Masukkan kata kunci
Table of Contents

Kunjungan Dinas Perhubungan Kota Samarinda – Diskusi Pengembangan Fasilitas Transportasi bagi Masyarakat Berkebutuhan Khusus (difable)

Kamis, 14 November 2019. Pustral-UGM mendapat kunjungan dari Dinas Perhubungan Kota Samarinda. Kedatangan Dinas Perhubungan Kota Samarinda ke Pustral-UGM bermaksud untuk belajar dari Pustral-UGM terkait pengembangan fasilits transportasi dan perkotaan yang ramah terhadap masyarakat difabel serta bagaimana pendekatan Pustral dalam merubah mindset masyarakat tentang difabilitas. Kunjungan ini diterima oleh Kepala Divisi Pengembangan dan Pemanfaatan Hasil Riset Pustral-UGM, Dr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc dan para peneliti Pustral-UGM.

Pustral-UGM berpengalaman dalam pengembangan fasilitas transportasi dan perkotaan yang ramah terhadap masyarakat difabel diantaranya pengembangan pedestrian di Kota Surabaya dan Malioboro, Yogyakarta. Selain itu, Pustral UGM juga aktif terlibat merubah mindet masyarakat terkait difabilitas dan infrastruktur yang mendukungnya. Hal tersebut tercermin dalam kegiatan yang pernah dilakukan diantaranya: SIM bagi pengendara berkebutuhan khusus, mengadakan lomba tingkat nasional re-desain rumah ibadah yang ramah difabel, assessment infrastruktur yang ramah difabel di Rumah Sakit UGM, serta kegiatan Penyadaran Publik terhadap simbol yang digunakan difabel dalam berkendara.

Acara ini juga mengundang komunitas difabel Dria Manunggal, yang diwakili oleh Bapak Setia Adi Purwanta. Kepada para peserta rapat, Setia Adi Purwanta menjelaskan bahwa Istilah diffabel (people with different ability) atau disabilitas jangan dipandang dari sisi subyek-nya. Disabilitas muncul karena mindset masyarakat yang dibentuk oleh keadaan yang ada di sekitarnya yang memperlihatkan ketidakmampuan seseorang (penyandang keterbatasan fisik) dalam melakukan kegiatan (di ruang publik) akibat ketiadaan fasilitas yang mampu mengakomodir kebutuhan masyarakat difabel tersebut. Dria Manunggal memandang pentingnya proses perencanaan fasilitas difabel secara totalitas, melibatkan seluruh stakeholders dan masyarakat difabel (inklusif) yang nantinya akan menjadi users dari fasilitas yang terbangun.

 

Pustral-UGM memberikan dorongan bagi Pemerintah Kota Samarinda agar mempunyai komitmen yang kuat terkait perbaikan infrastruktur yang ramah bagi difabel, mengingat bahwa permasalahan difabilitas tidak sepenuhnya menjadi kewenangan Dinas Perhubungan saja tetapi akan menyentuh banyak atau lintas sektor terkait di daerah (Kota Samarinda). Tahap awal yang perlu dilakukan dan sangat penting adalah pendataan masyarakat difabel secara rinci di Kota Samarinda (anak-anak, ibu hamil, lansia, penderita penyakit kritis seperti stroke). Tahap selanjutnya adalah menginventarisir sarana prasarana transportasi di Kota Samarinda, apakah kondisinya sudah cukup memadai secara kuantitas/kualitas bagi masyarakat difabel di Kota Samarinda, apakah kondisinya sudah mengakomodir prinsip-prinsip difabilitas. Selain itu, kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas/kompetensi SDM Dinas Perhubungan Kota Samarinda terkait pemahaman mengenai difabilitas dan perencanaan fasilitas transportasi yang dibutuhkan masyarakat difabel menjadi hal yang tak kalah pentingnya.