Webinar “Bersepeda: Gaya Hidup Sehat dan Peduli Lingkungan Menuju Indonesia Lebih BIKE” dalam Rangka Peringatan 21 Tahun Pustral UGM
Buruknya kualitas udara menjadi isu penting masyarakat global tak terkecuali masyarakat perkotaan di Indonesia. Media bisnis.com tanggal 6 Juli 2022, memberitakan bahwa kualitas udara Kota Jakarta masuk dalam 10 besar terburuk di dunia, dengan indeks 113. Nilai tersebut menunjukkan Jakarta berada pada zona orange yang berarti memiliki kualitas udara yang tidak sehat bagi kelompok-kelompok sensitif. Dikutip dari situs pemantau udara dunia, iqair.com, terdapat sejumlah kota yang berada di zona merah yang menandakan kondisi yang tidak sehat untuk semua kelompok, yakni Kota Karachi, Pakistan (163) dan Kota Lahore, Pakistan (160).
Data di atas menunjukkan bahwa polusi udara merupakan permasalahan krusial yang harus diselesaikan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan revolusi mobilitas perkotaan dengan mengurangi kendaraan bermotor pribadi, meningkatkan ketersediaan dan konektivitas transportasi publik, serta menggunakan kendaraan rendah karbon seperti sepeda. Namun demikian, penggunaan sepeda sebagai moda transportasi masih memiliki beberapa kendala. Hasil riset Pustral UGM tahun 2021 dengan didukung survei dan jajak pendapat dengan para pemangku kebijakan di Kota Yogyakarta memperlihatkan bahwa tersedianya fasilitas dan infrastruktur yang memberikan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan untuk pesepeda, akan meningkatkan preferensi bersepeda masyarakat.
Tantangan lain yang dihadapi pengguna sepeda khususnya di negara tropis adalah kondisi cuaca dan topografi. Cuaca yang panas dan topografi yang tidak selalu datar menyebabkan bersepeda menjadi pilihan yang kurang favorit. Jarak perjalanan yang jauh juga menjadi kendala penggunaan sepeda untuk kegiatan sehari-hari. Selain itu, adanya konflik dengan kendaraan lain pada lalulintas yang bercampur menjadikan keselamatan bersepeda belum cukup terjamin. Hal ini dikarenakan belum adanya dukungan infrastruktur yang memadai, seperti jalur khusus bersepeda yang diterapkan secara konsisten.
Kurangnya regulasi pemerintah daerah berdampak pada kelemahan implementasi peraturan pusat yang melindungi pesepeda dan keberlanjutan infrastruktur sepeda. Perawatan lajur sepeda tidak menjadi satu kesatuan dengan perawatan jalan menyebabkan banyak marka pudar warnanya. Saat ini juga tidak ada sosialisasi secara rutin, pengawasan yang ketat, dan komitmen Pemerintah untuk melakukan penertiban kepada para pelanggar (kendaraan bermotor di atas lajur sepeda, penggunaan lajur sepeda untuk parkir, PKL, dan sebagainya). Berbagai permasalahan tersebut mendorong Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM dalam rangkaian ulang tahun ke 21 menginisiasi webinar nasional dengan topik “Bersepeda: Gaya Hidup Sehat dan Peduli Lingkungan Menuju Indonesia Lebih BIKE”.
Webinar ini dibuka oleh Wakil Rektor UGM Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset Prof. Bambang Agus Kironoto Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa polusi udara merupakan permasalahan krusial yang harus diselesaikan. Penggunaan sepeda merupakan salah satu bentuk aksi yang nyata dalam mengurangi polusi udara. Wacana penggunaan sepeda sebagai moda transportasi masih menghadapi tantangan, khususnya di negara tropis. Berbagai aspek perlu diperhatikan untuk mendorong penggunaan sepeda, baik dari sisi sarana, prasarana, regulasi, serta berbagai aspek lainnya. Untuk itu, webinar ini diharapkan dapat menjadi media diskusi berbagai stakeholder untuk menghasilkan masukan untuk mendorong penggunaan sepeda yang berkeselamatan dan berkelanjutan di jalan raya.
Selanjutnya Kepala Pustral UGM yaitu Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D selaku keynote speaker menyampaikan bahwa maksud dan tujuan webinar ini adalah mengajak masyarakat untuk bersepeda dan menuju Indonesia lebih baik. Kemudian beliau juga menyampaikan sejarah lahirnya sepeda yang diawali dengan keterbatasan yang saat itu terjadi, sehingga manusia berinisiatif bagiamana menciptakan sebuah moda untuk mempermudah dalam bermobilitas. Beliau juga menyampaikan bagaimana konsep TOD untuk masyarakat perkotaan saat ini menjadi arah pengembangan dalam penataan mobilitas masyarakat perkotaan. Hal ini karena sepeda merupakan pilihan moda yang paling aksesibel dalam upaya penataan kota dengan segala kelebihanannya. Selain itu disampaikan juga bagaimana benchmarking di berbagai negara yang serupa dengan konsep Indonesia lebih bike (baca: baik). Harapannya berbagai solusi dari kegiatan ini nantinya dapat memberikan kontribusi kepada pemangku kebijakan dan stakeholders terkait agar dapat mendukung dan menambah semangat masyarakat untuk bersepeda dan menciptakan lingkungan yang lebih baik.
Selaku narasumber pertama Irjen Pol. Drs. Hendro Sugiatno, M.M. selaku Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan yang diwakili oleh Ir. Danto Restyawan, MT selaku Direktur Sarana Transportasi Jalan menyampaikan bahwa perencanaan transportasi perkotaan yang berkelanjutan adalah strategi yang didesain untuk memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat dan bisnis di kota dan sekitarnya untuk kualitasi hidup yang lebih baik. Berdasarkan piramida transportasi, sebuah kota harus mengutamakan prioritas untuk pejalan kaki dan pesepeda, yang dinilai sebagai moda transportasi yang paling menyehatkan dan membutuhkan ruang dan energi yang efisien. Dalam kesempatan ini beliau menyampaikan juga terkait dengan aspek legalitas dalam bersepeda terkait persyaratan teknis, tata cara bersepeda, serta fasilitas pendukung bersepeda yang disediakan. Pada akhir paparan beliau menyampaikan bahwa bentuk dukungan pemerintah terkait dengan sepeda melalui Kementerian Perhubungan telah dilakukan melalui sosialisasi keselamatan bersepeda di berbagai elemen serta berbagai kegitan yang mendukung untuk peningkatan penggunaan bersepeda seperti bentuk regulasi, kerjasama antar institusi, dan lain sebagainya.
Narasumber kedua yaitu perwakilan dari komunitas yang diwakili oleh Fahmi Saimima selaku Ketua Bike to Work (B2W) Indonesia menyampaikan bahwa terdapat banyak tantangan penggunaan sepeda sebagai moda transportasi untuk bekerja terlebih di negara kita yang notabene beriklim tropis. Namun Fahmi menegaskan kondisi alam ini tidak menyurutkan semangat untuk tetap mendukung pengurangan polusi udara salah satunya dengan bersepeda. Pendapat yang menuding cuaca dan iklim sebagai rintangan terbesar bagi minat bersepeda hanyalah asumsi dan halangan yang bersifat personal. Di akhir paparan, Fahmi memberikan sebuah konsep “tropis dan optimis” dalam mendukung perilaku bersepeda di Indonesia yaitu: greenest street, eco-path, bike lounge.
Narasumber ketiga yaitu Faela Sufa, S.T., M.Sc., Eng., selaku Direktur ITDP Asia Tenggara menyampaikan tema terkait dengan sepeda sebagai moda transportasi pengurangan jejak karbon. Dalam pemaparannya, Faela menyampaikan terkait dengan konsep complete street yaitu bagaimana nanti menciptakan jalan yang dapat diakses dan digunakan oleh seluruh penggunanya mulai dari pejalan kaki, pesepeda, pengendara, dan pengguna transportasi publik dari seluruh kelompok umur dan kemampuan, serta mendukung aktivitas ekonomi dan sosial. Selanjutnya Faela memberikan usulan bagaimana mendesain skenario dalam pengurangan jejak karbon yaitu mengembangkan infrastruktur bersepeda dan sepeda listrik dalam skala besar. Implementasi konkritnya berupa program sepeda sewa pada kota-kota besar atau menengah, yang terkoneksi ke transportasi publik, merevisi regulasi penegakan hukum yang dapat melindungi pesepeda dan pejalan kaki, investasi pada fasilitas pejalan kaki dan transportasi publik, mengintegrasikan rencana transportasi umum dengan guna lahan. Selanjutnya juga dapat dilakukan kebijakan disinsentif kendaraan bermotor, mendorong sepeda dan moda transportasi aktif melalui pricing policy dan kampanye, mengadopsi kebijakan yang mengenakan biaya untuk eksternalitas negatif yang ditimbulkan dari penggunaan kendaraan bermotor dan mengalokasikan pajak kendaraan bermotor dan keuntungan dari sistem transportasi untuk investasi transportasi berkelanjutan. Pada akhir paparan Faela menyampaikan berbagai metode dalam upaya mengintegrasikan sepeda dengan angkutan umum seperti integrasi jaringan, integrasi infrastruktur dan juga integrasi sistem.
Narasumber keempat mewakili akademisi yaitu Dr. Ing., Ir. Djoko Sulistyo selaku Direktur Aset UGM menyampaikan terkait dengan sejarah dan perkembangan sepeda kampus UGM. Pada tanggal 14 Juli 2011 Universitas Gadjah Mada UGM meluncurkan layanan sepeda kampus ‘UGM Ngepit‘ dengan menyediakan 200 buah sepeda. Kemudian 11 Februari 2015 diresmikan pengunaan ‘Sepeda Kuning’ untuk patroli SKKK. Hingga saat ini, sarana dan prasarana sepeda kampus UGM berjumlah 1.186 unit sepeda yang digunakan oleh seluruh civitas akademika UGM dalam melakukan aktivitas di lingkungan kampus UGM. Selain itu terdapat 12 stasiun sepeda kampus dan tersedianya jalur khusus sepeda hampir di seluruh jalan dalam kampus. Dalam kesempatan ini beliau juga menyampaikan bahwa terdapat beberapa kendala dan tantangan dalam mengembangkan sepeda kampus yang tentu saja terus dilakukan upaya atau solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Terdapat pula beberapa rencana pengembangan sepeda kampus ke depan seperti peremajaan sepeda dengan smart lock, peningkatan kemudahan layanan (otomatisasi, dengan aplikasi), penambahan jumlah stasiun di luar kampus, pengamanan jalur khusus sepeda dan kampanye penggunaan sepeda kampus.
Webinar kali ini dipandu oleh Ir. Juhri Iwan Agriawan., ST., M. Sc yang merupakan peneliti Pustral UGM sebagai moderator. Kegiatan ini mendapatkan perhatian yang cukup besar dari berbagai pihak baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, mahasiswa maupun dari kalangan masyarakat pegiat sepeda. Tercatat sekitar 300 an peserta yang mengikuti webinar baik melalui zoom meeting maupun melalui kanal Youtube Pustral UGM. Acara ini diselenggarakan secara online melakui aplikasi zoom pada hari Selasa, 26 Juli 2022 di pukul 09.00 WIB hingga selesai. (HLT/DAK/SDD)