Masukkan kata kunci
Table of Contents

PUSTRAL UGM Menyelenggarakan Webinar Permasalahan Keselamatan Lalulintas di Daerah Tujuan Wisata

Provinsi DI Yogyakarta merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia disamping Bali. Banyak wisatawan dari berbagai daerah berkunjung baik oleh keluarga maupun rombongan dari berbagai instansi dengan berbagai moda, baik kendaraan pribadi, umum maupun sewa/bus. Tingginya minat wisatawan tersebut membutuhkan penanganan yang memadai agar tercapai layanan yang memuaskan, sehingga tercipta rasa aman, nyaman dan selamat baik di lokasi wisata maupun sepanjang perjalanan. Namun demikian, belum seluruh aspek tersebut dapat tercapai, salah satunya dalam hal keselamatan di perjalanan. Kecelakaan bus wisata di Bukit Bego, Kabupaten Bantul yang menewaskan 13 orang merupakan salah satu contoh kejadian yang menjadi keprihatinan berbagai pihak.

Insiden tersebut memicu Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM menginisiasi webinar dengan topik “Permasalahan Keselamatan Lalulintas di Daerah Tujuan Wisata”. Webinar ini diharapkan dapat menjadi media diskusi berbagai stakeholder sebagai masukan untuk mendorong keselamatan di daerah tujuan wisata.

Prof. Bambang Agus Kironoto selaku Caretaker Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM dalam pembukaan menyampaikan bahwa, Pustral mengadakan kegiatan webinar secara rutin dengan topik-topik yang menarik untuk diikuti sesuai lingkup kegiatan Pustral. Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab kecelakaan diantaranya aspek manusia seperti kelalaian, keterampilan pengemudi, kemudian faktor cuaca yang berdampak pada kondisi jalan. Faktor lainnya adalah kondisi infrastruktur dan kendaraan. Kecelakaan yang belum lama terjadi di Bantul pada akses menuju lokasi pariwisata menunjukkan bahwa upaya Pemerintah Daerah untuk meningkatkan okupansi tingkat kunjungan pariwisata perlu didukung dengan infrastruktur yang memadai pada akses menuju lokasi pariwisata.

Dr. Ir. Dewanti, M.S selaku narasumber menyampaikan bahwa pariwisata merupakan penyumbang PDB, devisa, dan lapangan kerja yang paling mudah dan murah. Sesuai dengan data World Travel & Tourism Council (WTTC), pendapatan sektor pariwisata di Indonesia berada pada ranking 9 dunia, peringkat 3 di Asia dan peringkat 1 di Asia Tenggara. Oleh karena itu Presiden Jokowi telah menetapkan pariwisata sebagai leading sector sehingga harus mendapat dukungan dari kementerian lainnya.

Kondisi destinasi pariwisata di DIY yang menjadi prioritas unggulan memperlihatkan bahwa dari 7 destinasi wisata, sebanyak 5 diantaranya memiliki topografi yang berbukit. Hal ini berimplikasi pada permasalahan keselamatan lalu lintas untuk menuju destinasi wisata, diantaranya meliputi: pertama, kondisi jalan dan lingkungan seperti geometri jalan yang sub standar, keberadaan selokan maupun jurang yang berbahaya, serta terdapat alat pengatur lalu lintas yang belum berfungsi maksimal. Beberapa hal di atas perlu didukung dengan upaya pemenuhan kriteria jalan berkeselamatan seperti forgiving road, self explaining road, self regulating road, dan self enforcing road. Kemudian yang kedua terkait dengan kondisi kendaraan seperti kendaraan tidak sesuai spesifikasi, tidak laik jalan, perlengkapan kendaraan, dan desain kendaraan. Selanjutnya ketiga, permasalahan kondisi pengemudi seperti kesehatan, kecakapan, perilaku, dan sebagainya. Beberapa hal di atas berpotensi menjadi penyebab terjadinya kecelakaan di lokasi pariwisata.

Menurut Dewanti, konsep penanganan yang perlu dilakukan meliputi 5 E’s, yaitu Education, Encouragement, Engineering, Enforcement, and Evaluation dan Ethic. Pendekatan yang perlu dilakukan melalui pendekatan pre-emtif, preventif, dan represif yang meliputi pencegahan hingga penerapan hukuman. Beberapa pendekatan di atas dilakukan oleh seluruh stakeholders sesuai perannya yaitu pemerintah, kepolisian, serta dukungan masyarakat dan komunitas. Kearifan lokal masyarakat sekitar lokasi wisata sangat diperlukan untuk mendukung kelancaran akses menuju kawasan wisata seperti pengaturan lalu lintas agar tetap lancar. Sebagai penutup beliau menyampaikan beberapa rekomendasi seperti adanya pelaksanaan audit keselamatan lalulintas kawasan wisata secara berkala. Selain itu, perlu informasi kepada masyarakat mengenai peta jalur wisata dengan indikasi kondisi jalan dan lalu lintas serta keselamatan lalulintas.

Webinar ini disambut dengan antusias oleh peserta yang meliputi pemerintah pusat dan daerah, kepolisian, akademisi, dan masyarakat umum termasuk komunitas pelaku wisata. Para peserta terlibat aktif dalam diskusi yang dipandu moderator Iwan Puja Riyadi, S.T dari Pustral UGM. Acara diselenggarakan secara daring melalui aplikasi zoom dan kanal Youtube streaming Pustral UGM pada hari Kamis, 24 Februari 2022 pukul 13.30 – 15.00 WIB diikuti oleh sekitar 250 peserta. (HLT)