PUSTRAL UGM Menyelenggarakan Webinar: Revitalisasi Sungai Sebagai Moda Transportasi di Indonesia
Sungai memiliki sejarah yang panjang dalam peradaban manusia. Di Indonesia, Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya, berkembang dengan menjadikan sungai sebagai jalur perdagangan dan transportasi melalui Sungai Bengawan Solo dan Sungai Musi. Pulau Kalimantan juga dikenal dengan banyaknya sungai besar yang berperan penting sebagai sumber air, perikanan dan prasarana transportasi. Sungai Mahakam misalnya, dengan panjang sekitar 920 km dilewati kapal-kapal kecil yang mengangkut penumpang dan barang dari kota ke pedalaman, di dalam kota dan dari pedalaman ke kota. Selain dilalui kapal-kapal kecil juga dilalui kapal tongkang pengangkut batu bara.
Seiring perkembangan zaman, maka angkutan sungai yang dulu menjadi primadona sat ini mulai ditinggalkan masyarakat, sehingga kontribusinya semakin berkurang dalam sektor transportasi. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jalan dan jembatan yang semakin pesat serta adanya fasilitas kemudahan untuk mendapatkan kepemilikan kendaraan bermotor (Arifin dkk, 2012). Selain itu surutnya transportasi sungai juga diakibatkan oleh perubahan kondisi sungai yang banyak mengalami pendangkalan dan penyempitan. Meskipun demikian transportasi sungai masih banyak dibutuhkan oleh sebagian masyarakat di wilayah pedalaman (Imron & Sudiyono, 2022).
Ir. Ikaputra, M. Eng.,Ph. D selaku Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik (PUSTRAL) UGM dalam sambutannya mengatakan bahwa angkutan sungai memiliki berbagai kelebihan, seperti biaya yang relatif murah dengan kapasitas angkut yang besar. Selain itu, transportasi sungai juga memiliki peluang besar untuk dikembangkan sebagai objek pariwisata. Meskipun demikian, terdapat berbagai kelemahan dari transportasi sungai, seperti ketergantungan pada kondisi fisik (alur, kedalaman), kecepatan yang relatif rendah dan kurangnya konektivitas dengan moda lain.
Isu-isu tersebut mendorong Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM untuk menginisiasi webinar nasional dengan topik “Revitalisasi Sungai sebagai Moda Transportasi di Indonesia”. Webinar ini diharapkan dapat menjadi media diskusi berbagai stakeholder untuk menghasilkan masukan untuk mendorong penggunaan sungai sebagai salah satu moda transportasi di Indonesia.
Dr. Adhy Kurniawan, S.T. selaku narasumber menyampaikan Indonesia merupakan merupakan negara kepulauan dengan lebih dari 13 ribu pulau dan memiliki memiliki lebih dari 5900 Daerah Aliran Sungai (DAS), serta ribuan kilometer panjang sungai. Banyak sungai besar yang dapat dilayari di Pulau Kalimantan, Papua, Sumatera dan wilayah lainnya. Namun saat ini kejayaan angkutan sungai di masa lampau sudah mulai pudar seiring dengan semakin berkembangnya moda transportasi darat, kereta api, dan udara.
Dalam kesempatan ini beliau mendeskripsikan berbagai permasalahan dalam penyelenggaraan angkutan sungai seperti pendangkalan sungai, adanya kompetisi dengan moda yang lain seperti jalan yang sejajar dengan sungai, pembangunan jembatan yang tidak mempertimbangkan ruang bebas di sungai, fasilitas prasarana sandar dan tambat sungai yang masih belum memadai, dan mahalnya biaya Operasi Pemeliharaan Anjir sebagai penghubung antar sungai. Sebenarnya angkutan sungai memiliki berbagai kelebihan seperti biaya yang murah, kapasitas angkut besar, dan biaya kompensasi terhadap kerusakan lingkungan relatif kecil. Selain berbagai kelebihan di atas, terdapat berbagai kekurangan seperti lokasi, kondisi hidraulis sungai dan morfologi sungai. Berbagai contoh pemanfaatan sungai di luar negeri juga disampaikan baik dari secara ilmiah maupun benchmarking dengan kondisi yang sebenarnya. Disampaikan bagaimana pengembangan jenis bangunan rekayasa sungai, pengembangan tanggul sungai dan juga pengembangan sungai yang sesuai dengan kondisi sungai seperti material struktur resistif dan revetment.
Pada akhir paparan disampaikan bahwa angkutan sungai di Indonesia saat ini masih sangat potensial untuk dikembangkan dan dapat terintegrasi serta bersaing dengan moda transportasi lainnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan penataan kembali sistem sungai dan navigasi. Untuk itu diperlukan adanya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, serta masyarakat untuk bersama-sama menghidupkan kembali kejayaan angkutan sungai di masa lampau.
Webinar ini disambut dengan antusias oleh peserta yang meliputi pemerintah pusat dan daerah, akademisi, dan juga masyarakat umum. Para peserta terlibat aktif dalam diskusi yang dipandu moderator Jan Prabowo Harmanto, S. Si., M. Sc. , peneliti dari Pustral UGM. Acara diselenggarakan secara daring melalui aplikasi zoom dan juga melaui kanal Youtube streaming Pustral UGM pada hari Rabu, 7 September 2022 pukul 09.00 – 11.00 WIB diikuti oleh sekitar lebih dari 400 peserta. (HLT/SDD)