Penerbangan dan Pariwisata
Transportasi adalah faktor yang sangat vital bagi kepariwisataan, penyedia hubungan yang esensial antara asal dan tujuan perjalanan wisata. Bahkan saat ini hubungan itu berlaku dua arah dimana kedua sektor saling mempengaruhi, akses transportasi yang baik akan meningkatkan kunjungan ke kawasan wisata, dan obyek wisata yang menarik juga akan meningkatkan jumlah perjalanan. Pembangunan infrastruktur di Indonesia termasuk infrastruktur dan layanan transportasi menjadi prioritas pada pemerintahan yang sekarang, termasuk infrastruktur transportasi udara, seperti pembangunan bandar baru di Kulon Progo, peningkatan bandara di Bali, Semarang, Solo, Banjarmasin dan bandar-bandara lain. Infrastruktur ini diharapkan dapat memperlancar arus orang dan barang baik yang keluar masuk dari luar negeri maupun di dalam wilayah Indonesia, serta menjadi pendukung dari berbagai kegiatan sektor ekonomi.
Penerbangan merupakan moda transportasi yang sangat penting bagi perkembangan pasar wisata terutama untuk perjalanan jarak jauh dan melintas bumi (internasional), kemudian berkembang ke penerbangan jarak menengah bahkan jarak pendek. Pengembangan di sektor penerbangan mempunyai implikasi yang penting bagi perkembangan pasar wisata. Sehingga dipahami bahwa perjalanan untuk wisata mempunyai karakteristik yang berbeda dengan perjalanan bisnis maupun tipe perjalanan yang lain. Penerbangan juga membuka peluang bagi peningkatan sektor-sektor ekonomi yang berhubungan dengan kepariwisataan.
Dipahami bahwa pentingnya penerbangan bagi sektor pariwisata dapat dilihat dari perkembangan jumlah perjalanan orang yang masuk dan keluar melalui beberapa pintu masuk utama di Indonesia. Bali masih merupakan pintu masuk utama bagi wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia. Pada tahun 2015 jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia adalah 10,23 juta, naik 8,4% dari wisman tahun 2014 (9,4 juta). Secara rata-rata terjadi kenaikan 7,6% selama lima tahun sejak 2011-2015. Dilihat dari pintu kedatangan wisatawan mancanegara, 10 bandara pintu masuk terbesar melayani hampir 9,9 juta penumpang pada tahun 2015 atau 96,5% dari total perjalanan. Pintu-pintu masuk terbesar itu adalah Bandara Ngurah Rai, Soekarno-Hatta, Batam, Tanjung Uban, Juanda, Kualanamu, Husein Sastranegara, Tanjung Balai Karimun, Adisutjipto dan Tanjung Pinang.
Di sisi lain, beberapa kejadian yang mengganggu akses penerbangan dan merupakan faktor yang sangat penting bagi menurunnya jumlah kunjungan wisatawan ke suatu daerah. Yogyakarta 2006, Bali 2017 merupakan dua contoh sederhana bagaimana tertutupnya akses penerbangan menyebabkan gangguan yang cukup signifikan bagi pariwisata.
Berangkat dari hal tersebut, PUSTRAL-UGM menangkat seminar bulanan dengan tema “Penerbangan dan Pariwisata”. Sebagai pembicara dalam seminar kali ini adalah Juhri Iwan Agriawan, S.T., M.Sc. peneliti PUSTRAL UGM. Seminar ini diselenggarakan pada hari Selasa 27 Maret 2018 di PUSTRAL-UGM dihadiri dari beberapa kalangan, akademisi, pemangku kebijakan dan masyarakat.
Dalam paparannya, Juhri Iwan Agriawan memaparkan tentang eratnya hubungan antara pariwisata dan penerbangan, dimana sektor pariwisata (terutama global) yang sensitif dengan gangguan layanan penerbangan. Juhri Iwan Agriawan juga memaparkan tentang kondisi penerbangan global terkait dengan pariwisata saat ini, mulai dari penerbangan komersil dunia, perjalanan wisata dunia, faktor yang mempengaruhi demand perjalanan wisata melalui perjalanan udara, dan kontribusi transportasi udara terhadap perekonomian.
Seminar semakin menarik dengan adanya sesi diskusi serta tanya jawab untuk lebih membuka wawasan serta bertukar pikiran bagi para peserta dan pembicara.