Pustral UGM Menyelenggarakan Webinar “Logistik di Wilayah Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan (3TP): Isu, Permasalahan dan Solusi Pemecahannya”
Sebagai bagian NKRI, pemenuhan kebutuhan dasar penduduk pada wilayah Tertinggal, Terpencil, Terluar, dan Perbatasan (3TP) menjadi salah satu kewajiban Pemerintah. Namun demikian, dengan luas dan banyaknya pulau di Indonesia, pemenuhan kewajiban tersebut menghadapi beragam permasalahan, diantaranya adalah infrastruktur dan layanan pelabuhan yang kurang mendukung, serta program tol laut yang belum berjalan dengan optimal. Hal ini berakibat komoditas pokok dan penting pada wilayah 3TP belum dapat sepenuhnya dipenuhi. Selain itu, terdapat fenomena kurangnya pelaku jasa logistik, belum optimalnya penggunaan sistem informasi, kurangnya tenaga logistik dan kebijakan sistem logistik daerah yang belum diimplementasikan secara holistik (UNESCAP, 2020).
Berbagai permasalahan tersebut mendorong Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM menginisiasi seminar bulanan dalam bentuk webinar dengan topik “Logistik di Wilayah Tertinggal, Terpencil, Terluar, dan Perbatasan (3TP): Isu, Permasalahan dan Solusi Pemecahannya”. Webinar diharapkan dapat menjadi media diskusi berbagai stakeholder untuk memberikan masukan dukungan kebijakan yang harus diberikan di wilayah 3TP sehingga sistem logistik dapat berjalan dengan optimal.
Webinar dibuka oleh Caretaker Pusat Studi Transportasi dan Logistik, Prof. Bambang Agus Kironoto. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa maksud dan tujuan webinar adalah untuk mengurai berbagai permasalahan terkait logistik terutama di wilayah 3TP. Harapannya berbagai solusi dari kegiatan ini nantinya dapat menjadi masukan bagi pemangku kebijakan agar layanan logistik di wilayah 3TP dapat berjalan dengan baik sehingga mampu mengurangi disparitas harga kebutuhan harga pokok dan penting antar wilayah. Acara diselenggarakan secara daring melakui aplikasi Zoom pada hari Rabu, 23 Maret 2022 di pukul 09.00 WIB hingga selesai.
Selaku narasumber pertama Berny Achmad Subki, S.T., Dip.Oc selaku Direktur Logistik, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan menyampaikan bahwa saat ini pemerintah melakukan transformasi pengelolaan perikanan yang disebut “Prinsip Ekonomi Biru” yang mengarah pada peningkatan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan secara keseluruhan. Terkait dengan pengembangan wilayah 3TP dalam koridor pengelolaan perikanan, Pemerintah membangun Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di pulau-pulau kecil dan wilayah perbatasan. Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa, terdapat tantangan dalam pengelolaan logistik di wilayah 3TP terkait muatan, rute dan jadwal angkutan, serta sarana dan prasarana. Pada akhir paparan beliau menyampaikan bahwa terdapat model dalam pengelolaan logistik di wilayah 3TP yakni mulai dari produksi, pengadaan, penyimpanan, transportasi, dan distribusi.
Narasumber kedua yaitu Dr. Masykur, ST. MM. selaku Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA) selaku perwakilan dari wilayah 3TP. Dalam paparannya beliau menyampaikan bahwa terdapat banyak potensi daerah di KKA dan tentu saja di beberapa wilayah 3TP yang lain. KKA secara geografis terletak berada di Wilayah Pengelolaan Perikanan dengan potensi perikanan terbesar di Indonesia. KKA juga berada pada jalur pelayaran internasional yang menghubungkan 3 pelabuhan mega hub terbesar di dunia. Dari sisi daya tarik pariwisata, KKA yang secara keseluruhan terdiri dari sekitar 255 pulau kecil dianugerahi gelar pulau tropis terindah di Asia versi CNN. Dari sektor pertanian dan perkebunan juga memiliki potensi yang besar dengan tersedianya lahan yang cukup memadai.
Pada akhir paparan, beliau menyampaikan bahwa terdapat banyak tantangan yang dihadapi dalam pengembangan logistik di KKA dan wilayah 3TP lainnya, diantaranya yang terbesar adalah aspek geografis dan ketersediaan infrastruktur dasar. Selain itu terkait dengan kebutuhan SDM layanan publik juga tidak sesuai dengan masyarakat yang dilayani. Faktor cuaca juga menjadi tantangan pada waktu-waktu tertentu. Terkait logistik, permasalahn yang terjadi di KKA menyangkut infrastruktur bongkar muat barang belum memadai, jumlah logistik yang diangkut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat masih sedikit, lokasi pemukiman masyarakat tersebar dengan jumlah tidak terlalu banyak. Beberapa hal di atas memunculkan permasalahan terkait dengan adanya disparitas harga yang masih cukup tunggi.
Selanjutnya sebagai narasumber ketiga adalah Dr. Kuncoro Harto Widodo, S.TP., M.Eng, selaku Tim Ahli Pustral UGM, Pengajar Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian UGM, serta Kepala Kompartemen R & D, Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI). Dalam paparannya, beliau menyampaikan bahwa terdapat beberapa isu logistik nasional sehingga berujung pada sistem logistik yang tidak efektif dan efisien. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan pengembangan sistem logistik daerah khususnya di wilayah 3TP. Selain itu disampaikan juga rumusan konsep makro pengembangan sistem logistik daerah di KKA. Rumusan tersebut mengacu pada visi sistem logistik nasional melalui perumusan strategi logistik daerah yang diturunkan dari 7 faktor penggerak utama logistik nasional. Konsep makro tersebut diterjemahkan dalam kerangka operasional Sistem Logistik Daerah KKA yang merupakan integrasi, kolaborasi, dan sinergi dari para pelaku dan penyedia jasa logistik termasuk Pemerintah dengan dukungan regulasi yang tepat dan relevan dengan kondisi di wilayah 3TP.
Di akhir paparan, Kuncoro menyampaikan beberapa rekomendasi bagi pengembangan Sistem Logistik di wilayah KKA yaitu sinkronisasi program logistik dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan turunannya, perlunya penyiapan instrumen kelembagaan daerah yang berperan mengawal implementasi program pengembangan Sistem Logistik Daerah untuk mendukung koordinasi antar lembaga, serta membuka kesempatan yang seluas-luasnya kepada pelaku usaha untuk terlibat dalam penyediaan jasa logistik yang lebih profesional.
Webinar dipandu oleh Joewono Soemardjito., ST., M.Si selaku peneliti Pustral UGM sebagai moderator. Kegiatan ini mendapatkan perhatian yang cukup besar dari peserta dengan berbagai latar belakang yaitu Instansi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, akademisi maupun penyedia jasa logistik. Tercatat 403 peserta yang mengikuti webinar melalu zoom meeting maupun melalui kanal Youtube Pustral UGM. Di akhir acara terpilih 5 peserta webinar yang secara aktif berdiskusi dengan narasumber untuk mendapatkan bingkisan berupa buku Perencanaan Terminal Barang dari Perspektif Logistik, karya Dr. Kuncoro Harto Widodo dan tim.