Masukkan kata kunci
Table of Contents

Menuju Transportasi Maritim yang Terintegrasi Dalam Rangka Mendukung Kelancaran Logistik

PUSTRAL-UGM mengadakan FGD yang bertajuk “Menuju Transportasi Maritim yang Terintegrasi Dalam Rangka Mendukung Kelancaran Logistik” pada hari Kamis 24 Januari 2019 yang bertempat di PUSTRAL-UGM. FGD ini diadakan dengan tujuan membuat buku putih yang nantinya diberikan kepada Presiden Indonesia terpilih pada pemilu tahun 2019 ini. Buku putih ini diberikan sebagai masukan dalam mengembangkan transportasi maritim, dan melanjutkan program yang telah berjalan agar tidak terhenti.

Sebagai narasumber dalam FGD ini adalah Prof. Ir. Nur Yuwono, Dip.HE., Ph.D., Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM. Nur Yuwono memaparkan bahwa di Indonesia, saat ini masih terjadi ketimpangan tingkat pertumbuhan perekonomian antara kawasan barat dan timur, sehingga diperlukan upaya pembangunan pada sektor-sektor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan perekonomian. untuk menyeimbangkan muatan ke Kawasan Timur Indonesia diperlukan upaya optimalisasi kerjasama antar sektor seperti perindustrian, pertanian, pertambangan, dsb guna menyeimbangkan mata rantai jaringan logistik barat dan timur Indonesia.

Mengatasi permasalahan ketidak lancaran logistik dari wilayah Barat dan Timur Indonesia tersebut telah dikembangkan konsep Tol Laut, sehingga ada jaminan kepastian angkutan logistik keseluruh wilayah Indonesia. Namun demikian program Tol Laut yang sangat bagus tersebut sampai saat ini belum bisa terselenggara dengan baik karena jalur laut yang merupakan tulang punggung (back bone) transportasi tersebut belum sempurna terbangun.

Permasalahan yang masih menghambat terkait dengan kebijakan Tol Laut tersebut diantaranya:

  • Pelabuhan Utama (International Hub Port) yang ada di jalur utama Tol Laut belum selesai terbangun sempurna (Kuala Tanjung, Kali Baru, Teluk Lamong, New Makassar Port dan Bitung).
  • Industri perkapalan belum sepenuhnya dapat mendukung program Tol Laut.
  • Tol Laut belum terintegrasi dengan transportasi sungai, transportasi penyeberangan, transportasi udara, transportasi jalan, dan transportasi kereta api.
  • Arus barang yang berasal dari luar negeri belum sepenuhnya dapat ditangkap oleh pelabuhan utama internasional (international hub port) yang ada di jalur Tol Laut (peran pelabuhan Singapura masih relatif tinggi).
  • Pelabuhan pengumpan belum bisa berfungsi penuh karena belum tersedianya kapal dengan jumlah dan ukuran/bobot yang memadai.
  • Belum terjadi kolaborasi yang baik antara pengelola pelabuhan (baik Internasional maupun nasional) dengan perusahaan pelayaran yang memanfaatkan pelabuhan).

Dalam FGD ini, terdapat sesi diskusi yang melibatkan para peserta dan narasumber sebagai masukan dalam penyusunan buku putih “Menuju Transportasi Maritim yang Terintegrasi Dalam Rangka Mendukung Kelancaran Logistik”.