Latar Belakang

Dalam perkembangan studi mengenai transportasi perkotaan terdapat kesenjangan dalam pendekatan ilmiah terkait dengan isu freight atau transportasi logistik. Kekurangan utama secara ilmiah dalam memahami sistem yang kompleks ini adalah:

  • Kurangnya integrasi antara perencanaan transportasi umum yang didominasi oleh kajian transportasi penumpang, dan supply chain management yang didominasi oleh kajian transportasi barang.
  • Kurangnya perhatian pada transportasi logistik atau barang dalam perencanaan spasial perkotaan
  • Kurangnya kemampuan sistem transportasi perkotaan dalam beradaptasi dengan perkembangan kota yang tidak terkendali, seperti yang terjadi pada negara-negara berkembang yang mengalami hyper growth dan hyper urbanization.

Kombinasi dari perkembangan demografi, perubahan ekonomi global dan perkembangan sosial di beberapa bagian Asia menuju kepada hyper urbanization dengan laju melebihi semua rekor yang pernah tercatat dalam sejarah. Kota kota Indonesia seperti Jakarta dan Palembang berada pada tingkat 47 dan 49 dalam peringkat kecepatan perkembangan dunia antara 2006 dan 2010, tumbuh dengan rata-rata 3% per tahun. Apabila tren ini berlanjut, populasi kota Jakarta akan menjadi 2 kali lipat pada tahun 2033 hanya dalam waktu 23 tahun. Konsekuensi dari hal ini adalah kenaikan demand yang pesat dari transportasi penumpang dan barang.

Ketidakmampuan untuk mengakomodasi pertumbuhan luar biasa dari demand transportasi saat inipun sudah menunjukkan dampak pada lingkungan, baik pada wilayah kota yang mengalami pertumubuhan pesat pada batas luarnya, maupun pada kota yang tumbuh begitu cepatnya sehingga tidak mampu memenuhi demand transportasi secara keseluruhan.

Masa depan dari transportasi kemungkinan besar akan dihadapkan pada kenyataan pertumbuhan jumlah mobil pribadi, kendaraan komersial, dan sepeda motor yang mencapai 20-30% per tahun. Saat inipun, banyak kota-kota di Indonesia yang dihadpakan pada masalah kemacetan dan polusi, yang sebagian besar disebabkan oleh sistem transportasi yang tidak efisien.

Dalam konteks Indonesia dengan kondisi seperti ini, sangat relevan agar dilakukan penelitian untuk menjawab kesenjangan dalam pendekatan ilmiah antara pengelolaan transportasi logistik perkotaan dengan transportasi penumpang. Sudah dipastikan untuk dapat mengimplementasikan kegiatan tersebut perlu ada keterlibatan dari pemerintahan kota dan nasional dalam pengelolaan perdagangan regional, framework institusional diperlukan oleh pihak swasta dan publik, serta monitoring dan asesmen dengan indicator yang relevan untuk memantau progress perbaikan menuju pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.