Masukkan kata kunci
Table of Contents

Seminar Bulanan, Pengembangan Bandar Udara Baru di Kulon Progo

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Yogyakarta) yang kaya akan obyek wisata budaya dan alam telah lama menjadi tujuan utama pariwisata di Indonesia. Yogyakarta juga memiliki banyak fasilitas pendidikan berkelas nasional yang menarik kedatangan orang dari wilayah lain masuk ke wilayah Yogyakarta. Akses dari dan ke wilayah lain menjadi sangat  penting seperti akses jalan, kereta atau via udara. Saat ini, kondisi akses tersebut sudah baik, tapi perlu dikembangkan mengingat perkembangan yang ada.

Yogyakarta dapat diakses via udara melalui Bandar Udara Internasional Adisutjipto. Bandara ini dioperasikan oleh PT. Angkasa Pura I Persero (AP1), dan merupakan bandara enklave sipil yang berarti bahwa bandara ini terletak di dalam area Pangkalan TNI AU Adisutjipto. Bandara ini berjarak 9 km dari pusat Kota Yogyakarta. Memiliki landas pacu dengan kemampuan untuk melayani pesawat kelas C. Tahun lalu, lalu lintas penumpang di JOG mencapai 5,8 juta penumpang, dan lebih dari 43,467 pergerakan pesawat per tahun, yang berarti bahwa kapasitas saat ini, terutama di sisi darat tertinggal di belakang volume yang harus dilayani. Di sisi lain, pertumbuhan lalu lintas penumpang udara dari dan ke Yogyakarta memperlihatkan kencenderungan terus mengalami peningkatan. Untuk mengantisipasi ini, AP1 telah menyiapkan rencana untuk memindahkan operasi penerbangan sipil dari JOG ke lokasi lain di dalam wilayah Provinsi DIY. Lokasi terpilih telah disetujui oleh Kementerian Perhubungan dengan keluarnya Peraturan Menteri Perhubungan No 1164 Tahun 2013 (PM1164) tentang Penetapan Lokasi dan Rencana Induk Bandar Udara Baru di Yogyakarta. Area bandara direncanakan seluas 637 hektar berlokasi di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo, 45 km arah barat dari pusat kota Yogyakarta. Bandara baru ini didesain untuk mampu melayani 20 juta penumpang pada tahap ultimit.

Pengembangan bandara baru ini akan memberikan dampak yang besar bagi konstelasi keruangan dan infrastruktur di wilayah DIY. Dengan pemindahan operasi komersial bandara di tempat yang baru ini, akan ada tarikan perjalanan baru dan besar di sisi barat selatan, menyebabkan dorongan pertumbuhan bagi wilayah Kulonprogo selatan, serta perubahan di wilayah perkotaan Yogyakarta. Akan bermunculan juga kegiatan-kegiatan ekonomi baru di wilayah barat perkotaan DIY serta sepanjang koridor Jogja – Temon.

Pustral-UGM sebagai pusat studi di linkungan Universitas Gadjah Mada yang bergerak dalam bidang transportasi dan logistic mengangkat isu tersebut dalam kegiatan Seminar Bulanan yang berjudul Pengembangan Bandar Udara Baru di Kulon Progo. Salah satu isu yang selalu menjadi pertanyaan untuk sebuah bandara yang baru adalah bagaimanakah memastikan interkoneksi antara bandara baru, kawasan pendukung bandara, kawasan tujuan wisata serta kawasan perkotaan. Selain itu, Seminar bulanan ini  juga mendiskusikan isu-isu pengembangan ruang, pengembangan ekonomi dan isu-isu koneksi antar berbagai tempat dikarenakan pengembangan bandara baru di Kulonprogo.

Sebagai pembicara dalam Seminar Bulanan ini adalah Juhri Iwan Agriawan, ST., M.Sc., Acara seminar bulanan ini diadakan pada hari Selasa, 27 September 2016 di Pustral-UGM. Seminar ini dihadiri dari berbagai kalangan, baik dari pemangku kebijakan, akademisi, dan masyarakat.

dsc_0224

dsc_0225

dsc_0229