Synergia 2: Membangun Sinergi Industri, Pemerintah dan Perguruan Tinggi untuk Logistik Perkotaan yang Efektif, Efisien dan Berkelanjutan
Diskusi mengenai logistik perkotaan sangat perlu dilakukan karena tengah dihadapkan pada beragam permasalahan yang mendesak untuk diselesaikan. Persoalan umum logistik kota-kota di Indonesia diantaranya adalah terbatasnya area perkotaan sebagai wilayah kegiatan, kompetisi pemakaian ruang antara angkutan penumpang dan barang, kemacetan yang akut, polusi udara yang semakin parah, serta terbatasnya fasilitas untuk konsolidasi dan dekonsolidasi barang.
Dalam konteks industri atau komersial, manajemen logistik bertujuan untuk menciptakan aliran barang yang efektif (tepat waktu, jumlah, dan lokasi) dengan cara yang efisien. Namun dalam konteks urban logistik, tujuan tersebut harus ditambahkan dengan pertimbangan non-komersial seperti dampaknya terhadap polusi udara, kemacetan lalu lintas, dan kenyamanan aktivitas non-logistik yang terjadi di sebuah kota. Kompleksitas tujuan urban logistik tersebut meniscayakan pelibatan berbagai pihak yang saling terkait, yaitu industri selaku pelaku, pemerintah selaku pengatur, serta masyarakat selaku penerima manfaat dan dampak. Selain itu, masukan pemikiran dari perguruan tinggi juga menjadi aspek penting yang patut untuk diperhatikan.
Menyadari pentingnya keterkaitan tersebut, Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM pada hari Selasa, 7 November 2017 menyelenggarakan acara Synergia 2, sebuah acara seminar urban logistik yang merupakan kelanjutan dari kegiatan serupa pada tahun 2014. Pada tahun ini, Synergia mengambil tema Lean, Clean and Green Cities: Rationalizing Indonesia Urban Freight through Inclusive Urban Development. Melalui kegiatan tersebut, diharapkan terjadi sinergi peran universitas, industri dan pemerintah dalam membangun sebuah urban logistik yang bukan hanya efektif dan efisien, namun juga ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Acara ini menghadirkan para pembicara baik dari dalam maupun luar negeri, yang mewakili pelaku usaha, pemerintah, serta akademisi. Pembicara yang hadir, yaitu: Bapak Edy Putra Irawadi (Keynote Speaker, staf khusus Menko Perekonomian, Ketua Tim Sislognas), Bapak Yukki Nugrahawan Hanawi (Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia; Ketua ASEAN Federation Forwarder Association), Bapak Kuncoro Harto Widodo (Pusat Studi Transportasi dan Logistik, Universitas Gadjah Mada), dan Prof. Russell G. Thompson (University of Melbourne; Institute for City Logistics). Selain itu, dipresentasikan juga hasil-hasil kajian dari 5 kota di Indonesia yang menjadi lingkup kajian city loigistics, yaitu Medan, Jakarta, Yogyakarta, Denpasar dan Makassar.
Acara dihadiri oleh berbagai pihak, yaitu Kemenko Perekonomian, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, pemerintah daerah dan akademisi dari beberapa perguruan tinggi. Acara Synergia 2 secara resmi dibuka oleh Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., DEng.
Sebagai upaya untuk mewujudkan sinergi antara swasta, pemerintah dan perguruan tinggi, dalam acara ini juga ditandatangani MoU antara UGM dengan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) untuk lingkup kerjasama pendidikan, penelitian, pelatihan dan pengembangan SDM di bidang “logistik dan manajemen rantai pasok”. Dengan MoU ini diharapkan nantinya muncul berbagai kegiatan bersama antara civitas akademika UGM dengan kalangan dunia usaha/industri.
Dalam acara tersebut juga dilaunching Forum Logistik Perkotaan yang nantinya diharapkan dapat menjadi wadah pertukaran informasi dan kerjasama antara Perguruan Tinggi, Pemerintah, dan Industri terkait isu-isu terkini logistik perkotaan di Indonesia maupun global. (Dwi Ardianta Kurniawan)