Masukkan kata kunci
Table of Contents

Pustral UGM Mendukung Upaya Jogja sebagai Kota Bersepeda

Untuk mewujudkan kota yang lebih sehat, Pustral UGM beserta Purpose Climate Lab melaksanakan studi mengenai kelayakan Kota Yogyakarta untuk pesepeda. Studi ini akan menjadi masukan untuk pengambil kebijakan dalam menata kota agar menjadi lebih nyaman untuk pesepeda, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan meningkatkan kualitas lingkungan. Salah satu bagian dari studi ini adalah pelaksanaan tiga Focus Group Discussion (FGD) untuk mendapatkan masukan dari berbagai pemangku kepentingan (stakeholder).

FGD pertama dengan judul “Menuju Jogja sebagai Kota Bersepeda dan Kota yang Mendukung Moda Transportasi Ramah Lingkungan sebagai Upaya Memperbaiki Kualitas Lingkungan” dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2021 di Wisma MM UGM. FGD tersebut dihadiri oleh 25 orang dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk Komunitas Sego Segawe, Kominfo Kota Yogyakarta, DLH Kota Yogyakarta, Komunitas Bike to Work Yogyakarta, Dishub Kota Yogyakarta, Bappeda DIY, Bappeda Kota Yogyakarta, Purpose Climate Lab, Pemkot Yogyakarta, DPUPKP, JFB, dan Pustral UGM.

FGD diawali dengan pemaparan oleh Wakil Walikota Yogyakarta Drs. Heru Purwadi, MA. Dalam pembukaan tersebut beliau menyampaikan beberapa hal penting, antara lain kondisi Yogyakarta yang cukup padat, dan kawasan cagar budaya yang tidak bisa diubah kondisinya sehingga pengembangan fisik kota makin terbatas. Oleh karena itu, pengembangan kota kemungkinan akan menghadapi kesulitan, arahan yang lebih tepat adalah re-fungsionalisasi dan menata kondisi jalan dan kota yang sudah ada. Dalam kesempatan tersebut, beliau juga menyampaikan bahwa “Ada perubahan paradigma pariwisata Kota Yogyakarta. Dulu mungkin area wisata terbatas di Malioboro, Kraton, dan beberapa tempat lain. Namun sekarang seluruh wilayah Kota Yogyakarta adalah Kawasan wisata, kampung-kampung di Yogyakarta juga merupakan destinasi atau pendukung wisata. Sehingga perlu dipikirkan bagaimana kampung bisa diakses untuk menumbuhkan dinamika sosial ekonomi”. Ide-ide seperti mengarahkan pesepeda menelusuri jalur pinggir sungai dan masuk ke area home industry Bakpia Pathuk juga diungkapkan Drs. Heru Purwadi, MA. Harapan beliau adalah upaya meningkatkan kondisi lingkungan dengan memfasilitasi pesepeda dan pejalan kaki dapat seiring dan selaras dengan visi pariwisata Yogyakarta.

Pemaparan kedua disampaikan oleh Purpose Climate Lab (PCL), PCL adalah NGO internasional yang bertujuan mempercepat solusi perbaikan iklim. PCL telah melaksanakan program-programnya di berbagai negara; diantaranya Clean Energy Now, Help Delhi Breathe dan Pope for Planet.  Program untuk Jogja sendiri dinamakan Jogja Lebih Bike. Terkait kota Jogja, PCL menyampaikan data bahwa dalam 6 bulan pengamatan kualitas udara, hanya ada 50 hari dengan kualitas udara baik. Hal ini merupakan indikator bahwa kualitas udara sudah pada tingkat mengkawatirkan dan perlu upaya percepatan perbaikan lingkungan. Pemaparan ketiga disampaikan oleh peneliti senior Pustral UGM, Dr. Arif Wismadi. Beliau menyampaikan hasil survey kondisi infrastructure sepeda serta survey responden terkait faktor-faktor yang mempengaruhi minat bersepeda masyarakat. Dari hasil survey, ditemukan bahwa minat bersepeda dapat ditingkatkan dengan memfasilitasi jalur danlajur sepeda yang aman, serta fasilitas sepeda pada transportasi umum.

Selanjutnya peserta-peserta FGD menyampaikan pendapat dan gagasan untuk meningkatkan pemakaian sepeda di Kota Yogygakarta. Bapak Dody dari Komunitas Sewo Segawe menyampaikan bahwa fasilitasi kenyamanan bersepeda harus memperhatikan berbagai jenis pesepeda, karena pesepeda wisata, penghobi dan pengguna sehari-hari untuk kerja dan sekolah memiliki kultur berbeda. Misalnya pesepeda wisata mungkin akan senang melalui jalur-jalur kampung dan memutar, namun pesepeda harian akan memilih jalur terpendek dan tercepat. Bapak Nur Kholiq dari Komunitas Bike to Work memberikan gagasan bahwa peningkatan budaya bersepeda Jogja juga dapat menjadi daya Tarik wisata. Sebaliknya, Bapak Win dari Dishub Yogyakarta menyampaikan bahwa bisa juga dibalik, banyaknya wisatawan bersepeda dapat menginspirasi masyarakat lokal untuk bersepeda. Peserta forum juga menyampaikan berbagai gagasan lain seperti menggunakan ambassador dan social media untuk menarik kalangan muda untuk aktif bersepeda, dan memasukkan muatan kebiasaan bersepeda ke sekolah. Dari segi infrastruktur, salah satu gagasan solusi bersepeda di Yogyakarta adalah menerapkan konsep pembagian ruang dan waktu jalan kota.

Hasil dari FGD berbagai pemangku kepentingan ini akan menjadi pelengkap dari hasil studi Pustral UGM tentang kelayakan Kota Yogyakarta untuk bersepeda dan akan didiskusikan lebih lanjut dalam FGD kedua (2 Juni 2021) dan FGD ketiga (4 Juni 2021) yang akan membahas lebih dalam mengenai aspek implementasi kebijakan dan pendanaan dalam peningkatan infrastruktur dan fasilitas untuk pesepeda. Hasil studi dan pelaksanaan FGD ini diharapkan dapat benar-benar diimplementasikan agar terwujud Kota Yogyakarta yang ramah sepeda dan kota yang lebih sehat.