Pustral UGM Menyelenggarakan Webinar: Guncangan Ekonomi Makro terhadap Sektor Transportasi dan Logistik di Indonesia
Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, tetapi juga pada perekonomian negara. Selain itu, kondisi geopolitik juga berpengaruh terhadap perekonomian negara, misalnya terjadinya perang Rusia – Ukraina yang berdampak pada pasokan minyak mentah dunia. Sektor transportasi dan logistik merupakan salah satu sektor yang terdampak signifikan oleh kondisi tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan turunnya jumlah penumpang maupun barang yang diangkut selama masa pandemi. Kenaikan avtur juga berpengaruh signifikan terhadap kenaikan tiket pesawat. Di sisi lain, sektor transportasi dan logistik memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan pemulihan ekonomi melalui perdagangan domestik dan internasional.
Kondisi makro tersebut akan berpengaruh pada kinerja perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi dan logistik. Hasil penelitian pada 18 perusahaan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2019-2021 menunjukkan bahwa beberapa perusahaan transportasi sempat berada pada zona kebangkrutan selama terjadinya pandemi Covid-19 di tahun 2020, walaupun mulai bangkit kembali di tahun 2021 (Gunawan & Maimunah, 2022).
Isu penting tersebut perlu dibahas lebih lanjut untuk mendapatkan pandangan mengenai kondisi saat ini dan kecenderungan di masa mendatang. Untuk itu Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM menginisiasi webinar nasional dengan topik “Guncangan Ekonomi Makro terhadap Sektor Transportasi dan Logistik”. Webinar ini diharapkan dapat menjadi media diskusi berbagai stakeholder untuk menghasilkan masukan terkait berbagai isu dalam pengaruh guncangan ekonomi makro terhadap sektor transportasi dan logistik serta peran sektor transportasi dalam mendukung pertumbuhan dan pemulihan ekonomi.
Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D. selaku Kepala Pustral UGM dalam pembukaan menyampaikan bahwa, Pustral mengadakan kegiatan webinar secara rutin dengan topik-topik yang menarik untuk diikuti sesuai lingkup kegiatan Pustral. Harapannya webinar ini dapat menjadi media diskusi berbagai stakeholder untuk menghasilkan masukan terkait berbagai isu dalam pengaruh guncangan ekonomi makro terhadap sektor transportasi dan logistik serta peran sektor transportasi dalam mendukung pertumbuhan dan pemulihan ekonomi.
Edi Junarsin, SE., MBA., Ph.D., CFP, salah satu Tenaga Ahli Pustral UGM selaku narasumber menyampaikan data Bank Indonesia tahun 2022 menyebutkan bahwa kinerja dan prospek ekonomi global diperkirakan akan memburuk dengan risiko resesi dan inflasi tinggi, serta ketidakpastian tinggi karena volatilitas keuangan global, kebijakan ekonomi makro domestik yang lebih ketat, dan guncangan berkelanjutan yang berasal dari ketegangan geopolitik. Hal itu tidak terkecuali akan dialami baik oleh negara maju maupun negara berkembang termasuk Indonesia.
Data dari Consensus Economics yang dikutip oleh Bank Indonesia (2022) menunjukkan bahwa inflasi dunia diperkirakan akan naik menjadi 9,2% pada tahun 2022 dan kemudian turun ke 5,2% pada 2023 dan 3,8% pada 2024. Selain itu, pada triwulan III 2022 inflasi global diprediksi mencapai 10,0%. Setelah itu, pada triwulan IV 2023 inflasi akan turun menjadi 5,2%. Kemudian kondisi perkonomian secara makro di Indonesia menunujukan bahwa pasca menurun yang diakibatkan oleh Covid-19, PDB riil Indonesia terus bertumbuh selama enam kuartal berturut-turut, dengan laju yang lebih kuat pada Q3 2022 sebesar 5,7% yoy, naik dari 5,45% yoy di Q2 dan 5% yoy di Q1. Sektor transportasi dan pergudangan merupakan sektor dengan pertumbuhan PDB tertinggi pada Triwulan III, yaitu 25,81 persen (y-o-y) dan 20,97 persen (c-t-c). Angka tersebut setara dengan 5,01% dari PDB Indonesia.
Kontribusi sektor transportasi bagi perekonomian nasional memiliki peranan penting. Hal tersebut ditunjukkan dengan tren yang meningkat dalam Gross Domestic Product sejak tahun 2010. Namun di sisi lain, Real Gross Value Added (GVA) dari Wholesale Retail Trade Accommodation Food Services, Transportation and Storage mengalami penurunan. Dari sisi layanan, data dari Indonesia Transportation Sector 2022/2023: EMIS Insight Industry Report menunjukkan bahwa efisiensi layanan transportasi kereta api Indonesia cukup baik. Pada 2019, Indonesia menduduki peringkat ke-19 secara global dan ketiga di Asia Tenggara, di bawah Singapura dan Malaysia. Dalam hal kualitas jalan secara keseluruhan, Indonesia menempati peringkat ke-60, yang meningkat signifikan dari peringkat ke-75 pada tahun 2018. Selain itu, Indonesia menempati peringkat 56 secara global untuk konektivitas bandara. Namun menurut data dari Logistics Performance Index (LPI), World Bank 2018 dalam Bappenas (2022), Indonesia masih berada di bawah negara-negara di Asia Tenggara seperti Thailand, Vietnam dan Malaysia. Hal tersebut menunjukkan perlunya evaluasi untuk meningkatkan kinerja sektor transportasi dan logistik nasional.
Selanjutnya Edi yang juga merupakan pengajar pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM menyampaikan bahwa pada masa pademi COVID-19, transportasi merupakan salah satu sektor yang paling terdampak krisis ekonomi akibat pembatasan sosial dan lockdown. Masyarakat Indonesia membatasi pengeluaran untuk sebagian besar layanan non-esensial seperti perjalanan dan pariwisata, yang membuat sektor transportasi mengalami tekanan yang signifikan. Selain itu, pandemi Covid-19 juga menyebabkan beberapa kegiatan industri sempat terhenti, misalnya industri manufaktur, tekstil dan sejenisnya karena terhentinya pasokan bahan baku impor dan terganggunya penjualan ekspor ke beberapa negara. Hal ini berimbas pada kegiatan logistik untuk mendukung industri yang terpaksa berhenti. Data juga menunjukkan bahwa jalan raya merupakan segmen transportasi yang paling tidak terpengaruh oleh pandemi Covid-19. Sebaliknya, sektor yang paling terpukul adalah penerbangan bila dibandingkan dengan sektor transportasi lainnya.
Sektor logistik terkait erat dengan upaya menciptakan sistem rantai pasok yang handal. Edi menyampaikan berbagai kondisi yang dapat menganggu kinerja atau sistem rantai pasok yaitu: rantai pasokan tidak memiliki ketahanan global, rantai pasokan dan operasi menjadi lebih mahal dan seringkali merupakan biaya tertinggi perusahaan, kurangnya fleksibilitas menghambat kemampuan untuk mengatasi permintaan pelanggan untuk personalisasi, serta sistem teknologi informasi cukup mahal, tidak fleksibel, dan seringkali terlalu bergantung pada teknologi lama.
Di akhir paparan Edi menyampaikan bahwa dalam terdapat peran sektor logistik dalam meminimalkan dampak resesi yaitu: sektor transportasi dapat membantu pemulihan ekonomi global dengan meningkatkan efisiensinya, terdapat banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk membantu sektor transportasi mengoptimalkan kontribusinya terhadap ekonomi dan masyarakat, mengingat tingkat saling ketergantungan di tingkat global, kerja sama internasional yang lebih baik akan sangat penting, sistem transportasi harus handal dan berkelanjutan untuk mendukung pemulihan ekonomi. Untuk itu, transportasi harus memastikan efisiensi, mengurangi kerusakan lingkungan, dan meningkatkan keselamatan.
Webinar disambut dengan antusias oleh peserta yang meliputi pemerintah pusat dan daerah, BUMN, praktisi, akademisi, dan masyarakat umum. Para peserta terlibat aktif dalam diskusi yang dipandu moderator Juhri Iwan Agriawan, ST., M.Sc dari Pustral UGM. Acara diselenggarakan secara daring melalui aplikasi zoom dan kanal Youtube streaming Pustral UGM pada hari Rabu, 14 Desember 2022 pukul 09.00 – 11.15 WIB diikuti oleh sekitar 120 peserta. (HLT/DAK)