dan Gede Manggala, selaku Head of Regions and External Affairs Gojek

Gotransit Mobility Talk Vol. 1 ini disambut dengan antusias oleh peserta yang meliputi pemerintah pusat dan daerah, akademisi, dan juga masyarakat umum. Acara diselenggarakan secara hybrid di Ruang Mataram, Gedung Karya Lt.1 Kementerian Perhubungan RI, Jakarta Pusat dan melalui aplikasi zoom pada hari Jumat, 8 September 2022 pukul 13.00 – 17.00 WIB. Bagi yang belum sempat untuk mengikuti acara ini dapat kembali menyimak melalui kanal Youtube Pustral UGM. (HLT/SDD/DAK)

Riset PUSTRAL UGM: Integrasi Antar Moda Lewat GoTransit Jadi Bagian Alternatif Solusi Transportasi Berkelanjutan di Indonesia

Yogyakarta, 5 September 2023 – Pusat Studi Transportasi dan Logistik (PUSTRAL) UGM, hari ini merilis riset terbaru terkait keterpaduan moda transportasi dengan tempat asal/tujuan pengguna, dengan studi kasus layanan mobilitas terintegrasi dari Gojek, yakni layanan GoTransit, yang Bertajuk “Dampak GoTransit terhadap Sistem Transportasi”.

  • Integrasi layanan Gojek dan Kereta Commuterline melalui fitur GoTransit di kawasan Jabodetabek, berhasil meningkatkan perpindahan pengguna layanan Gojek ke KRL Commuterline sebesar 38%
  • Penggunaan GoTransit yang melibatkan integrasi GoRide/ GoCar dan Kereta Commuterline dianggap mampu menghemat biaya pengeluaran transportasi hingga 27%, dibandingkan pola perjalanan sebelum menggunakan GoTransit
  • Penggunaan layanan Gojek dan Kereta Commuterline ini membantu mengurangi kemacetan dan tingkat emisi gas buang kendaraan bermotor hingga 5.057 ton per tahun

Riset PUSTRAL UGM melihat faktor terbatasnya integrasi antar moda transportasi di dalam memfasilitasi akses penumpang menjangkau transportasi publik, yang dikenal juga dengan konsep First Mile Last Mile (FM/LM), sebagai kendala utama dalam meningkatkan penumpangtransportasi publik.

Dalam riset ini, Pustral UGM melakukan pengumpulan data pada 13 Maret – 20 Juni 2023, yang dimulai dengan melakukan wawancara mendalam dengan para penyedia layanan dan regulator. Kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data melalui kuesioner dengan menargetkan masyarakat Jabodetabek yang sudah menggunakan layanan GoTransit, sebagai responden. Pengumpulan data dilakukan secara survei daring dengan pendekatan simple random sampling, dengan margin of error 5% serta confidence level pada kisaran 90%. Formulir survei terbagi dalam 3 kategori (kualitas layanan, kualitas pengalaman, dan dampak) dengan total responden penelitian pengguna GoTransit berjumlah 2.306 responden di wilayah Jabodetabek. Setelah pengumpulan data, dilakukan Forum Group Discussion dengan para penyedia layanan maupun regulator.Penelitian ini tak hanya melihat pola perjalanan, namun juga melihat lebih jauh mengenai aspek penilaian kinerja dan pentingya layanan, sekaligus manfaat yang dirasakan oleh pengguna.

Kepala PUSTRAL UGM Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D, menjelaskan “Integrasi sistem layanan dan akses angkutan umum yang masih dirasa belum memadai oleh para pengguna mendorong urgensi mengenai sistem transportasi yang berkelanjutan. Pengimplementasian konsep Mobility as a Service (MaaS), yakni integrasi dari, dan akses ke, layanan transportasi yang berbeda dalam satu tawaran mobilitas digital tunggal dapat menjadi solusi yang efektif dalam meningkatkan minat publik di dalam menggunakan angkutan umum. Oleh karena itu PUSTRAL UGM mengambil inisiatif untuk mendalami beragam solusi transportasi perkotaan, salah satunya adalah GoTransit sebagai fitur layanan integrasi dari Gojek yang menawarkan model integrasi pertama di Indonesia, yaitu antara layanan ride-hailing (layanan transportasi berbasis aplikasi) serta angkutan umum dalam satu aplikasi.”

Berbagai temuan menarik diantaranya:

  • Minat masyarakat menggunakan transportasi publik meningkat – Peningkatan minat masyarakat dalam menggunakan transportasi publik, dilihat dari penurunan tingkat perjalanan langsung menggunakan kendaran bermotor pribadi sebesar 37,8% serta diikuti oleh peningkatan penggunaan layanan Commuterline oleh pengguna Gojek sebesar 38,3% dari pola perjalanan sebelum menggunakan GoTransit.
  • GoTransit dianggap solusi perjalanan hemat – Terjadi penghematan rata-rata biaya pengeluaran transportasi masyarakat hingga 27% per trip perjalanan dibanding pola perjalanan sebelum menggunakan GoTransit, dengan durasi perjalanan yang lebih efisien pula, yaitu dengan rata-rata waktu perjalanan pengguna berkurang 15% dari pola perjalanan sebelumnya.
  • Digemari oleh kelompok pekerja dan pelajar – Penggunaan GoTransit didominasi oleh kelompok pekerja dan pelajar sebesar 58,9% (menuju fasilitas perkantoran 43,9%, fasilitas pendidikan 15,0%), disusul oleh perjalanan menuju rumah teman/saudara (16,3%), serta sisanya menuju pusat transportasi umum dan sebaliknya.
  • Berkontribusi terhadap pengurangan emisi – Terjadi pengurangan emisi kendaraan bermotor pribadi maupun pengurangan kemacetan di jalan akibat peningkatan penggunaan transportasi publik, dengan layanan GoTransit meningkatkan kontribusi penurunan emisi hingga 5.057 ton sepanjang tahun 2022[1].
  • Makin diminati dengan memanfaatkan GoRide dan GoCar sebagai FM/LM – Layanan transportasi dari Gojek seperti GoRide dan GoCar telah menjadi moda transportasi first mile dan last mile yang banyak digunakan oleh masyarakat dalam mengakses simpul transportasi.

Kolaborasi Gojek dengan pelaku transportasi publik dalam layanan GoTransit terbukti mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat pengguna transportasi dan ekosistem transportasi secara umum, khususnya dari sisi tingkat penggunaan (ridership) angkutan umum, penghematan biaya perjalanan konsumen, hingga potensi penurunan emisi kendaraan bermotor pribadi.

Karenanya, menurut Ikaputra, kolaborasi di antara penyedia layanan ride-hailing seperti Gojek dan penyelenggara transportasi publik seperti PT. Kereta Commuter Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. “Dengan hasil penelitian yang positif terhadap peningkatan minat masyarakat menggunakan transportasi publik ini, ke depannya, operator angkutan umum perlu untuk mempertimbangkan integrasi dan kerjasama dengan pihak swasta untuk dapat semakin meningkatkan tingkat penggunaan angkutan umum oleh masyarakat. Di sisi lain, dukungan Pemerintah terhadap solusi ini juga sangat dibutuhkan mengingat konsep MaaS membutuhkan kolaborasi dari berbagai sektor dan aktor sehingga diperlukan sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan sektor transportasi, jasa, keuangan, dan telekomunikasi yang harus dipenuhi.”

Lebih lanjut, Ikaputra menjelaskan bahwa potensi integrasi serupa bisa dilakukan di daerah selain Jabodetabek yang memenuhi beberapa faktor antara lain keterbukaan operator angkutan umum untuk berbagi data, dukungan kebijakan pemerintah, familiaritas publik terhadap layanan dan teknologi, Infrastruktur teknologi informasi komunikasi serta infrastruktur transportasi beserta layanannya.

Untuk mengetahui lebih lanjut riset terbaru PUSTRAL UGM mengenai dampak layanan GoTransit dan GoInstant terhadap masyarakat pengguna transportasi dan ekosistem transportasi secara umum, berikut kami lampirkan siaran pers yang bertajuk “Riset PUSTRAL UGM: Integrasi Antar Moda Lewat GoTransit Jadi Solusi Transportasi Berkelanjutan di Indonesia” beserta infografis yang dapat diunduh dibawah ini.

 

Pusat Studi Transportasi dan Logistik (PUSTRAL)

Universitas Gadjah Mada

Download


[1] Simulasi potensi penurunan emisi kendaraan bermotor menggunakan data rata-rata jumlah penumpang KRL harian yang menggunakan layanan GoTransit untuk jenis kendaraan roda dua pada tahun 2022

Pustral UGM Menyelenggarakan Pelatihan Studi Kelayakan Proyek Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur menjadi arah kebijakan utama pembangunan di Indonesia beberapa tahun terakhir. Hal ini dapat dilihat dari alokasi anggaran Pemerintah untuk infrastruktur sebesar Rp392 triliun dalam rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023. Nilai tersebut naik 7,75% dibandingkan pada outlook APBN 2022 sebesar Rp363,8 triliun. Besaran anggaran tersebut setara dengan 16% dari RAPBN 2023. Anggaran infrastruktur tersebut salah satunya dialokasikan ke belanja pemerintah pusat sebesar Rp213,39 triliun. Ini meliputi belanja kementerian/lembaga (K/L) sebesar Rp189,21 triliun dan belanja non-K/L sebesar Rp24,17 triliun. Prioritas tinggi pada pembangunan infrastruktur diperkirakan akan tetap tinggi pada pemerintahan mendatang, apalagi dengan mulai terbangunnya Ibukota Negara baru (IKN) yang memerlukan dukungan infrastruktur secara massif. 
Penyediaan infrastruktur, karena sifatnya yang memberikan layanan dasar kepada masyarakat, seringkali tidak memerhatikan aspek kelayakan, terutama kelayakan finansial dan ekonomi. Dengan adanya berbagai skema pembiayaan baru, terutama dengan keterlibatan swasta dalam bentuk Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS), maka kelayakan ekonomi pembangunan infrastruktur menjadi penting untuk dilakukan. Hal ini karena keterlibatan swasta dalam skema tersebut menyaratkan adanya tingkat kelayakan ekonomi yang dapat dicapai. 
Adanya pemahaman mengenai metode dan langkah-langkah analisis kelayakan pembangunan infrastruktur sangat diperlukan. Untuk itu, Pustral UGM berinisiatif untuk menyelenggarakan pelatihan Studi Kelayakan Proyek Infrastruktur sebagai salah satu upaya meningkatkan kapasitas parapihak yang terkait. Pelatihan ini merupakan batch pertama, yang diselenggarakan pada 28-31 Agustus 2023 secara tatap muka dan online di Pustral UGM. Peserta pelatihan sebanyak 7 orang yang terdiri atas 5 orang dari Dinas Perhubungan Provinsi Aceh, 1 orang dari Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat Kabupaten Mempawah, dan 1 orang dari swasta.
Pelatihan dibuka oleh Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D. Kepala Pustral UGM. Pengajar pada diklat ini yaitu Prof. Wakhid Slamet Ciptono, M.B.A., M.P.M., Ph.D; Hengki Purwoto, S.E., M.A.; dan dan Eddy Junarsin., Ph. D., CFP dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM; Dr. Sc. Adhy Kurniawan, S.T. dari Teknik Sipil, Sekolah Vokasi UGM; Mohamad Rachmadian Narotama, ST, M.Sc., Ph.D dari Jurusan Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya UGM; Dr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc dari Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan UII; dan Ir. Dwi Ardianta Kurniawan, S.T., M.Sc., IPM dari Pustral UGM, Direktorat Penelitian UGM. Selain menyimak penyampaian materi di kelas, peserta juga diberikan materi pelatihan praktek di luar kelas dengan mengunjungi Pelabuhan Tanjung Adikarto di Kabupaten Kulonprogo.
Pelatihan Studi Kelayakan Proyek Infrastruktur ditutup oleh Dr. Dewanti, MS. selaku Sekretaris Pustral UGM. Beliau menyampaikan terima kasih atas kepercayaan seluruh peserta untuk mengikuti pelatihan di Pustral UGM. Harapannya setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat menerapkan dalam tugas di instansinya.

 

Pustral UGM Menerima Kunjungan dari University of Austria dalam Rangka Rencana Kolaborasi Penelitian

Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM menerima kunjungan perwakilan dari University of Austria dalam rangka rencana kolaborasi penelitian. Tema yang diangkat adalah mobilitas masyarakat dalam menggunakan moda sepeda serta bagaimana peran pemerintah untuk mendukung hal tersebut.

Pustral UGM mengangkat tema kolaborasi riset “City Lebih Bike” yang memberikan makna bahwa kota akan lebih baik dengan menggunakan sepeda. Manfaat dari pemikiran tersebut terwujudnya kota dengan mobilitas masyarakat yang “green” serta berkelanjutan. Hal tersebut perlu didukung sosialisasi kepada masyarakat sehingga memiliki motivasi untuk mendukung aksi tersebut.

Diskusi juga membahas upaya pendekatan kepada masyarakat dengan memberikan ruang pada komunitas sosial melalui integrasi kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial (GESI) dalam mobilitas. Salah satu contoh peran universitas dalam melayani pergerakan di dalam kampus adalah dengan penyediaan layanan bus listrik yang terintegrasi dengan sepeda kampus untuk mewujudkan lingkungan kampus yang ramah lingkungan. Dukungan media sangat diperlukan untuk mendukung sosialisasi kebijakan.

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan ini, Pustral UGM akan menginisiasi beberapa tema penelitian terkait dengan topik bahasan dalam diskusi di atas. Pertemuan dilakukan pada hari Senin, 21 Agustus 2023 di Kantor Pustral UGM, Jl. Kemuning M-3, Sekip, Sleman. Dalam kesempatan ini hadir Kepala Pustral, Ir. Ikaputra, M. Eng., Ph.D dan Ir. Deni Prasetio Nugroho, M.T, IPM selaku Kepala Divisi Penelitian. (HLT/DPN/DAK)

Pustral UGM bersama HK ExperTalk Menyelenggarakan Webinar Pembangunan Infrastruktur vs Konservasi Satwa Liar di Indonesia: Menggapai Keseimbangan

Perubahan penggunaan lahan umumnya mempengaruhi integritas suatu ekosistem di suatu wilayah. Dalam pembangunan infrastruktur khususnya jalan tol, akan secara langsung mengkonversi penggunaan lahan eksisting, misalnya persawahan, permukiman, hutan akan berubah menjadi lahan terbangun jalan tol.  Efek dari perubahan ini bisa sangat parah jika konversi penggunanaan lahan tersebut mengganggu habitat penting seperti tanaman dan hewan utama yang ada di wilayah tersebut (Islam, dkk., 2018). Hilangnya dan kerusakan habitat merupakan ancaman utama bagi spesies satwa liar, dan terkait erat dengan adanya perluasan atau pembangunan jalan (Torres, A., dkk., 2016)

Dalam pembangunan infrastruktur khususnya jalan tol, pemerintah hanya fokus lingkungan abiotik dan sosial, tetapi kurang peka terhadap lingkungan biotik khusunya satwa. Namun, efek skala besar dari pembangunan infrastruktur tersebut pada umumnya masih diabaikan. Untuk itu, Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM bekerjasama dengan HK ExperTalk menginisiasi webinar nasional dengan topik “Pembangunan Infrastruktur vs Konservasi Satwa Liar di Indonesia: Menggapai Keseimbangan”. Webinar ini diharapkan menjadi media diskusi para stakeholder mengenai bagaimana kebijakan dalam pembangunan infrastrukur selalu berimbang dalam konservasi satwa liar yang ada di Indonesia.

Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D.  selaku Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM dalam pembukaan menyampaikan harapannya agar webinar ini dapat menjadi media diskusi berbagai stakeholder untuk menghasilkan masukan terkait bagaimana pembangunan infrastruktur tetap terlaksana tanpa harus menganggu ekosistem terutama satwa liar yang sudah ada sebelumnya.

Drh. Indra Exploitasia Semiawan, M.Si dari Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE)  sebagai narasumber pertama menyampaikan bahwa unutk menuju keseimbangan antara infrastruktur dan keanaekaragaman hayati diperlukan beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: perlu ada keseimbangan ekonomi dan ekologi; memahami perilaku satwa liar merupakan pendekatan yang perlu dilakukan sebelum melakukan pembangunan infrastruktur, demi keselamatan kedua belah pihak; dan perlu dibangun mindset untuk hidup berdampingan dengan satwa liar karena kita hidup berdampingan. Diakhir paparan beliau menyampaikan bahwa pembangunan jalan/ lintasan yang ramah lingkungan (ecopassage) merupakan implementasi konsep green infrastructure sebagai pengejawantahan dalam mewujudkan tujuan CBD 2050: “Living in Harmony with Nature”.

Narasumber kedua, Ni Putu Oki Wirastuti dari PT Hutama Karya (Persero) menyampaikan topik Tantangan dan Inovasi dalam Membangun Infrastruktur Jalan Tol. Disampaikan bahwa PT Hutama Karya (Persero) secara berkelanjutan akan menerapkan rencana pelestarian satwa di sepanjang Jalan Tol Trans Sumatera untuk mendukung konsep Jalan Tol Hijau. Selanjutnya Genman Suhefti Hasibuan., S. Hut., M.M dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau sebagai narasumber ketiga menyampaikan tema terkait dengan adaptasi pembangunan jalan tol pada habitat gajah di Provinsi Riau. Dalam paparannya beliau memberikan contoh langsung bagaimana pembelajaran dari penetapan terowongan gajah pada Jalan Tol Dumai-Pekanbaru di kantong gajah Balai Raja.

Sebagai narasumber keempat, Dr. rer. Silv. Muhammad Ali Imron., S. Hut., M. Sc selaku Tim Ahli Pustral UGM memberikan pemaparan terkait dengan bagaimana respon satwa liar terhadap pembangunan infrastruktur jalan. Menurutnya, jalan memberikan resiko dampak bagi kelestarian satwa liar melalui pengaruhnya terhadap vegetasi, lingkungan dan satwa liar secara langsung.Di sisi yang lain pembangunan infrastruktur jalan memiliki peran penting bagi pembangunan di Indonesia,sehingga perlu dilakukan upaya mitigasi pada setiap tahap pembangunan dan pemeliharaan jalan. Mitigasi dilakukan tidak generic namun sangat tergantung pada karakter satwa liar dan perilakunya.

Webinar ini disambut dengan antusias oleh peserta yang meliputi pemerintah pusat dan daerah, BUMN, praktisi, akademisi, dan masyarakat umum. Para peserta terlibat aktif dalam diskusi yang dipandu moderator Sa’duddin, S.Si., M.B.A, M.Sc.dari Pustral UGM. Acara diselenggarakan secara daring melalui aplikasi zoom dan kanal Youtube streaming Pustral UGM pada hari Kamis, 27 Juli 2023 pukul 09.00 – 12.00 WIB diikuti oleh sekitar 1797 peserta. (HLT/SDD/DAK)

Pustral UGM Berkolaborasi dengan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Meluncurkan Buku Kajian Kritis Pembangunan Jalan Tol di Indonesia

Jakarta, 23 Juni 2023– Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerjasama dengan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)/PT PII menyelenggarakan peluncuran Buku Kajian Kritis Pembangunan Jalan Tol di Indonesia yang dilaksanakan di Kampus UGM Jakarta pada Jumat, (23/6). Peluncuran buku dikemas dalam acara INCoTalk Seri 1 yang merupakan suatu kegiatan forum diskusi yang diinisiasi oleh komunitas Innovative Financing (INFINITY) yang telah diluncurkan oleh PT PII pada bulan Maret 2023 lalu.

Dalam kesempatan ini dilakukan penyerahan buku oleh Kepala Pustral UGM bersama Dirut PT PII kepada Menteri PUPR RI, Basuki Hadimuljono, yang turut hadir dalam acara tersebut. Dalam sambutannya, Basuki menyampaikan bahwa terdapat dua hal penting dalam penyelenggaraan jalan tol yang patut untuk diperhatikan, yaitu aspek kualitas pembangunan dan tata kelola. Aspek kualitas sangat terkait dengan tanah dasar, sehingga diperlukan penyelidikan tanah yang benar. Dalam aspek tata kelola, penyelenggaraan jalan tol di Kementerian PUPR saat ini ditangani oleh 3 bagian, yaitu Ditjen Pembiayaan Infrastruktur (aspek financing sebelum kontrak), Ditjen Bina Marga (aspek teknis), dan Badan Pengatur Jalan Tol (aspek pengusahaan, monitoring pelayanan, environmental). “Saya berharap buku ini dapat menjadi referensi untuk para pengembang jalan tol,” kata Basuki dalam sambutannya.

Direktur Utama PT PII, M. Wahid Sutopo dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa PT PII sebagai salah satu Special Mission Vehicle (SMV) di bawah Kementerian Keuangan yang mendapat mandat mempercepat pembangunan infrastuktur melalui skema penjaminan pemerintah sangat mendukung upaya yang dilakukan untuk melakukan penulisan buku kajian kritis pembangunan jalan tol di Indonesia. Buku ini akan menjadi referensi yang tepat dalam membahas isu-isu yang berkaitan dengan kebijakan dan pengelolaan risiko dalam pengembangan jalan tol serta aspek tata kelola dan sustainability. “Buku ini merupakan langkah yang nyata upaya untuk melakukan manajemen pengetahuan dan lesson learned yang harapannya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas sehingga dapat memahami bagaimana infrastruktur ini dapat dikembangkan, dibangun sebagai hasil sinergi kerjasama yang sangat erat antara pemerintah, investor, badan usaha dan juga lembaga-lembaga keuangan,” jelas Sutopo.

Sebelumnya, dalam sambutan secara daring, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbudristek, Nizam menyampaikan harapannya bahwa kajian kritis dalam buku tersebut dapat turut meningkatkan SDM dalam pembangunan infrastruktur di tanah air, khususnya pembangunan jalan tol.

Danang Parikesit, selaku koordinator penulis dalam membuka sesi diskusi menyampaikan bahwa selama ini pembahasan mengenai jalan tol sangat terfragmentasi, hanya pada aspek engineering atau financing. Pengembangan jalan tol terdiri dari ekosistem pengetahuan yang sangat banyak, mulai dari aspek policy, aspek keuangan, aspek pembiayaan, aspek desain teknis maupun cara-cara konstruksi. Terdapat aspek engineering yang harus terus-menerus diungkap dan dipelajari, sehingga kualitas jalan dapat sustain dalam masa konsesi 50 tahun. Sehingga fokus tidak hanya pada delivery tapi juga sustainability. “Dalam 3 volume buku ini terdapat 31 artikel ilmiah yang disusun dengan standar yang baik, yang berasal dari referensi maupun pengalaman. Buku ditulis oleh 77 penulis, dari 17 kampus, juga dari swasta/BUMN, Kementerian/Lembaga. Jumlah referensi yang dirujuk sebanyak 606 baik dari dalam maupun luar negeri,” terangnya.

Selanjutnya, dalam sesi diskusi yang dipandu Tri Tjahjono dari Universitas Indonesia, Hedy Rahadian, Dirjen Bina Marga menyatakan bahwa kajian perlu dipertajam agar sifatnya lebih dua arah, karena PUPR memiliki banyak data yang mungkin tidak aksesibel bagi akademisi. Hedy selanjutnya menguraikan berbagai isu terkait penyelenggaraan jalan tol diantaranya sistem yang lebih kompleks dari yang berupa trans menjadi grid sehingga diperlukan distribusi traffic management, kemudian utilisasi jalan tol yang berjalan secara market driven bukan government intervention sehingga banyak pemerintah daerah yang belum memanfaatkan tol secara optimal. Tantangan lain yang dihadapi adalah pada aspek engineering yang belum cukup kuat dalam detail, sehingga dalam implementasi dapat terjadi perubahan yang cukup banyak dibandingkan basic design. Aspek teknologi juga harus dikembangkan, seperti penggunaan geoform . “Preservasi juga big problem,” tambahnya. “Bina Marga berencana menyatukan asset management system khususnya pavement management system namun belum berjalan seperti harapan. Tantangan lain yang dihadapi sejak dulu adalah masalah over dimension over load atau ODOL.”

Masih dalam sesi diskusi, Krist Ade Sudiyono, Sekjen Asosiasi Jalan Tol Indonesa (ATI) menyatakan bahwa ATI ingin menjadi mitra pemerintah membangun infrastruktur bangsa. Ada suasana gamang yang disebabkan oleh beberapa aspek, yaitu aspek leadership, kapabilitas, serta tata kelola. Leadership terkait dengan arahan pembangunan infrastruktur yang saat ini cukup jelas di bawah Pak Jokowi dan Pak Basuki, namun masih dipertanyakan keberlanjutannya. Kapabilitas tidak hanya berupa kapabilitas keuangan, namun juga local partner yang capable bagi investor luar negeri serta competitiveness. “Selain itu, tata kelola juga menjadi aspek penting. Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) selalu dihadapkan permasalahan selain nilai ekonomis juga ada nilai untuk publik, yaitu bagaimana kemanfaatan jalan tol bagi masyarakat sekitar,” pungkasnya.

Pada sesi pembuka, Ikaputra selaku Kepala Pustral UGM mewakili Rektor menyatakan bahwa Universitas Gadjah Mada selalu mendorong segenap civitas academica untuk menghasilkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Beliau sangat mengapresiasi penerbitan buku Kajian Kritis Pembangunan Jalan Tol di Indonesia yang berhasil meramu narasi para penulis dari dari berbagai Perguruan Tinggi maupun instansi terkait mengenai tematik jalan tol dalam rentang tahun 1978-2022 dari berbagai perspektif keilmuan. “Buku yang diinisiasi oleh Prof. Dr. Danang Parikesit, yang juga merupakan dosen Fakultas Teknik UGM ini merupakan buku pertama yang membahas jalan tol secara komprehensif. Kerja keras dan dedikasi dari para penulis maupun semua pihak yang mendukung penyusunan buku ini layak untuk diapresiasi. Melalui buku kajian kritis yang tersaji secara komprehensif dalam 3 volume ini, para penulis telah berupaya untuk menarasikan tentang kebijakan pembangunan jalan tol: dulu, kini, dan masa yang akan datang, pengelolaan aspek teknis dalam perancangan dan pembangunan, serta pelaksanaan operasi dan pemeliharaan jalan tol,” terangnya. (DAK)