Pustral UGM melaksanakan FGD ketiga untuk mewujudkan Jogja sebagai kota bersepeda
Bekerjasama dengan Purpose Climate Lab, Pustral UGM melaksanakan studi tentang upaya meningkatkan penggunaan sepeda di Kota Yogyakarta untuk memperbaiki kualitas lingkungan. Untuk melengkapi hasil studi, dilaksanakan diskusi kelompok terarah (FGD) sebanyak tiga kali. FGD ketiga diselenggarakan pada tanggal 4 Juni 2021 di MM UGM UGM dengan tema “Menuju Jogja sebagai kota bersepeda dan kota yang mendukung transportasi ramah lingkungan sebagai upaya memperbaiki kualitas udara”. Hadir dalam kegiatan FGD tersebut berbagai perwakilan instansi pemerintahan diantaranya Bappeda DIY, Ditkamsel Polda DI Yogyakarta, Sekda Kota Yogyakarta, Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, dan perwakilan dari akademisi yaitu Pustral UGM, Universitas Atmajaya, serta komunitas sepeda seperti Sego Segawe Reborn, Bike to Work, Jaringan Gusdurian dan Solidaritas Perempuan Kinasih Yogyakarta.
FGD ketiga diawali dengan sambutan oleh Asisten Bidang Perekonomian DIY, Drs. Kadri Renggono, M.Si. Beliau menekankan perlunya mendukung program yang sudah berjalan seperti pembuatan rute sepeda, dan memfasilitasi kebutuhan pesepeda secara umum. Selanjutnya Dwi Ardianta Kurniawan, S.T., M.Sc dari Pustral UGM menyampaikan pemaparan mengenai hasil FGD pertama dan kedua dan memberikan arahan untuk FGD ketiga yang dimoderatori oleh Sa’duddin, S.Si., M.B.A., M.Sc
Dalam diskusi FGD ketiga mendiskusikan bagaimana memformulasikan grand design kota untuk mendukung mobilitas pejalan kaki, kendaraan tidak bermotor (khususnya sepeda), dan kendaraan umum yang terintegrasi; Mengidentifikasi kebijakan dan anggaran terkait penanggulangan polusi udara yang telah dimiliki dan mungkin disiapkan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta; Memformulasikan grand design kota untuk mengurangi polusi udara dan mendukung udara bersih di kota Yogyakarta
Berdasarkan hasil FGD 1 dan 2, dibuat rancangan element grand design kota yang dapat mendukung kegiatan sepeda tidak hanya untuk kegiatan olah raga, tetapi dapat digunakan sebagai alat transportasi untuk sekolah dan bekerja, meliputi infrastrukur fisik, sistem aktivitas, fasilitas pendukung, sistem informasi, regulasi, dan sumber daya manusia (SDM). Dalam rancangan grand desain tersebut akan diberikan berbagai macam pilihan, sehingga akan diketahui skema penganggaran dan instansi yang akan bertanggung jawab.
Kami berharap dari diskusi ini yang lebih menajam adalah bagaimana kita menginternalisasikan ke masyarakat agar menggunakan sepeda untuk transportasi dalam kegiatan sehari-hari. Harapan kami dengan diskusi ini kita mampu mengajak masyarakat lain untuk mulai menggunakan sepeda. Terlepas dari ada tidaknya infrastruktur. Kalau keseharian masyarakat sudah bersepeda saya yakin pemerintah akan berpihak (Agus Arif Nugroho, S. STP, M.Si, Kadishub Kota Yogyakarta, salah satu peserta FGD ketiga).
Hasil diskusi dalam FGD ini menjadi masukan yang sangat bermanfaat bagi studi tentang upaya peningkatan penggunaan sepeda. Hasil studi ini beserta masukan dari FGD akan menjadi masukan bagi pembuat kebijakan untuk mewujudkan Jogja sebagai kota bersepeda, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan memperbaiki lingkungan kota, khususnya kualitas udara. Keluaran dari FGD 1 – 3 berupa risalah kebijakan (policy brief) yang akan disampaikan ke Pemerintah Kota Yogyakarta, DPRD Kota Yogyakarta, dan Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta.